Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar acara Bedah Film Stupid Journey to Syria “Road to Resilience & Talkshow Kebangsaan” di Aula Kasman Singodimedjo FISIP UMJ. Kamis (17/04/2025).
Dengan mengusung tema Menumbuhkan Resilience Mahasiswa untuk Menangkal Paham Radikal, Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menegaskan bahwa pentingnya kampus untuk mengkaji paham tersebut yang sampai sekarang ini masih belum tahu sampai dimana pangkal ujungnya.
“Radikalisme hingga ekstrimisme tidak akan pernah selesai, akan terus terjadi, maka menjadi penting kampus untuk mengkaji, menanamkan pemahaman islam yang moderat,” ujar Ma’mun.
Menurutnya, hadirnya diskusi ini menjadi pondasi kuat untuk menanamkan sikap resilience, sebab dengan begitu setiap orang mampu untuk bertahan dan beradaptasi dalam keadaan apapun.
“Resiliensi itu diartikan sebagai kemampuan diri untuk menghadapi keadaan apapun secara tangguh, artinya, radikalisme ini bisa kita cegah bersama, disini Muhammadiyah hadir dengan Wasathiyah Islam yang moderat, tidak ekstrimis ke kiri maupun ke kanan,” ungkapnya.
Ma’mun berpesan agar mahasiswa mampu menumbuhkan sikap resiliensi, pasalnya pendekatan agama juga harus dilakukan dengan memahami epistemologi Bayani, Burhani, hingga Irfani, sehingga pemahanan tersebut menjadi utuh dan tidak hanya secara tekstual.
Direktur Pusat Studi Islam dan Pancasila (PSIP) Joni Gunanto, SIP., M.Si. menyampaikan bahwa acara ini merupakan bagian sosialisasi dengan menumbuhkan nilai-nilai pancasila yang sesuai dengan ajaran agama islam.
“Tema ini menjadi bagian dari sosialisasi demi menumbuhkan pemahaman awal menanamkan nilai-nilai pancasila yang sesungguhnya sudah sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran agama islam,” ujarnya.
Terorisme sesungguhnya sesuatu paham agama yang tidak dibenarkan, tidak hanya di Indonesia, tetapi terjadi diberbagai negara, khususnya negara yang mayoritas menganut agama islam.
“Tidak ada satu agamapun yang mengajarkan terorisme dan radikalisme, sesungguhnya jihad itu bagaimana kita memperjuangankan, mengamalkan agama islam sesuai dengan Al Quran dan sunnah,” tambahnya.
Komisaris Besar (Kombes) Pol. M. Dofir, S.Ag., S.H., M.H. berpesan agar mahasiswa tidak mudah disusupi oleh paham radikal dan teroris, pasalnya doktrin tersebut menyebar sangat cepat melalui jaringan internet.
“Dalam hal ini kami menghimbau kepada kampus-kampus, agar menyikapi paham radikal dengan sangat hati-hati, perspektifnya ada hal negatif ada yang positif, resiliensi demi menangkal paham tersebut bagi saya ini sesuatu yang baik,” katanya.
Selanjutnya melalui bedah film ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami bagaimana mencegah hal tersebut, sebab paham radikal dan teroris mampu masuk melalui penglihatan, pendengaran, hingga masuk melalui perasaan.
Narasumber Bedah Film, Febri Ramdani, S.S., berpesan agar kita semua khususnya dilingkungan akademisi harus waspada dan mampu mefilter segala bentuk aktifitas paham agama yang terjaring diinternet.
“Perkembangan diera digital, lingkungan kampus, akademisi harus sangat aware, paham radikal dapat dengan mudah masuk, ditambah adanya AI, kita harus pintar mengontrol imunitas, memfilter setiap informasi keagamaan dan menumbuhkan sikap tabayyun,” ujarnya.
Menurutnya, radikalisme sering dikaitkan dengan fanatisme yang tinggi terhadap suatu ideologi atau keyakinan, sehingga penganutnya cenderung menolak perbedaan dan bahkan menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka.
Febri juga menyampaikan bahwa keberangkatannya ke Suriah pada tahun 2016 demi menjemput keluarganya, namun hal tersebut berbanding terbalik hingga terjebak pada kekuasaan ISIS.
“Perlu diketahui bahwa ideologi terorisme merupakan kumpulan keyakinan, prinsip, dan tujuan yang dianut oleh pelaku terorisme. Ideologi ini bertujuan untuk menyebarkan radikalisme dan mendukung terorisme,” tegasnya.
Setelah kembali ke tanah air, Febri dan keluarga akhirnya dapat merasakan kembali kehidupan yang layak, kembali pulih dalam keadaan sulit dan menjadi mitra strategis Densus 88 Anti Teror.
Editor : Dian Fauzalia