Program Kuliah Kerja Nyata merupakan agenda rutin bagi perguruan tinggi dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi (di UMJ dikenal dengan Catur Dharma). Program tersebut juga termasuk ke dalam kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang digagas oleh Menteri Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim, B.A., M.B.A.
Begitu pun dengan Program KKN UMJ Tahun 2022 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UMJ. Program tersebut melibatkan 1.371 mahasiswa dari 7 (tujuh) fakultas yang terbagi ke dalam 91 kelompok dengan masing-masing 1 Dosen Pembimbing Lapangan. Jumat (22/07), LPPM UMJ menggelar rangkaian kegiatan Seminar Nasional dan Pelepasan Peserta KKN UMJ Tahun Akademik 2021-2022 secara daring dan disiarkan langsung dari kanal Youtube LPPM UMJ. Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., secara resmi membuka program dan melepaskan 1.371 mahasiswa peserta KKN UMJ.
Pada kesempatan tersebut, Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., turut hadir selaku narasumber dalam seminar nasional dengan memberikan pemaparan terkait Implementasi MBKM melalui KKN Mahasiswa. Paristiyanti menjelaskan bahwa kegiatan luar kampus yang diterapkan UMJ melalui KKN adalah bagian dari MBKM sesuai dengan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Ia mengapresiasi UMJ yang melepaskan 1.371 mahasiswa untuk terjun ke masyarakat.
“Adik-adik yang mengikuti KKN ini akan betul-betul menimba ilmu bagaimana kehidupan ditengah-tengah masyarakat dan bagaimana mencari solusi dari seluruh identifikasi masalah yang ditemui di lapangan,” kata Paristiyanti.
Paristiyanti menekankan pada mahasiswa peserta KKN UMJ bahwa kehidupan yang akan dijalani para mahasiswa setelah lulus dari perguruan tinggi adalah kehidupan di tengah masyarakat. Oleh karenanya ia menegaskan pentingnya kegiatan luar kampus sejenis KKN yang akan memberikan banyak ilmu pada mahasiswa.
Perjalanan bangsa Indonesia membutuhkan peran dari anak bangsa. Maka dari itu, Paristiyanti memberikan pesan-pesan mendalam bagi mahasiswa yang saat itu akan mulai mengabdi kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi perkembangan dunia. Green economy, blue economy, digital economy, pariwisata dan kemandirian kesehatan adalah beberapa hal yang sedang dibangun Indonesia dan diharapkan menjadi isu penting bagi pemuda untuk mempersiapkan masa depan.
Persiapan-persiapan tersebut dapat dilakukan dengan menambah pengetahuan, mengembangkan talenta digital dan melebarkan kolaborasi, terlebih melalui KKN. “Lakukan komunikasi dengan baik. Kalau perlu jalin kolaborasi agar KKN betul-betul memberikan inovasi sebagai cermin dari ekspresi tujuan UMJ menurunkan adik-adik (mahasiswa) melakukan kegiatan KKN di daerah masing-masing,” ungkap Paristiyanti.
Peluang dan tantangan digitalisasi era industri 4.0 dan society 5.0 juga harus dijadikan perhatian bagi mahasiswa untuk terus mengasah talenta, khususnya talenta digital. Diramalkan bahwa akan ada 75-375 juta tenaga kerja yang alih profesi dan 1.8 juta pekerjaan akan digantikan oleh robot yang dikenal dengan AI mechine (mesin kecerdasan buatan). Kecerdasan buatan disebut dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam berbagai urusan. “Maka pelajarilah berbagi macam hal yang berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan juga kompetensi tentang robot, sekaligus dengan big data artificial intelligence yang memang harus diintegrasikan dengan berbagai aspek kehidupan,” ungkap Paristiyanti.
Sehubungan dengan tantangan menghadapi AI, Paristiyanti mengajak para mahasiswa untuk mengutamakan akhlak mulia. “Tapi jangan lupa robot tidak bisa memberikan kasih sayang, akhlak mulia dan kolaborasi,” tambahnya.
Menutup sesi seminar, Paristiyanti menjelaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membangun negeri. “Membangun negeri harus dimulai dari perguruan tinggi. Karena orang yang paling siap terjun di masyarakat dengan berbagai macam pengetahuan, keterampilan dan sikap adalah mahasiswa. Maka kegiatan-kegiatan ini bisa dikawal dan diimplementasika melalui KKN sebagai laboratorium untuk berlatih,” ujar Paristiyanti. (DN/KSU)