Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (FEB UMJ) menunjukkan komitmen kuat untuk menyiapkan diri bersaing di tingkat global dengan mengikuti Lokakarya Akreditasi Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB). Kegiatan ini berlangsung di Gedung AR Fachruddin A, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), pada Sabtu (16/08/2025). Kehadiran FEB UMJ dalam kegiatan ini menjadi langkah penting menuju pencapaian akreditasi internasional yang diakui sebagai standar tertinggi bagi sekolah ekonomi dan bisnis di dunia.
Baca juga : FEB UMJ Adakan Pelatihan Kurikulum OBE Untuk Dosen
Delegasi FEB UMJ yang hadir dalam lokakarya terdiri dari Wakil Dekan I FEB UMJ, Dr. Nuraeni, S.E., M.M., Kaprodi Magister Akutansi FEB UMJ, Dr. Sulhendri, S.E., M.Si., Kaprodi Manajemen FEB UMJ, Dr. Diana Hasan, S.E., M.M., Koordinator Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M., dan Kepala Laboratorium FEB UMJ, Dr. Dewi Puji Rahayu, S.E., M.Ak.
Lokakarya dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Mutu, Reputasi, dan Kemitraan UMY, Ir. Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D. Ia menyampaikan bahwa kegiatan ini diadakan untuk menyiapkan prodi-prodi di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) yang telah terakreditasi unggul oleh Lembaga Akreditasi Mandiri Ekonomi Manajemen Bisnis dan Akuntansi (LAMEMBA) untuk mengarah ke akreditasi AACSB.
Sementara itu, Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D., dari Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa akreditasi internasional seperti AACSB harus menjadi orientasi pengembangan mutu di lingkungan PTMA.
“Penting bagi prodi-prodi yang telah teakreditasi unggul untuk memahami dan memperbarui standar-standar akreditasi AACSB,” ujarnya.
Pada sesi pertama, Dr. Aprilia Beta Suandi, S.E., M.Ec., Head of Quality Assurance and Accreditation Unit, Universitas Gadjah Mada (UGM) memaparkan tahapan menuju akreditasi AACSB yang memakan waktu hingga tujuh tahun sejak menjadi anggota hingga memperoleh status terakreditasi penuh. Ia menyoroti pentingnya Assurance of Learning (AoL) serta kesiapan biaya yang diperlukan dalam proses akreditasi.
Lebih lanjut, Prof. Mahfud Sholihin, M.Acc., Ph.D., memaparkan mengenai tentang pemetaan potensi dan penyusunan baseline. Ia juga menambahkan kriteria dan kualifikasi dosen untuk simulasi penilaian AACSB.
“AACSB mensyaratkan minimal 40 persen dosen memiliki kualifikasi Scholarly Academic (SA),” ujarnya.
Diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang kegiatan semakin memperkaya wawasan peserta. Setiap perwakilan PTMA mempresentasikan tabel kualifikasi dosen dan menerima masukan langsung dari narasumber. Hal ini menjadi modal berharga bagi FEB UMJ untuk menyusun strategi menuju akreditasi AACSB.
Partisipasi FEB UMJ dalam lokakarya ini menegaskan bahwa UMJ akan terus meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan langkah strategis ini, FEB UMJ memperkuat posisinya sebagai fakultas yang siap bersaing di kancah global.
Editor : Dian Fauzalia