Pandemi Covid-19 mulai melanda wilayah Indonesia pada 2020 berdampak pada terhambatnya program-program pembangunan nasional. Salah satunya upaya penurunan angka prevalensi stunting yang menjadi agenda penting bagi pemerintah di bidang kesehatan. Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada program penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia. Pemerintah menargetkan penurunan angka prevalensi stunting dari 24.4% menjadi 14% pada 2024 mendatang. Namun target tersebut terhambat karena adanya pandemi Covid-19.
Saat ini jumlah stunting pendek dan sangat pendek di Indonesia pada balita mencapai 5,33 juta. Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Munaya Fauziah, SKM., M.Kes., saat ditemui di Gedung FKM UMJ pada Rabu (20/07), menjelaskan bahwa adanya dampak yang akan dihadapi ketika penurunan angka prevalensi stunting tidak segera dipercepat yakni terlambatnya pertumbuhan dan perkembangan balita, serta pertumbuhan dan perkembangan otak.
Program percepatan penurunan angka prevalensi stunting terjadi karena Covid-19 menghambat berjalannya pelayanan kesehatan seperti biasanya, khususnya Pos Pelayanan Terpadu. Akibatnya pemantauan perkembangan balita yang dilakukan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) tidak optimal seperti saat sebelum terjadi pandemi Covid-19. Krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi juga menyumbang kemungkinan dampak terhadap stunting di Indonesia. Menurunnya ekonomi keluarga dapat menurunkan distribusi nutrisi pada anggota keluarga, sehingga ada kemungkinan kekurangan gizi kronis. “Kemungkinan resesi ekonomi berdampak pada kemampuan keluarga unutk mendistribusi asupan makanan pada anggota keluarga. Terutama keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah,” tegas Munaya.
Dalam rangka upaya menjawab permasalahan dan tantangan tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat UMJ akan menggelar The 2nd Muhammadiyah International Public Health and Medicine Conference (MIPHMC) dengan tema Stunting: Impact of Covid-19 on Food Security and Nutrition. Konferensi internasional ini merupakan salah satu dukungan dan dorongan yang diupayakan oleh FKM UMJ sebagai institusi pendidikan kepada pemerintah Indonesia dalam program percepatan penurunan angka prevalensi stunting.
Konferensi internasional yang akan digelar secara daring pada Kamis-Jumat, 28-29 Juli 2022, akan melibatkan pembicara dari berbagai negara yakni Prof. AOKI Takenobu (Chiba University, Jepang), Prof. Dr. Juliana Jalaludin (University Putra Malaysia), Prof. Dr. Datuk Buyung Agusdinata (Arizona State University), Prof. Dr. dr. Razak Thaha (Universitas Muhammadiyah Jakarta), Dr. Amilia Afzan Muhd Jamil (Deputy President of Malaysian Assaociation of Maternal and Neonatal Health), dan Gita Nirmala Sari, SST., M.Keb., Ph.D.Med.Sc. (Osaka University). Selain itu MIPHMC juga akan menghadirkan Dr. Ma’mun Murod, M.Si. (Rektor UMJ), Dr. Andriyani, M.Kes. (Dekan FKM UMJ), Dr. dr. Muhammad Fachri, Sp.P. (Dekan FKK UMJ), Prof. Dr. H. Arif umantri, SKM., M.Kes. (Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia).
Dalam konferensi tersebut, peserta akan mendapatkan ruang untuk berbagi informasi dan pengetahuan terkait stunting terkini dari pakar dan ahli di berbagai negara. Munaya, selaku ketua pelaksana konferensi mengungkapkan, “sharing knowledge dari satu negara dengan negara lain, dari akademisi dengan akademisi lain untuk bisa membantu pemerintah menurunkan angka stunting. Ini adalah salah satu cara juga untuk mahasiswa terutama di Indnesia dan akademisi yang berminat untuk bisa berkumpul. Berkumpul bersama kemudian untuk mendapatan pengetahuan yg lebih mendalam mengenai stunting yg terkait dengan dampak Covid-19 terhadap kejadian stunting di Indonesia.”
The 2nd Muhammadiyah International Public Health and Medicine Conference (MIPHMC) akan menghimpun hasil penelitian yang disampaikan oleh para pemateri dan para presentan ke dalam buku prosiding internasional. Munaya menghimbau pada akademisi dan peminat masalah gizi untuk berkontribusi dalam konferensi ini sehingga bisa berbagi pengetahuan dari berbagai pihak, baik dalam dan luar negeri mengenai stunting dan dampak Covid-19 terhadap stunting. Konferensi internasional ini merupakan bagian dari ikhtiar FKM UMJ sebagai institusi pendidikan yang turut berperan penting dalam mengentaskan masalah kesehatan. (DN)