Hujan deras yang mengguyur Pulau Bali sejak Selasa (09/09/2025) hingga Rabu (10/09/2025) memicu banjir di sejumlah wilayah. Bencana ini tidak hanya merendam rumah warga dan melumpuhkan akses jalan, tetapi juga merenggut empat korban jiwa.
Dilansir dari bali.inews.id, banjir mulai melanda kota Denpasar sekitar pukul 03.00 WITA. Air meluap di kawasan Jalan Kebo Iwa Selatan, Denpasar Barat, hingga merendam rumah kos setinggi pinggang orang dewasa.
Sementara itu, di Kampung Wanasari, Denpasar Utara, kondisi bahkan lebih parah karena air hampir menyetuh jembatan dan rumah-rumah disekitar bantaran sungai hanya terlihat atapnya. Akses jalan di sekitar Jembatan Tukad Badung dan Jalan Sulawesi lumpuh total serta sebuah bangunan tiga lantai roboh akibat derasnya arus.
Banjir juga menutup jalur vital di Denpasar. Menurut laporan detik.com, ruas Jalan WR Supratman hingga Jalan Raya Batubulan, tepat di dekat Mako Brimob Polda Bali, terputus karena luapan air. Sejumlah sarana publik, mulai halte bus hingga tiang kabel komunikasi, ikut ambruk. Beberapa ruko di bawah jalan utama bahkan tenggelam sepenuhnya.
Seorang warga, I Wayan Pica, menuturkan bahwa banjir kali ini merupakan yang terbesar sepanjang hidupnya, dengan ketinggian air mencapai sepinggul orang dewasa di beberapa titik.
“Ini yang terbesar ini banjirnya karena dari pagi kemarin sampai pagi sekarang masih hujan, itu yang mungkin menyebabkan air meluap dan banjir,” ujarnya.
Dilansir dari cnnindonesia.com, empat korban jiwa diantaranya adalah Nita Kumala (23), warga Desa Pengambengan, Jembrana yang tengah hamil dua bulan, meninggal dunia setelah terseret arus bersama sepeda motor yang dikendarai suaminya. Jenazahnya ditemukan warga di rawa yang tak jauh dari lokasi hanyut. Korban kedua, I Komang Oka Sudiastawa (38) dari Desa Dangin Tukadaya, juga tewas setelah terpeleset ketika mengecek banjir di sekitar rumahnya.
Di Gianyar, dua lansia menjadi korban jiwa. Ni Made Latif (70) meninggal tertimpa runtuhan tembok kamar saat tidur bersama cucunya. Sedangkan Ni Made Rupet (87) tewas setelah tembok rumahnya roboh ketika ia hendak ke kamar mandi dini hari.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menjelaskan bahwa curah hujan ekstrem di Bali dipicu oleh gelombang ekuatorial Rossby yang memicu pertumbuhan awan hujan.
Kepala BMKG Denpasar, Cahyo Nugroho, mengatakan fenomena ini membuat curah hujan di beberapa wilayah mencapai lebih dari 150 milimeter per hari
“Dalam tiga hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Bali,” ujarnya.
Baca info menarik lainnya di www.umj.ac.id