Setelah 33 Tahun Bisnis di Indonesia, Tupperware Akhirnya Bangkrut

Oleh :
Ahmad Noval
Sumber foto: Satu Indonesia

Tupperware merupakan sebuah merek yang identik dengan wadah makanan plastik berkualitas, pernah menjadi simbol modernisasi dapur dan kesayangan ibu-ibu di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Tupperware pertama kali diperkenalkan oleh seorang bernama Earl Tupper pada tahun 1946 di Amerika Serikat. Tupper, seorang ahli kimia, menciptakan wadah penyimpanan makanan dari plastik yang menggunakan penutup inovatif untuk menjaga makanan tetap segar.

Wadah ini terbuat dari plastik yang ringan dan tahan lama, menjadikannya solusi ideal untuk penyimpanan makanan di rumah. Penutup burping seal yang menjadi ciri khas Tupperware merupakan salah satu inovasi terpenting, karena memungkinkan udara dikeluarkan sehingga menjaga kualitas makanan lebih lama.

Melansir dari instagram resmi Tupperware (@tupperwareid) , ia mengumumkan bahwa setelah 33 tahun beroperasi, dengan berat hati mereka akhirnya menyetop produksinya sejak Jum’at (31/01/2025).

Dalam unggahannya, perusahaan menyatakan alasan penghentian bisnis di Indonesia berdasarkan keputusan induk perusahaan yang telah memutuskan untuk menghentikan aktivitas di sebagian besar negara.

Selanjutnya, Tupperware menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Indonesia karena sudah menjadi bagian dari perjalanan bisnis perusahaan.

Tupperware dan beberapa anak usahanya menyatakan bangkrut dengan melayangkan Chapter 11 yakni permohonan perlindungan kebangkrutan pada Selasa, 16 September 2024. Langkah ini diambil setelah berkurangnya permintaan produk-produk Tupperware oleh pasar dan kerugian finansial yang membengkak.

Melansir dari situs web Tempo, Perusahaan yang berpusat di Orlando, Florida tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan pada Selasa malam, dengan utang sebesar US$ 818 juta  (Rp 214 triliun) dan rencana untuk mencari pembeli dalam waktu 30 hari.

Selain menghentikan bisnisnya di Indonesia, Tupperware juga menyetop operasionalnya pada sebagian besar negara. Adapun keputusan itu merupakan bagian dari langkah global perusahaan.

Para ahli ekonomi menyebut masalah utama Tupperware terletak pada model bisnis yang sulit bersaing di era digital ini. Penjualan langsung tidak lagi menarik bagi konsumen muda yang lebih suka berbelanja secara daring melalui platform e-commerce.

Editor : Dian Fauzalia