Perguruan Tinggi Harus Punya Karakter, Integritas, Growth Mindset dan Orientasi Future Practice untuk Menghadapi New Normal

Oleh :
Winda Dwi Astuti
Suasana kuliah umum dengan tajuk “Pendidikan Tinggi dan Transformasi Bangsa Era New Normal” yang dilaksanakan di Universitas Tanjungpura (Untan) pada Senin (7/03/22).

Pasca pandemi Covid 19, istilah new normal kembali ramai diperbicangkan termasuk di lingkungan pendidikan khususnya pada kalangan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Hal inilah yang menjadi salah satu latar belakang kuliah umum dengan tajuk “Pendidikan Tinggi dan Transformasi Bangsa Era New Normal” digagas oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dilaksanakan di Universitas Tanjungpura (Untan) pada Senin (7/03/22).

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan ICMI serta penandatangan MoU antara PTN atau PTS terkait Program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).

Wakil Rektor I UMJ, Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kes. (ketiga dari kanan) saat foto bersama menunjukkan MoU yang telah ditandatangani bersama antar Perguruan Tinggi dengan Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) (07/3/22).

Terdapat beberapa PTN maupun PTS yang hadir dan terlibat dalam kerja sama tersebut di antaranya Universitas Tanjungpura, Universitas Airlangga, Universitas Majalengka, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Gorontalo, Universitas Negeri padang, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Universitas Terbuka.

Dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Jakarta diwakili oleh Wakil Rektor I, Dr. Muhammad Hadi, S.KM., M.Kes.

Selain perwakilan dari berbagai perguruan tinggi tersebut, acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., dan Wakil Walikota Pontianak, Bahasan, S.H.

Sebagai tuan rumah, Rektor Untan dalam sambutannya mengatakan bahwa pentingnya peran perguruan tinggi untuk menjadi pendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, penyiapan kreatif dan human capital serta tulang punggung inovasi. “Harapannya agar kerja sama antar PTN atau PTS dengan ICMI dan kerja sama antar PTN atau PTS tentang program MBKM menjadi komitmen bersama untuk menjawab isu-isu human security”.

Sedangkan H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., selaku Gubernur Kalbar pada sambutannya menjelaskan pentingnya kolaborasi pemerintah daerah dengan perguruan tinggi.

Kemudian pada kuliah umum tersebut Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si., Ketua Umum ICMI sekaligus Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) pada paparan pertamanya, menjelaskan tentang identitas penting ICMI yakni keislaman, keindonesiaan dan kecendikiawan. “Tugas utama cendikiawan adalah cendekiawan adalah mencerahkan, menginspirasi, menggerakkan pada sesuatu yang baru berkaitan dengan inovasi”, kata Prof. Arif.

Ia mengatakan bahwa terdapat tiga perubahan besar yang saat ini dihadapi perguruan tinggi yaitu perbuahan iklim, revolusi industry 4.0 dan Covid 19, yang mana menghasilkan Green atau Blue Economy, Digital Economy dan New Normal Economy.

Prof. Arif juga menyebut bahwa salah satu faktor terpenting kemajuan suatu negara adalah inovasi dan talen, sehingga dinilai perlu untuk melakukan pembaruan PT (Perguruan Tiggi) menjadi lebih maju. “Kekuatan lainnya, tiga hal pokok menghadapi new normal yaitu karakter, integritas dan growth mindset, serta orientasi pada future practice”, ungkapnya.

Tidak hanya itu ia juga menekankan pentingnya percaya diri agar bisa menjadi leader, bukan hanya follower. Tidak mengandalkan modal masa lalu, tapi bermodal kreatifitas sebagai modal masa depan. (KSU/WD)