PSPP UMJ Fasilitasi Nelayan Kampak dengan Kilang Multifungsi dan Tunnel Garam

Oleh :
Dian Fauzalia
Kegiatan PSPP UMJ Fasilitasi Nelayan Kampak dengan Kilang Multifungsi dan Tunnel Garam di Sambas , (Foto: dok. Pribadi)

Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) memberikan fasilitas dan pendampingan nelayan Kampak Desa Sebubus dengan Kilang Multifungsi dan Tunnel Garam. Pembangunan rumah garam ini, dilatarbelakangi oleh pembahasan mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir perbatasan di Sambas antara PSPP UMJ dan pakar kelautan Rokhmin Dahuri.

Bersama Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia, PSPP UMJ telah membangunkan kilang multifungsi bagi kegiatan nelayan menangkap dan mengolah ubur-ubur pada 2023.

Setiap musim ubur-ubur para nelayan selalu membutuhkan sedikitnya 80 ton garam per kilang untuk pengolahan siap dijual. Namun, kegiatan mengolah ubur-ubur membutuhkan garam yang seringkali tidak mencukupi kebutuhan.

Rokhmin Dahuri yang juga anggota DPR RI memberi saran kepada PSPP UMJ untuk membangun rumah garam. Berdasarkan hal itu, PSPP UMJ melakukan riset potensi pembangunan rumah garam, yang kemudian bersama Direktorat Jasa Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan survey di pesisir Paloh mulai dari desa Temajuk hingga Sebubus.

Pada akhirnya, kedua belah pihak sepakat untuk membangun rumah garam di area Kilang Multifungsi pada November 2024 dan diserah terimakan kepada para nelayan pada 7 Desember 2024.

PSPP UMJ dan para nelayan melakukan berbagai eksperimen dan berbagai uji coba selama tiga bulan, hingga garam mulai terbentuk di bulan April. Wibowo sebagai pendamping Teknis PSPP UMJ, melakukan pendampingan selama tiga bulan, hingga menemukan cara bagaimana garam bisa terbentuk lebih cepat dengan kualitas baik.

Akhirnya di bulan ke empat, pada Mei 2025, nelayan mulai panen garam. PSPP UMJ membuatkan rumah penirisan garam agar mencapai tingkat kekeringan yang baik. Saat ini garam tersebut sedang diuji laboratorium untuk mendapatkan kadar NaCl nya.

Ketua PSPP UMJ Dr. Endang Rudiatin, M.Si., mengatakan bahwa kegiatan uji coba pembuatan garam paralel dengan uji coba garam yg sudah terbentuk untuk pengawetan ubur-ubur.

“Kami menguji kadar garam nya sekaligus juga menguji ubur-ubur yang sudah diolah menjadi salted jellyfish,” ujarnya.

Lebih lanjut, Endang menjelaskan bahwa pada 17 Juni 2025, sudah dilaksanakan pendampingan pembuatan krupuk dan bakso ubur-ubur sebagai bagian dari hilirisasi produk mentah. PSPP UMJ membentuk dua kelompok UMKM dari kalangan perempuan dusun Ceremai. Kedua kelompok ini didampingi dalam uji coba pembuatan krupuk dan bakso berbahan baku ubur-ubur. Selain itu mereka juga diberi keterampilan dalam pengemasan, pembuatan merek dan logo.

Uji coba pembuatan krupuk dan bakso berbahan baku ubur-ubur. (Foto : dok.Pribadi)

“Ketrampilan berwirausaha secara bertahap akan kami berikan, antara lain cara menghitung harga pokok produksi, strategi memasarkan dan membuat promosi. Semua kegiatan kewirausahaan ini dilaksanakan di kilang Multifungsi.” jelasnya.

Endang berharap bila kelompok UMKM ini sudah mulai rutin berproduksi, dapat membangunkan rumah produksi dengan kelengkapan alat produksinya.

Kepala Desa Sebubus Irpan Riyadi, memberikan apresiasi terhadap pemberdayaan  masyarakat desanya yang sudah berlangsung sejak 2022 hingga kini.

“Saya berharap PSPP juga melakukan pemberdayaan di dusun lain yang memiliki potensi untuk berkembang, misalnya dusun Jerujuk”, tutupnya.

Editor : Sofia Hasna