Banjir besar yang melanda sejumlah wilayah di Bali sejak Rabu (10/09/2025) menelan korban jiwa. Hingga Kamis (11/09/2025) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 16 orang, sementara satu orang masih dinyatakan hilang.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan adanya penambahan jumlah korban setelah tim gabungan berhasil menemukan salah satu dari dua korban yang sebelumnya dilaporkan hilang.
“Dengan demikian total korban meninggal dunia akibat banjir Bali menjadi 16 orang. Satu orang lainnya masih dalam pencarian,” ujarnya dilansir Antara.
Dilansir dari detik.com, BNPB merinci korban meninggal terdiri dari 10 orang di Kota Denpasar, 2 orang di Kabupaten Jembrana, 3 orang di Kabupaten Gianyar, dan 1 orang di Kabupaten Badung. Salah satu korban terbaru adalah Maimunah (75), yang ditemukan tim SAR di Jalan Sulawesi, Denpasar, setelah bangunan tempat tinggalnya roboh diterjang banjir. Penemuan ini dikonfirmasi Danrem 163/Wira Satya, Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadi Saputra.
Selain korban jiwa, 562 warga terpaksa mengungsi, sebagian besar di Kabupaten Jembrana dan Kota Denpasar. Mereka ditempatkan di sejumlah fasilitas umum, termasuk sekolah, balai desa, musala, dan banjar, yang difungsikan sebagai pos darurat.
BNPB memastikan kondisi Bali perlahan berangsur normal. Sebagian besar wilayah yang sebelumnya terendam sudah mulai surut, meski upaya pencarian korban hilang, pembersihan material banjir, dan penyedotan genangan masih terus dilakukan.
Kepala BNPB, Suharyanto, menyebut banjir kali ini merupakan yang terparah dalam satu dekade terakhir. Ia menjelaskan bahwa curah hujan ekstrem mencapai 385 mm dalam sehari dipicu fenomena atmosfer Gelombang Rossby dan Kelvin, yang menyebabkan Bali terdampak banjir besar meski seharusnya sudah memasuki musim kemarau.
Sementara itu, Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan pihaknya telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu pekan sejak Rabu (10/09/2025). Keputusan ini diambil untuk mempercepat penanganan, termasuk perbaikan infrastruktur yang rusak serta pemulihan aktivitas masyarakat.
Hingga kini, tim SAR gabungan masih menyisir sejumlah titik terdampak banjir, terutama di Denpasar, untuk mencari korban hilang. BNPB juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat perubahan iklim dapat memicu cuaca ekstrem yang sulit diprediksi.
Baca info menarik lainnya di www.umj.ac.id