Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKM UMJ) Dr. Dadang Herdiansyah, SKM., M.Epid., meraih gelar doktor bidang Ilmu Gizi Masyarakat di Ruang 202 Lantai 2 Gedung Sekolag Pascasarjana Institute Pertanian Bogor (IPB), Senin (11/08/2025) lalu.
Baca juga: Teliti Peran Ayah dalam Keberhasilan Menyusui, Dosen FKM UMJ Raih Gelar Doktor di UI
Dadang berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Analisis Ketahanan Pangan dan Intervensi Perubahan Perilaku Makan untuk Peningkatan Kapasitas Gizi Remaja Putri di Dataran Tinggi dan Pesisir. Ia berhasil menjadi doktor dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,90.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Garut untuk mengkaji permasalahan gizi remaja, khususnya anemia dan kekurangan energi kronis (KEK), yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia, termasuk di wilayah tersebut. Selain itu, penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya kajian yang menganalisis ketahanan pangan dengan pendekatan intervensi perubahan perilaku makan.
“Penelitian ini saya rancang untuk menjawab kebutuhan tersebut, sekaligus memberikan model intervensi yang dapat diaplikasikan sesuai karakteristik wilayah geografis,” ujar Dadang saat di wawancarai.
Tahap pendahuluan penelitian menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis karakteristik termasuk kondisi ketahanan pangan, status gizi, dan pola konsumsi remaja putri di dua wilayah berbeda yaitu dataran tinggi dan pesisir.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap intervensi menggunakan desain one group pre- and post-test without control (quasi-eksperimen) berbasis The Transtheoretical Model (TTM), dengan media modul edukasi, video simulasi, dan sesi konseling.
“Metode ini saya pilih karena memberikan gambaran kondisi awal yang komprehensif, sekaligus dapat mengevaluasi perubahan perilaku makan secara bertahap dari prakontemplasi hingga aksi,” ujarnya.
Hasil penelitian ini memperkaya literatur tentang hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan status gizi remaja putri, serta membuktikan efektivitas pendekatan TTM dalam mendorong perilaku makan sehat. Model intervensi yang dikembangkan bersifat terstruktur, sesuai karakteristik wilayah, memanfaatkan media edukatif, dan terbukti meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku konsumsi sehat remaja.
“Model ini dapat diterapkan oleh sekolah, puskesmas, dinas kesehatan, maupun kementerian terkait untuk program edukasi gizi remaja, mendukung regulasi jajanan sehat, dan mendorong diversifikasi pangan lokal. Pendekatan ini juga dapat direplikasi di wilayah lain,” ujarnya.
Penelitian ini tidak hanya memperkaya literatur, tetapi juga menunjukkan peran aktif dosen yang berdampak. Peran aktif tersebut sejalan dengan program Diktisaintek Berdampak yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI.
Dadang menambahkan bahwa Penelitian ini mengajarkan bahwa perubahan perilaku membutuhkan proses bertahap, pendampingan, dan konsistensi. Ia berpesan untuk terus belajar, terapkan ilmu untuk memecahkan masalah nyata, dan jadilah agen perubahan yang sabar, gigih, dan peka terhadap kebutuhan masyarakat.
Editor : Dian Fauzalia