Keuntungan dan Kerugian Akibat Ikan Invasif di Sungai Ciliwung

Oleh :
KSU UMJ Editor
Keuntungan dan Kerugian Akibat Ikan Invasif di Sungai Ciliwung
(Ilustrasi: YLS/Indah Eka Priyanto)

Ikan yang hidup di habitat sebuah sungai ternyata memiliki asal masing-masing. Ada ikan asli atau endemik ada pula ikan invasif atau pendatang. Di Sungai Ciliwung misalnya, terdapat ikan endemik dan juga ikan invasif.

Mulanya, ikan di Sungai Ciliwung memiliki 187 spesies. Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) (kini BRIN) hanya menemukan 15 spesies ikan. Informasi ini berdasarkan sesi edukasi lingkungan kegiatan Youth Leader Scholarship Outing Class Program di Komunitas Ciliwung Depok (KCD), Sabtu (19/10/2024).

Kerugian dan Keuntungan Adanya Ikan Invasif

Pada 2023, anggota KCD juga melakukan penelitian di 18 titik pendataan untuk menemukan spesies yang hilang. Hasilnya, terdapat 27 spesies ikan yang hilang. Pengurangan drastis jumlah spesies ikan tersebut disebabkan faktor-faktor seperti penangkapan ilegal, bencana alam, banjir, sampah, dan keberadaan ikan invasif.

Ikan invasif merupakan ikan asing yang mengganggu ekosistem barunya, dan cenderung menjadi predator bagi ikan-ikan asli. Dari 27 spesies, ada 10 jenis ikan invasif di Ciliwung, beberapa di antaranya yaitu ikan mas, bawal, dan nila.

Masyarakat menganggap ikan-ikan itu sebagai ikan asli. Padahal itu adalah ikan yang berasal dari luar Indonesia. Ikan itu bebas hidup di Ciliwung tanpa aturan perlindungan untuk ikan-ikan lokal.

Sebagai ikan invasif, ikan-ikan tersebut memungkinkan mengambil makanan yang mestinya milik ikan-ikan lokal. Mereka mengambil jatah makanan dan area perkembangbiakan.

Jika satu ikan invasif menghasilkan 10 ikan invasif lainnya, maka porsi makan untuk ikan-ikan lokal akan menipis dan mengakibatkan pengurangan jumlah ikan lokal yang seharusnya berkembangbiak dengan baik.

Jika dominasi invasif terus berlanjut, kepunahan ikan-ikan lokal dapat dilihat di depan mata. Ekonomi perikanan juga terganggu karena penurunan hasil tangkapan ikan asli, serta resiko penyebaran penyakit yang sebelumnya tidak ada bagi ikan-ikan lokal akan ikut terdampak.

Hal itu tentu saja merugikan. Meskipun begitu, terselip keuntungan dari mereka. Seperti ikan nila dan ikan bawal, masyarakat sekitar Ciliwung lebih menyukai budi daya kedua ikan tersebut sebab adaptif daripada ikan lokal.

Ikan invasif dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekonomi apabila ada pengelolaan yang baik. Apabila masyarakat sekitar Ciliwung lebih menyukai ikan bawal yang rasanya sedikit manis, maka sektor budi daya lebih terfokus pada ikan bawal, sehingga membuka jalan bagi sektor pedagangan dan pariwisata berupa pemancingan.

Ikan lokal versus ikan invasif meski menjadi masalah serius, tapi keberadaan keduanya masih masuk pada kategorikan seimbang di Ciliwung saat ini. Ikan invasif dapat berperan sebagai pengendali ikan lokal jika jumlahnya terlalu membludak. Sebaiknya jangan membiarkan secara bebas perkembangbiakan ikan invasif di sungai yang bukan habitatnya.

Penulis: Indah Eka Priyanto
Editor: Dinar Meidiana