Pesan Simbolik Ritual Ibadah Haji dalam Konteks Sosial Kemanusiaan

Oleh :
Dinar Meidiana
Jamaah Salat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 H (09/07), memenuhi Plaza Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Lebih dari 3000 (tiga ribu) jamaah salat Idul Adha, Sabtu, 10 Dzulhijjah 1443 H (09/07), memenuhi Plaza Universitas Muhammadiyah Jakarta sejak pukul 06.00 pagi. Salat Idul Adha yang diselenggarakan oleh Dewan Kemakmuran Masjid At-Taqwa UMJ, menghadirkan Imam Besar Masjid At-Taqwa, Dr. Adi Mansah Alfaruq sebagai imam salat, dan Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si. sebagai khotib.

Idul Adha merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam. Hari tersebut sangat bermakna karena umat Islam diajarkan untuk memaknai dan menauladani ajaran Islam yang diturunkan Allah melalui nabi Ibrahim as. dan nabi Ismail as. Kalau dilihat dan digali lebih dalam, ibadah haji memiliki makna yang sangat dalam dalam. Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ma’mun Murod, M.Si., dalam khotbah Idul Adha, Sabtu (09/07).

Ma’mun menyampaikan bahwa ibadah haji merupakan manifestasi dari egalitarianisme sebagai ajaran Islam. Selain itu, ibadah haji juga merupakan manifestasi nilai-nilai kemanusiaan yang dibawa oleh nabi Ibrahim as. Dari kisah nabi Ibrahim, terdapat dua hal fundamental, yakni pertama, tauhid yang berarti umat Islam harus berani mengatakan tida kepada selain Allah. Kedua, peristiwa qurban sebagai puncaknya ujian bagi nabi Ibrahim.

Selain perihal ibadah qurban, dalam khotbahnya, Ma’mun juga membawa jamaah untuk melihat kedalaman makna ibadah haji yang selama ini dilihat oleh sebagian besar umat Islam khususnya di Indonesia sebagai ibadah yang sifatnya ritual.

Ibadah haji memiliki makna simbolik yang harus dipahami oleh umat Islam. Rukun haji yang diatur, sarat akan pesan simbolik dalam konteks sosial kemanusiaan. Orang berhaji mengenakan pakaian ihram, pakaian berwarna putih, yang mneunjukkan egalitarianisme dalam Islam. Thawwaf (berkeliling ka’bah sebanyak 7 kali) bermakna historis, sebagian mufassir menafsirkan bahwa thowaf adalah manifestasi sebagai hukuman kepada para malaikat atas protes yang dilayangkannya pada Allah tentang penciptaan manusia.

Orang berhaji juga diharuskan melaksanakan syai, yakni berlari-lari kecil dari bukit shofa ke bukit marwah sebanyak 7 kali. Selain makna historis, syai juga mengajarkan umat Islam untuk melakukan usaha sungguh-sungguh. Dengan kata lain, Sai adalah usaha yang dimulai dengan Shafa (kesucian) dipastikan akan memperoleh Marwah (kepuasan hati).

Orang berhaji juga diharuskan melakukan wukuf di padang Arafah yang merupakan inti dari ibadah haji. Arafah adalah wujud kasih sayang Allah, di wilayah Arafah, tepatnya di Jabal Rahmah, Allah mempertemukan dua manusia yang telah terpisah ribuan tahun yakni Adam dan Hawa. Selain itu, di padang Arafah pada haji wada, Rasul menyampaikan pidato yang berisi tentang penegasan akan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam khotbahnya, Raktor UMJ menyayangkan pemahaman umat Islam khususnya di Indonesia yang masih memaknai ibadah haji sebatas ritual saja. Ma’mun mengutip Prof. Ali Mustofa, dari Universitas Islam Indonesia, yang mengkritik keras ritual ibadah haji. Karena peribadatan haji yang ritualistik, maka tak heran kalau masih banyak umat Islam lebih suka berlomba-lomba ibadah haji dan umroh. daripada menjalankan nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam ibadah haji.

“Tak ada satupun ayat yang menyuruh umat Islam berhaji berkali-kali. Sementara masih banyak ibadah yang masih harus dilakukan, seperti menyantuni anak yatim, memberi makan orang miskin,” tegas Ma’mun

Pada akhir khotbah, Ma’mun menyampaikan bahwa umat Islam harus bisa menghadirkan esensi ibadah haji yaitu penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, “Maka, Indonesia yang diharapkan sebagai baldatun toyiibatun warobbun ghofur dapat tercapai.”

Selain menyelenggarakan salat Idul Adha berjamaah, DKM At-Taqwa juga menerima dan menyalurkan hewan qurban. Teguh Agus Wahyuda, S.Pd., Ketua Panitia Idul Adha, melaporkan data jumlah hewan qurban yang terdaftar di Masjid At-Taqwa. Pada tahun ini, sampai tanggal 9 Juli 2022, hewan qurban yang terdaftar sebanyak 9 ekor sapi dan 21 ekor kambing. Data jumlah hewan qurban tersebut kemungkinan masih akan bertambah hingga esok hari.

Pemotongan hewan qurban direncakan akan dilakukan pada Minggu (10/07), bertempat di halaman Masjid At-Taqwa pukul 07.30 WIB. Jumlah kantong hewan qurban yang direncanakan sebanyak 1500 kantong, akan didistribusikan kepada pegawai dasar UMJ (pekebun, petugas keamanan, dll), masyarakat sekitar kampus UMJ, panti asuhan dan sekolah-sekolah di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah se-Jabodetabek. (DN)