Setiap tahun, tanggal 14 Agustus memiliki arti yang spesial bagi rakyat Indonesia, terutama karena peringatan Hari Pramuka. Pada tahun 2025, tanggal tersebut akan jatuh pada hari Kamis, menandakan perayaan yang signifikan bagi Gerakan Pramuka, yang telah berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda selama bertahun-tahun.
Selain menjadi hari bersejarah bagi gerakan kepanduan nasional, tanggal ini juga bertepatan dengan sejumlah peringatan lain yang bernilai global. Sejumlah peristiwa penting dan hari internasional turut mewarnai kalender di pertengahan Agustus. Menelusuri makna 14 Agustus 2025 bukan sekadar membicarakan hari libur, tetapi juga memahami nilai dan sejarah di balik setiap peringatannya. Khususnya Hari Pramuka, yang hingga kini tetap berperan penting dalam membina dan mendidik generasi muda bangsa.
Peringatan tersebut mengajak masyarakat untuk menghargai nilai kebersamaan, kepemimpinan, serta semangat membentuk karakter generasi muda. Tahun ini, Hari Pramuka mengusung tema “Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI” yang menegaskan komitmen Gerakan Pramuka dalam memperkuat kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak demi ketahanan bangsa menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Melansir dari goodnewsfromindonesia.id, gerakan kepramukaan sudah dikenal di Indonesia sejak masa penjajahan Belanda. Namun, Gerakan Pramuka baru resmi dibentuk oleh Presiden Soekarno pada 1961, dan sejak itu pula peringatan Hari Pramuka dimulai. Sebelumnya, pada 1912, organisasi ini bernama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) sebelum berganti menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereeniging (NIVP) pada 1916.
Perkembangan ini menginspirasi lahirnya gerakan kepanduan independen di Indonesia, seperti Javaansche Padvinders Organisatie yang dipelopori Mangkunegara VII di Surakarta. Selanjutnya, muncul berbagai organisasi lain seperti Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo), Ikatan Pandu Indonesia (Ipindo), Persaudaraan Organisasi Pandu Puteri Indonesia (Poppindo), dan Kepanduan Putri Indonesia (PKPI).
Pada 9 Maret 1961, Presiden Soekarno mengumpulkan para tokoh kepanduan untuk mempersatukan gerakan ini. Puncaknya, pada 14 Agustus 1961, ia memimpin Majelis Pimpinan Nasional (Mapinas) dan meresmikan Gerakan Pramuka, sekaligus menyerahkan panji-panji Pramuka kepada para tokoh. Momen bersejarah tersebut kini dikenang sebagai hari lahir Pramuka, yang tujuannya membentuk generasi muda Indonesia yang tangguh, berani, dan cinta tanah air.
Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti “Rakyat Muda yang Suka Berkarya”. Melalui kegiatan Pramuka, para remaja diajarkan banyak keterampilan hidup, seperti bertahan di alam, bekerja sama dalam tim, serta menanamkan nilai-nilai moral yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
Baca info menarik lainnya www.umj.ac.id