JAKARTA—Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr. Ma’mun Murod S.Sos., M.Si. menghadiri secara daring Upacara Pembukaan World Islamic Social Science Congress 2021 (WISSC 2021) pada hari Rabu (29/12). Kongres yang mengusung tema “Islam For Universal Well-Being: A Way Forward” ini merupakan sebuah acara kolaboratif antara Faculty of Applied Social Science, Universiti Sultan Zainal Abidin, Malaysia bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Indonesia dan Sultan Sharif Ali Islamic University, Brunei Darussalam, dan beberapa universitas lainnya yang bertujuan untuk menciptakan forum diskusi bagi para akademisi untuk dapat memberikan kontribusinya pada perkembangan Islam melalui perspektif ilmu sosial.
Acara yang digelar selama dua hari pada Rabu (29/12) dan Kamis (30/12) melalui platform virtual ini, mengundang YAB. Dato’ Seri Dr. Ahmad Samsuri Bin Mokhtar, Chief Minister of Terengganu untuk memberikan pidato pembukaan, juga menghadirkan sebanyak lima orang keynote speaker untuk memberikan pandangannya terkait tema yang diusung, yaitu Prof. Datuk Dr. Yahaya Bin Ibrahim dari UNISZA yang juga merupakan Deputy Head of History, Heritage and Sosioculture Cluster, The National Council of Professor. Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA., perwakilan PP Muhammadiyah, Prof. Emeritus Dato’ Paduka Dr. Mohmood Zuhdi Bin Haji Abd. Majid dari University of Malaya, juga sebagai Chairman of Majlis Dakwah Negara Malaysia, Prof. Dr. Norizan Binti Abdul Ghani, Dekan Faculty of Applied Social Science, UNISZA, dan Prof. Dr. Razali Bin Mat Zin dari Sultan Sharif Ali Islamic University.
YAB. Dato’ Seri Dr. Ahmad Samsuri Bin Mokhtar dalam pidatonya menyatakan bahwa “Well-being dapat disebut sebagai the quality of life, individu dengan well-being yang tinggi akan berupaya untuk menjaga kesehatannya secara fisik dan mental agar mampu menyelesaikan tantangan, mencapai kebahagiaan, dan kepuasan dalam kehidupannya. Untuk mencapai hal tersebut kita harus meletakan Islam sebagai dasar dalam kehidupan kita. Kongres ini diharapkan mampu untuk menghasilkan berbagai publikasi ilmiah yang bermanfaat tidak hanya bagi para akademisi tetapi juga bagi masyarakat Islam di seluruh Dunia”.
Prof. Datuk Dr. Yahaya Bin Ibrahim, mengawali kongres ini dengan menjelaskan secara umum mengenai sejarah perkembangan Islam, mulai dari perjalanan perluasan teritorial, pengaruh Islam di dunia, hingga munculnya fenomena islamophobia yang menciptakan berbagai persepsi negatif terhadap Islam dan pemeluknya. Keberadaan komunitas pendukung islamophobia, serta adanya kesalahpahaman yang ditunjukkan terhadap Islam, tentu saja memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan mayarakat Islam di dunia. Hal inilah yang menjadi tantangan baru bagi masyarakat Islam untuk dapat mewujudkan Islam for universal well-being.
Di sisi lain Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA., memaparkan pandangannya terkait dengan berbagai fakta dan problematika yang sedang dihadapi oleh umat Islam yang harus terus dibenahi dan dikelola dengan baik. Beliau menyatakan bahwa umat Islam adalah umat yang perkembangannya paling pesat di dunia terutama dari segi kuantitas. Namun perkembangan tersebut juga disertai dengan berbagai problematika yang harus bersama-sama ditemukan solusinya, seperti adanya perbedaan paham keagamaan yang menjadi salah satu faktor dalam merenggangkan solidaritas di dalam tubuh Islam itu sendiri, adanya konflik kepentingan di setiap negara yang memungkinkan adanya praktik hegemoni bahkan mendikte kehidupan masyarakat muslim yang belum memiliki independensi dalam menentukan sikap politik, serta belum optimalnya kompetensi masyarakat Islam dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai penutup rangkaian sambutan, Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, MA., berharap semoga dengan adanya acara ini kita dapat berkontribusi dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut, sehingga dapat bersama mewujudkan umat yang unggul, karena sesungguhnya Islam sendiri adalah agama yang unggul. Semoga kongres ini juga tidak hanya bermanfaat bagi Islam sendiri tetapi juga untuk masyarakat non-muslim lainnya di dunia.