PTMA dan SDM Berkualitas di Tahun 2045

PTMA dan SDM Berkualitas-03
(Ilustrasi : KSU/ FIldzah Nur Fadhilah)

Kontribusi Muhammadiyah di bidang pendidikan, rasa-rasanya tak perlu disangsikan jasanya untuk bangsa Indonesia. Walaupun demikian, Muhammadiyah harus terus memikirkan bagaimana layanan pendidikan yang diselenggarakan kualitasnya merata antara satu institusi dengan institusi lainnya. Sehingga layanan pendidikan yang diberikan Muhammadiyah akan semakin maksimal dan signifikan dalam rangka menyumbangkan SDM Berkualitas jelang 100 tahun Indonesia merdeka di tahun 2045 mendatang.

Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) merupakan lembaga Pendidikan Tinggi milik Muhammadiyah yang tersebar di seantero Indonesia. Hingga kini, jumlah PTMA yang tersebar berjumlah kurang lebih 163-an Perguruan Tinggi, terdiri dari Sekolah Tinggi, Institut, dan Universitas. Sebagai penyelenggara Pendidikan Tinggi, keberadaan PTMA akan menjadi salah satu penyumbang terhadap penyiapan SDM Berkualitas di tahun 2045 mendatang.

Pemerataan Kualitas PTMA

Pemerataan kualitas layanan pendidikan yang diberikan oleh PTMA menjadi salah satu kata kunci bila Muhammadiyah hendak ikut andil dalam rangka menyiapkan SDM Unggul di tahun 2045. Karena, PTMA sebagai lembaga yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi sebaiknya mulai memperhatikan pemerataan kualitas layanan pendidikan di seluruh PTMA. Tanpa itu, rasa-rasanya kontribusi signifikan untuk menyiapkan SDM Unggul tahun 2045 tak akan bisa dilakukan secara serius oleh Muhammadiyah.

Barangkali, secara kuantitas PTMA mampu hasilkan banyak lulusan setiap tahunnya. Akan Tetapi, secara agregat kualitas lulusan dari seluruhnya, mungkin akan banyak menimbulkan tanda tanya. Dengan kata lain, mereka hanya dinyatakan lulus dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, tapi minim akan kompetensi yang diharapkan oleh pengguna lulusan. Maka dari itu, agar hal tersebut tak terjadi, pemerataan kualitas pendidikan di seluruh PTMA menjadi kata kunci.

Dalam rangka melakukan pemerataan pendidikan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, transformasi sistem dan teknologi di antara PTMA. Transformasi sistem dan teknologi menjadi sangat penting, dalam rangka melakukan pemerataan kualitas pendidikan di seluruh PTMA yang ada di Indonesia. Sehingga seluruh PTMA akan mampu memberikan layanan pendidikan dengan tingkat kualitas yang sama.  

Transformasi sistem dan teknologi dapat dilakukan dengan cara memberikan pendampingan oleh PTMA yang telah memiliki sistem dan teknologi maju terhadap PTMA yang masih terbelakang. Pendampingan, dapat diimplementasikan dalam bentuk pendampingan secara SDM, infrastruktur sistem dan teknologi, keuangan, dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya pendampingan seperti itu, transformasi sistem dan teknologi akan dapat terjadi di seluruh PTMA.     

Kedua, subsidi silang beasiswa pendidikan doktor untuk dosen antar PTMA. Subsidi silang beasiswa pendidikan dapat diimplementasikan dengan cara memberikan subsidi pendidikan doktor kepada dosen di PTMA kecil dari PTMA yang besar. Subsidi dapat berbentuk kuliah gratis kepada dosen PTMA di Program Studi Doktor yang ada di PTMA besar—baik dalam bentuk uang kuliah hingga biaya hidup selama menempuh program doktor.

Pemberian beasiswa doktor oleh PTMA besar kepada PTMA kecil akan mampu meningkatkan pemerataan layanan pendidikan tinggi di seluruh PTMA. Pasalnya, doktor yang diluluskan oleh PTMA besar akan langsung memberikan kontribusi nyata terhadap PTMA tempat dirinya mengabdikan diri—mulai dari pengabdian dalam bentuk pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Hal tersebut, tentu perlahan-lahan akan mampu meningkatkan layanan pendidikan di Perguruan Tinggi tempat dirinya mengabdikan diri.

Ketiga, join riset antara PTMA. Join riset antara PTMA akan dapat memberikan sumbangsih nyata dalam rangka memeratakan layanan pendidikan di seluruh PTMA di seluruh Indonesia. Karena antara satu dosen dengan dosen lainnya di seluruh PTMA akan saling membangun jejaring riset sesuai topik dan minat riset dari masing-masing dosen.

Join riset dapat diimplementasikan dalam beberapa bentuk, misalnya dalam bentuk join riset pendanaan dari pemerintah, join riset pendanaan dari pihak swasta, join riset pendanaan dari masing-masing kampus PTMA, join riset pendanaan dari Majelis Ristek Dikti PP Muhammadiyah, dan lain sebagainya. Tentu saja, keberadaan join riset, akan menghasilkan pengalaman baru bagi para dosen di seluruh PTMA. 

Keempat, pimpinan di seluruh PTMA harus mampu menempatkan Ketua Program Studi yang paham akan pengembangan kurikulum dan relevansinya terhadap kebutuhan dunia kerja. Hal tersebut menjadi penting, karena keunggulan Perguruan Tinggi esensinya ialah kumpulan keunggulan dari seluruh Program Studi. Sehingga dengan menempatkan Ketua Program Studi yang kompeten, akan menjadi salah satu faktor memeratakan kualitas layanan pendidikan PTMA.

Selain itu, Ketua Program Studi juga harus memiliki pemahaman yang baik terkait bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Karena, ketiga bidang tersebut akan menjadi salah satu penunjang kurikulum yang disediakan oleh Program Studi. Sehingga layanan pendidikan yang diselenggarakan oleh Program Studi akan selalu relevan dengan perkembangan zaman.   

Konsistensi dan Komitmen PTMA

Konsistensi dan komitmen PTMA dalam rangka menghadirkan layanan pendidikan tinggi yang berkualitas menjadi hal yang sangat penting. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, paling tidak ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Pertama, konsistensi dan komitmen pimpinan Perguruan Tinggi. Dengan demikian, Pimpinan di seluruh PTMA harus memiliki konsistensi dan komitmen untuk menghadirkan layanan pendidikan berkualitas.

Konsistensi dan komitmen pimpinan dibuktikan dengan adanya peningkatan KPI (Key Performance Indicator) dari masing-masing bagian setiap semesternya di Perguruan Tinggi. Sehingga dengan adanya peningkatan KPI setiap semester, setidaknya akan ada ikhtiar nyata dari masing-masing pimpinan di PTMA untuk menghadirkan layanan pendidikan berkualitas. 

Kedua, konsistensi dan komitmen SDM Perguruan Tinggi. Selain pucuk pimpinan sebagai pucuk kekuasaan di Perguruan Tinggi, konsistensi dan komitmen seluruh SDM yang terlibat di Perguruan Tinggi menjadi penting keberadaannya. SDM yang ada di Perguruan Tinggi, mulai dari dosen (tenaga pendidik), tenaga administrasi (tenaga kependidikan), dan tenaga penunjang lainnya (OB, bagian taman, bagian parkir, dan lain sebagainya), harus memiliki konsistensi dan komitmen yang kuat untuk menghadirkan layanan pendidikan berkualitas, sesuai bidang pekerjaan masing-masing.

Konsistensi dan komitmen dibuktikan dengan adanya sinergitas antara SDM di masing-masing bagian. Sehingga dengan adanya sinergitas di masing-masing bagian, layanan pendidikan yang diberikan oleh PTMA akan semakin meningkat. Tentu saja, sinergitas yang dibangun oleh SDM di masing-masing bagian harus mencerminkan visi dan misi Perguruan Tinggi. Kemudian, cara mengukurnya, dengan tetap mengacu terhadap capaian KPI setiap semester yang telah ditetapkan dan dihasilkan oleh SDM di masing-masing bagian.

Ketiga, pemberian reward dan punishment. Keberadaan reward dan punishment menjadi penting di Perguruan Tinggi. Sehingga KPI yang dihasilkan oleh SDM di masing-masing bagian menjadi bahan masukan untuk menghasilkan kinerja yang lebih baik ke depannya. Bagi bagian yang mencapai atau melebihi target capaian KPI yang menajadi standard Perguruan Tinggi, maka penting untuk diberikan reward. Sebaliknya, bagi bagian yang tidak mencapai target atau bahkan jauh di bawah target capaian KPI yang telah ditetapkan, maka bisa diberikan punishment.

Tentu, keberadaan reward dan punishment harus dijadikan alat untuk mengukur capaian KPI setiap semester atau setiap tahun. Sehingga layanan pendidikan yang diberikan oleh PTMA akan selalu meningkat. Selain itu, keberadaan reward dan punishment untuk mengetahui SDM yang benar-benar bekerja atau malah hanya menjadi benalu di tempat kerja. Hal tersebut menjadi penting, agar SDM yang hanya menjadi benalu bagi Perguruan Tinggi untuk segera dipensiunkan dini. Agar, keberadaannya tidak menjadi duri dalam sekam bagi Perguruan Tinggi.

Penutup

Demikianlah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh PTMA di seluruh Indonesia, dalam rangka menyambut 100 tahun Indonesia Merdeka di tahun 2045 mendatang. Sehingga kehadiran 100 tahun Indonesia merdeka, akan disambut dengan adanya SDM berkualitas yang dihasilkan dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Pada akhirnya, Muhammadiyah akan mampu mengambil andil dalam rangka menyediakan SDM berkualitas di tahun 2045 mendatang.

Andil tersebut sebagai bukti bahwa kehadiran Muhammadiyah ikut serta dalam rangka memajukan Indonesia menjadi negara yang lebih adil dan lebih makmur ke depannya. Sehingga cita-cita untuk menghadirkan kemakmuran untuk semua, bisa diwujudkan oleh Muhammadiyah—salah satunya melalui penyediaan SDM Berkualitas.