Seminar Pendidikan HMP PAI UMJ Bahas Penguatan Nilai-nilai Pendidikan Islam

Oleh :
Alwi Rahman Kusnandar
Kaprodi PAI UMJ Dr. Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I saat memaparkan materi dalam Seminar Pendidikan yang berlangsung di Aula K.H Mas Mansoer FAI UMJ, Selasa (27/05/2025). (Foto: KSU/Alwi)
Kaprodi PAI UMJ Dr. Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I saat memaparkan materi dalam Seminar Pendidikan yang berlangsung di Aula K.H Mas Mansoer FAI UMJ, Selasa (27/05/2025). (Foto: KSU/Alwi)

Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (HMP PAI) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta menyelenggarakan seminar pendidikan yang membahas penguatan nilai-nilai pendidikan Islam.

Baca juga: Prodi PAI FAI UMJ Borong Prestasi Dalam Munas dan International Conference

Seminar yang berlangsung di Aula K.H Mas Mansoer FAI UMJ, Selasa (27/5) mengusung tema ”Penguatan Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Membangun Karakter di Era Modern”. Seminar ini merupakan kolaborasi antara HMP PAI UMJ dengan Dewan Eksekutif Mahasiwa Fakultas Tarbiyah (DEMA FT) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

Kaprodi PAI UMJ Dr. Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I, dan Kaprodi PAI IIQ Dr. Reksiana, MA.Pd menjadi narasumber pada seminar ini. Adlan menyampaikan bahwa pendidikan karakter di era society 5.0 memiliki beberapa tantangan sehingga diperlukan penguatan nilai-nilai pendidikan Islam.

Menurutnya, beberapa tantangan tersebut diantaranya ialah disrupsi teknologi, risiko berita bohong atau hoax dan cyberbullying meningkat, gaya hidup individualisme, konsumerisme, dan hedonisme mulai dominan, interaksi sosial dangkal dan kurang rasa hormat semakin marak serta kasus perundungan naik 30% dalam 3 tahun terakhir.

”Untuk menghadapi dan melawan tantangan tersebut maka diperlukan nilai-nilai pendidikan Islam yaitu nilai-nilai Tauhid, Akhlak, dan Ibadah” ujarnya.

Adlan menegaskan bahwa peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam penguatan pendidikan Islam guna membangun karakter.

”Peran keluarga sangat krusial sebagai pendukung utama dalam pembentukan karakter. Selain itu, masyarakat juga memiliki peran penting sebagai pengontrol sosial agar tidak bersikap acuh,” pungkasnya.

Sementara itu, Reksiana mengatakan, penguatan pendidikan karakter harus terimplementasi dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler. Ia pun menegaskan terdapat tripusat pendidikan untuk menumbuhkan karakter yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

“Sekolah atau lembaga berperan penting dalam mengintegrasikan atau mensinergikan tripusat pendidikan dalam membangun karakter,” ucapnya.

Pada akhir pemaparannya, Reksiana memberikan beberapa contoh pendidikan karakter di berbagai negara, seperti Jepang, Denmark, dan Jerman.

Seminar Pendidikan ini mendapat sambutan positif dari Wakil Dekan II FAI UMJ Dr. Busahdiar, MA. Ia mengapresiasi terlaksananya kegiatan ini dan berharap terus berlanjut.

“Belajar itu tidak hanya di dalam kelas tetapi bisa dimana saja, salah satunya melalui seminar ini. Semua orang itu adalah guru, semua tempat adalah madrasah,” ungkapnya.

Editor : Sofia Hasna