Mahasiswa Program Magister Keperawatan (S2) Fakultas lmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) menyelenggarakan Seminar Nasional Keperawatan yang bertajuk Palliative Care In Cancer. Seminar digelar di Aula Rufaidah FIK UMJ, pada Sabtu (23/7/2022), secara hybrid dan diikuti oleh lebih dari 3647 peserta. Paliative Care In Cancer merupakan tindakan preventif dalam memberikan perawatan pada pasien pengidap kanker agar penderitanya merasa nyaman tanpa harus mengkhawatirkan penyakit yang sedang diidapnya.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Dekan I FIK UMJ, Dr. Yani Sofiayani, M.Kep., Sp.KMB., menyampaikan perawat memilki peran yang sangat besar bagi masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan baik itu di rumah sakit maupun di luar rumah sakit, terlebih bagi masyarakat yang memiliki penyakit menular ataupun tidak menular.
Yani menegaskan bahwa penyakit kanker sangat berpengaruh pada bio sosial dan spiritual, “kanker dapat berpengaruh pada siapapun tidak terkecuali bagi anak-anak, tidak sedikit di Indonesia anak-anak yang terkena kanker, justru kanker bisa lebih fatal jika diidap oleh anak-anak, maka dari itu besar peran perawat untuk memberikan perawatan lebih bagi pasien yang mengidap penyakit kanker.”
Seminar Nasional Keperawatan ini menghadirkan narasumber antara lain Dr. Harif Fadhillah, S.Kp., SH., M.Kep., MH. (Ketua Umum DPP PPNI, Dosen FIK UMJ), Ns. Ade Suryani, SH., M.Kep., Sp.Kep.Onk (Tim Paliatif Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais), Ns. Ame, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Onk (Tim Paliatif Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais), Dr. Nyimas Henny, M.Kep., Sp.Kep.An (Kaprodi Magister Keperawatan FIK UMJ, Ketua IPANI DKI Jakarta), Ns. Purwadi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom (Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ketua Umum IPKKI).
Dua mahasiswa magister FIK UMJ, Ns. Sri Utami Damayanti, S.Kp dan Ns. Yulianti, S.Kep juga berkesempatan memaparkan hasil mini risetnya tentang hubungan tingkat nyeri dan tekanan psikologis dengan kualitas tidur pasien paliatif kanker di RS Jakarta. Dari hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa sebagian besar pasien pengidap penyakit kanker memiliki pengaruh pada kualitas tidurnya, untuk pengidap penyakit kanker paling banyak yaitu berjenis kelamin perempuan dengan presentase 67,40% dan usia yang paling banyak yaitu dewasa awal dengan persentase 32,60% dengan mayoritas penderita sudah mencapai pada stadium 3 (tiga).
Sedangkan Dr. Harif Fadhillah, S.Kp., SH., M.Kep., MH., memaparkan materi terkait peran perawat dalam perawatan palliative care. Peran perawat dalam Palliative Care telah diatur pada Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor: 812/Menkes/SK/VII/2007 tentang Kebijakan Perawatan Paliatif bahwa tujuan dari palliative care adalah meningkatkan kualitas hidup pasien, mengurangi keluhannya, dan dukungan pada spiritual dan psikologi pasien.
Terkait dengan hal tersebut, Ns. Ade Suryani, SH., M.Kep., Sp.Kep.Onk menegaskan bahwa perawatan paliatif pada pasien kanker harus diberikan segera ketika sudah terdiagnosis kanker karena perawatan sedini mungkin akan mempengaruhi perkembangan kanker pada diri pasien.
Keharusan perawatan paliatif pada pasien penderita kanker diperkuat oleh Ns. Ame, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Onk menyampaikan data kasus pengidap kanker pada tahun 2018 sebesar 18,1 juta jiwa dan kasus kematian akibat kanker di tahun yang sama mencapai 9,6 Juta jiwa yang artinya kematian penderita kanker pada tahun tersebut mencapai 50%. “Dari data yang telah disampaikan oleh Global Burder of cancer (GLOBOCAN) kematian akibat kanker akan terus meningkat di setiap tahunnya dan diperkirakan angka kematian akan mencapai 13,1 juta jiwa pada tahun 2030, tentunya dari data tersebut jelas sekali bahwa kanker bukanlah penyakit menular, namun menjadi beban kesehatan di seluruh dunia” ungkap Ns. Ame.
Selain itu, peranan orang tua juga sangatlah penting dalam memberikan semangat bagi anak yang mengidap kanker, seperti yang disampaikan oleh Dr. Nyimas Henny, M.Kep., Sp.Kep.An. “Orangtua merupakan orang yang sangat penting dalam perawatan pada anak kanker. Hal ini sesuai dengan konsep family centered care dalam perawatan pada anak kanker”, jelasnya.
“Perawat juga harus memberikan kesempatan bagi keluarga untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi keluarga untuk mendapatkan kemampuan baru untuk memenuhi kebutuhan anak. Sehingga hal ini dapat meningkatkan efikasi diri orangtua dalam menjalani pengobatan kanker anak,” ucap Nyimas.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Ns. Purwadi, M.Kep.,Sp.Kep.Kom ia menjelaskan perawat memegang peran kunci dalam pemberdayaan keluarga saat anggota keluarga didiagnosa, selama pengobatan, selama perawatan terminal hingga menjelang ajal.
Ia berpesan pada perawat untuk dapat berfikir out of the box dan tampil beda agar keluarga benar-benar memerlukan kehadiran perawat untuk merawat anggota keluarga dengan pengidap kanker, di tengah era digital layanan kesehatan saat ini, karena “touch client” belum ada yang bisa menggantikan perawat.
Pada forum tersebut peserta juga dilibatkan untuk berdiskusi mengenai temuan-temuan perawat dalam memberikan perawatan kepada pasien yang mengidap kanker.