Film animasi “Merah Putih: One For All” yang mengusung tema nasionalisme mencuri perhatian publik. Namun, bukannya mendapatkan sambutan hangat, karya yang mengedepankan pesan persatuan ini justru mendapat kritik dari warganet, terutama mengenai kualitas animasi yang dinilai tidak sesuai harapan.
Menjelang penayangan resminya di bioskop pada Kamis, 14 Agustus 2025, film yang diharapkan menjadi bagian dari perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan RI ini justru memicu pro dan kontra. Alih-alih menuai sambutan positif, publik ramai melontarkan kritik setelah poster dan trailer resminya dirilis.
Karya ini disutradarai dan ditulis oleh sutradara sekaligus penulis Endiarto dan Bintang, dengan Toto Soegriwo sebagai produser. Melalui akun Instagram pribadinya, @totosoegriwo, Toto mengungkap biaya produksi film mencapai Rp6,7 miliar, sementara proses pembuatannya hanya memakan waktu kurang dari satu bulan.
Sejak trailer pertama tayang di YouTube, perhatian publik langsung tertuju pada film ini. Namun, bukannya mendapat pujian, kualitas animasinya justru banyak dikeluhkan warganet. Menanggapi kritik tersebut, Toto Soegriwo lewat Instagram menulis, “Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?”
Melansir dari detiknews, anggota DPR RI Lalu Hadrian Irfani turut memberi tanggapan. Ia mengapresiasi hadirnya karya anak bangsa bertema nasionalisme ini, namun berharap kritik publik dijadikan bahan pembelajaran.
“Informasi mengenai film ini terbilang minim. Mayoritas media hanya menyebutkan bahwa ini adalah film animasi lokal bernuansa nasionalisme. Namun, sorotan terbesar publik justru pada kualitas dan anggaran produksinya,” ujar Lalu Hadrian, Senin (11/8/2025).
Ia menambahkan, banyak warganet yang mengomentari kualitas visual film ini. Meski demikian, pimpinan Komisi X DPR RI itu tetap memberikan apresiasi terhadap pesan yang dibawa.
Menurutnya, masukan publik merupakan bagian dari proses evaluasi untuk mendorong industri kreatif tanah air agar terus berbenah. Ia pun mendorong pemerintah memberikan dukungan nyata bagi karya lokal.
Film “Merah Putih: One For All“ dijadwalkan tayang di bioskop, dengan trailer yang telah diunggah di kanal YouTube Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film. Ceritanya mengisahkan sekelompok anak terpilih yang membentuk Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan setiap upacara 17 Agustus.
Tiga hari sebelum upacara, bendera tersebut hilang. Delapan anak dari beragam latar budaya—Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa—bersatu dalam misi heroik mencari bendera yang raib secara misterius. Mereka menghadapi perbedaan, melintasi sungai, hutan, dan badai, serta mengendalikan ego demi tujuan mulia mengibarkan bendera di Hari Kemerdekaan. Dengan keberanian, kerja sama, dan rasa cinta tanah air, mereka membuktikan bahwa perbedaan adalah kekuatan, bukan penghalang.
Baca info menarik lainnya di www.umj.ac.id