Al-Mustofa International University Iran Tawarkan Kerja Sama Bidang Pendidikan pada UMJ

Oleh :
Dinar Meidiana
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menghadiri pertemuan antara Muhammadiyah dengan Al Mustofa International University (AIU) Iran, pada Kamis (16/06) di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Ma’mun Murod, M,Si., berkesempatan menghadiri pertemuan antara Muhammadiyah dengan Al Mustofa International University (AIU) Iran, pada Kamis (16/06) di Gedung Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah dan dua PTMA lain yakni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan UHAMKA. Muhammadiyah yang diwakili oleh Prof. Syafiq Mughni, M.A., Ph.D., dan Abdul Abiq, Rektor Al Mustofa International University Iran saling memeperkenalkan diri dan institusi.

Pertemuan dilakukan untuk penjajakan kerja sama antara AL Mustofa International University dengan Muhammadiyah khususnya Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).

Mengawali perkenalan, Syafiq mengaku merasa senang dan terhormat karena dikunjungi oleh Rektor AL Mustofa International University Iran beserta beberapa utusannya. “Kami merasa bergembira dan terhormat dikunjungi, sehingga bisa saling mengenal dan bekerja sama untuk kemajuan masyarakat Islam dan seluruh umat manusia”, ungkap Syafiq.

Dalam sambutannya, Syafiq juga mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki amal usaha yang jumlahnya ribuan, mulai dari lembaga pendidikan hingga rumah sakit. Amal usaha tersebut sangat terbuka dengan kerja sama internasional. “Muhammadiyah berjuang untuk menegakkan perdamaian dan kehidupan yang harmoni dengan semua golongan. Sehingga Muhammadiyah terus mensyiarkan dan memperjuangkan kemaslahatan bagi umat. Tidak hanya bagi umat Islam tapi seluruh manusia di dunia berdasarkan ajaran Islam, karena Islam adalah rahmatan lil alamin“, ujar Syafiq.

Abdul Abiq, memperkenalkan kampus beserta program-programnya. Ia juga menjelaskan keyakinannya tentang Islam. “Islam yang kita perjuangkan adalah Islam moderat, yang menampilkan wajah damai dengan siapapun”, ujar Abdul.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa kerja sama yang akan ditawarkan oleh Al Mustofa International University, Iran adalah untuk kemajuan umat Islam. Melalui program-program yang ada di Al Mustofa International University Iran, Abdul memberikan rekomendasi short course bagi mahasiswa S1, S2, atau S3.

Tawaran ini disambut baik oleh Rektor UMJ, UHAMKA dan UMY. Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., pada kesempatan tersebut menegaskan bahwa Muhammadiyah memiliki spirit yang sama dengan AL Mustofa International University (AIU), yakni moderasi Islam.

Menurutnya integrasi keilmuan yang diterapkan di AIU adalah peluang kerja sama yang bagus. “Integrasi keilmuan dalam keterkaitan dengan asiyasah al islamiyah, kemudian ekonomi Islam, kemudian terkait dengan filsafat keislaman, bisa ditindak lanjuti dengan yang ada di Indonesia”, ungkap Ma’mun.

Ketua KUI PTMA se-Indonesia, Yordan Gunawan, menerima tawaran dan memberikan tawaran program. “Hal yang bisa langsung dijalankan untuk korlaborasi, tidak pada topik tapi sudah pada aktivitas yang memang sudah kami kerjakan selama ini yaitu visiting professor dan student exchange, karena justru pola inilah yang menurut kami akan bisa mengharmonisasi paradigma yang berbada antara orang Indonesia dengan Iran. Begitu juga tentang sunni-syiah atau mazhab lainnya yang selama ini dianggap berbeda,” ungkap Yordan.

Pada pertemuan tersebut, Prof. Ahmad Zainuri, mewakili Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah memberikan rekomendasi kepada pihak AIU Iran, untuk terbuka dalam hal informasi terkait akademik dan kurikulum. “Informasi tentang penawaran program studi keislaman menjadi sangat penting, yang menurut saya bisa terbuka dan bisa diakses oleh siapapun lintas mazhab. Sehingga tidak benar bahwa ada syiaihsasi atau sunnisasi,” ujar Zainuri.

Permohonan tersebut menurutnya penting mengingat stereotip dan label Iran di mata masyarakat muslim Indonesia dapat mempengaruhi proses kerja sama.

Muhammadiyah mengajarkan moderasi Islam, tentu ini menjadi alasan terbukanya pintu kerja sama dengan siapapun. Syafiq Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga menegaskan bahwa penjajakan kerja sama ini tidak ada hubungannya dengan program syiahisasi atau sunnisasi.

Pertemuan penjajakan kerja sama ini akan berlanjut pada pertemuan lanjutan antara Al Mustofa International University Iran dengan PTMA terkait. Pada akhir pertemuan, Syafiq juga menegaskan bahwa kerja sama dilakukan untuk kepentingan bersama. “Nampaknya cukup menarik, kita juga mengundang mereka untuk belajar di Universitas Muhammadiyah. Mungkin mahasiswa Iran akan belajar di sini, dan tukar-menukar dosen antar universitas itu juga mungkin dilakukan. Kita telah menyatakan bahwa itu tidak ada kaitannya dengan program syiaihsasi atau sunnisasi.

“Kita berorientasi pada peningkatan kualitas akademik. Jadi dengan siapapun kita akan bekerja untuk itu, asal untuk kepentingan kita bersama,” ungkap Syafiq. (DN/KSU)