Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) mendukung Guru menguasai Kecerdasan Artifisal melalui Workhop KOPIKA (Komunitas Pintar Kecerdasan Artifisial). Workshop ini berlangsung di Aula Nusantara Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Kota Depok.
Kegiatan yang diikuti oleh 60 sekolah se-Jabodetabek ini, merupakan hasil kolaborasi antara Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik UMJ dengan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia serta Yayasan Article 33 yang berlangsung selama dua hari, pada 17–18 September 2025.
Staf Khusus Menteri Bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial Kemendikdasmen RI, Dr. Muhammad Muchlas Rowi, S.F., S.H., M.M. mengatakan bahwa kegiatan ini sudah kedua kalinya diselenggarakan. Kegiatan pertama bersama dengan guru sekolah dasar se Jabodetabek kemudian kegiatan kedua yaitu hari ini dengan guru sekolah menengah seperti SMA dan SMK se-Jabodetabek.
“Kesuksesan kegiatan ini menunjukkan bahwa UMJ memiliki kompetensi yang kuat di bidang tersebut. Hal ini terbukti dari berbagai karya yang telah dihasilkan, termasuk inovasi pengembangan IoT untuk sektor pertanian, Rekayasa Perangkat Lunak dan Kecerdasan Artifisial,” ujarnya.
Muchlas mengatakan salah satu tantangan pembelajaran saat ini adalah kesiapan guru menghadapi perkembangan teknologi, khususnya adaptasi terhadap kecerdasan artifisial. Karena itu, Kemendikdasmen mendorong adanya kurikulum baru yang bisa mengakomodasi pendidik untuk dapat beradaptasi dan meningkatkan literasi digital dengan lebih baik.
“Indonesia tidak hanya butuh generasi yang siap menjadi user, tetapi juga generasi yang siap menjadi inovator. Untuk itu, dibutuhkan guru-guru yang kompeten dengan literasi digital yang baik, creative, komunikatif, memahami implementasi koding dan Kecerdasan Artifisial,” tutup Muchlas.
Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan artifisial, tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai spiritual.
“Kecerdasan artifisial bisa membawa manfaat besar, tetapi jika disalahgunakan justru berbahaya. Karena itu, penting untuk menjaga agar inovasi teknologi tetap dalam koridor etika dan nilai agama,” ujarnya.
Ketua Prodi Teknik Informatika FT UMJ, Jumail, B.Sc., M.Sc., menegaskan bahwa workshop ini menjadi langkah penting dalam pembentukan KOPIKA Indonesia. Workshop ini dirancang untuk memperkuat kapasitas guru SMA dan SMK dalam memanfaatkan kecerdasan artifisial untuk pembelajaran.
“Kami memberikan materi dasar koding, praktik menggunakan bahasa pemrograman Python, hingga pemanfaatan AI generatif. Harapannya, guru-guru mampu menyiapkan materi pembelajaran yang lebih interaktif, efektif, dan informatif,” jelasnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini diisi dengan materi dan praktik. Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi Dasar Koding untuk Guru yang disampaikan oleh Dosen UM Tangerang, serta praktik Membuat Program Sederhana dengan Scratch bersama Praktisi Educourse.
Pada hari kedua, agenda dilanjutkan dengan praktik Membuat Program Sederhana dengan Python bersama IT Trainer Koding Next. Peserta juga memperoleh materi Konsep Dasar Kecerdasan Artifisial (AI) dan Implementasi dalam Pembelajaran dari Dosen UMJ, serta Praktik Membuat Konten Pembelajaran dengan AI Generatif yang dipandu oleh Senior Curriculum Specialist Koding Next.