Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) melaksanakan Sosialisasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA) Tahun 2022 yang dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh 117 Peserta yang terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa pada Rabu (13/04/22).
PPK ORMAWA ini merupakan kegiatan Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan melalui desa-desa yang akan menjadi binaan, kegiatan ini menggantikan PHP2DZ (Program Holistik Pembinaan Dan Pemberdayaan Desa) yang sebelumnya adalah kegiatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa.
Terdapat 14 Program PPK ORMAWA; 1. Sociopreneur; 2. Pertanian Masa Depan; 3. Sekolah Perempuan; 4. Desa/Kelurahan Digital; 5. Sanggar Tani Muda; 6. Konservasi Tanaman Obat; 7. Rumah Sampah Digital; 8. Desa/Kelurahan Sehat; 9. Desa/Kelurahan Cerda; 10. Rumah Inovasi; 11. Kampung Iklim; 12. Desa/Kelurahan Maritim; 13. Desa/Kelurahan Hutan; 14. Aktivittas Lain Pilihan Ormawa.
Wakil Rektor IV UMJ, Dr. Septa Candra, SH, MH., menyampaikan dalam sambutannya, bahwa kegiatan PPK ORMAWA tidak berorientasi pada dana hibah semata namun pada pengembangan dari Soft Skill mahasiswa, ia menjelaskan kegiatan PPK ORMAWA ini bentuk dari pengabdian kepada masyarakat melalui pembinaan desa-desa yang akan dijalani.
“Setiap lembaga mahasiswa akan memiliki desa binaannya masing-masing, dan ini merupakan komitmen untuk meningkatkan kualitas organisasi mahasiswa yang ada di lingkungan UMJ, jadi kedepannya setiap Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) wajib memiliki program kerja yang mendukung pelaksanaannya PPK ORMAWA dan setiap lembaga akan memiliki desa binaanya sendiri”, jelasnya.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) FISIP UMJ, Dr. Oktaviana Purnamasari, M.Si sekaligus Pembina Pemenang Hibah tahun 2021 melalui Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi (HIMAKOM) menyampaikan kunci keberhasilan proposal hibah adalah sebelum membuat proposal mahasiswa harus turun ke lapangan terlebih dahulu untuk survei apa yang dibutuhkan dari desa yang akan menjadi binaannya tersebut dan pada akhirnya akan mendapatkan masalah, dan roadmap-nya. “Program Ilkom waktu lalu di Desa Kuripan adalah Digitalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), bukti bahwa kita sudah melakukan survei harus disertakan (dokumentasi). Jadi akan meyakinkan reviewer bahwa kita tidak asal dalam menentukan lokasi, ada keberlanjutan dan kita melakukan survei”, jelas Okta
Jodhi Hermawansyah mahasiswa Ilkom pemenang hibah tahun 2021 menyampaikan tips untuk lolos program penguatan kapasitas organisasi kemahasiswaan. Jodhi membagikan cerita proses mahasiswa yang tergabung dalam HIMAKOM mengajukan proposal, mulai dari observasi (assessment), menyusun program, dan menyusun proposal program untuk di Desa Kuripan. Selain itu juga memberikan gambaran kendala yang ditemui selama proses observasi sampai implementasi program terakhir Jodhi menceritakan gambaran pada saaat presentasi di depan reviewer. (KSU/Fahmi)