Septa Chandra: Asrama Tempat Pendidikan Kader Persyarikatan

Oleh :
KSU UMJ Editor
Seminar Nasional ASLAMA UMJ

Lembaga Asosiasi Pengelola Asrama (ASLAMA) menyelenggarakan Seminar Nasional Pra-Munas ke 3 dengan tema “Tantangan dan Peluang Pengelolaan Asrama PTMA Di Masa Pandemi” pada Rabu (15/12) yang dilaksanakan secara Hybird, daring dan luring bertempat di Aula Lantai 4 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kegiatan seminar nasional Pra-Munas ke-3 asosiasi pengelola asrama perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah merupakan kegiatan positif yang diselenggarakan sampai tiga hari ke depan. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Dr. Sudarnoto Abdul Hakim.

Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Septa Chandra SH MH menyatakan bahwa “Asrama Perguruan Tinggi Muhammadiyah itu menjadi kawah Candradimuka untuk mempersiapkan kader-kader persyarikatan dan kader umat. Karena kader-kader persyarikatan yang militan yang nanti menjadi kader umat tidak mungkin dipersiapkan secara instan dan spontan, perlu keseriusan dan keunggulan kita ketika mempunyai asrama di situ kita bisa mendidik kader-kader persyarikatan dan umat di masa yang akan datang,” ucap Septa Chandra.

Ketua ASLAMA Rahmat Suprapto mengatakan bahwa ada 2 (dua) peran penting asrama yaitu satu sisi asrama sebagai pusat unggulan dan satu sisi sebagai pusat yang akan digelorakan di semua PTMA. “sehingga dengan Semnas (seminar nasional) ini kami sangat berharap bahan-bahan masukan dari para narasumber kita bahwa dalam sidang Munas,” katanya.

Ketua Diktilitbang PP Muhammadiyah Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D. juga menyampaikan bahwa “penting bagi pengelola perguruan tinggi Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah agar dalam mengembangkan amanah dakwah Amar ma’ruf nahi mungkar. Sepanjang pantauan kami Muhammadiyah tetap konsisten dengan peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh tentu saja sejumlah kebijakan-kebijakan yang di tetapkan oleh pemerintah,” ucap Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D.

Pada kegiatan seminar ini juga rektor UMY memaparkan materi yang disampaikan pada pagi ini. Yang dimana beliau menjelaskan bahwa “dengan adanya asrama itu menjadi daya dukung yang luar biasa.  Kita sangat sadar proses pendidikan itu punya 3 pilar yang pertama kognisi dimana menjelaskan semua aktifitas mental yang berhubungan dengan pikiran, afektif mencakup watak perilaku, dan psikomotor berkaitan dengan skill atau kemampuan dalam bertindak,” Prof Gunawan

Dirjen Dr. Ir Khlawi Abdul Hamid M.Sj M,M selaku Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  dalam hal ini tantangan dan peluang asrama bahwa dasar dari kebijakan  pembangunan rumah Indonesia ada amanah UUD 1945 ayat 1 bahwa setiap orang berhak mendapatkan tempat tinggal  dan lingkungan baik dan sehat.  Dalam penjelasannya bahwa “kebijakan pemerintah ini sudah diataur untuk membangun dan menyusun strategi dengan pemda langsung baik pusat maupun daerah, yang berkaitan dengan asrama yaitu dengan membangun rumah susun,” ucap Dirjen Dr. Ir Khlawi Abdul Hamid M.Sj M,M

Terkait pengelolaan asrama dalam konteks Muhammadiyah menjadi Organisasi modernis secara kuantitas yang sedikit jumlahnya. Dan Muhammadiyah membutuhkan jumlah kader yang banyak. Dan muhammadiyah mendirikan media untuk memabah jumlah kader dengan salaah satu organisasi Ortonom. “muhammadiyah butuh kader, dan saya berharap dengan pengelolaan asrama ini sebagai wadah untuk pembentukan kader. Orientasi dakwah maka pengelolaan asrama sebagian masih bisa komersialkan dan sebagian lainnya sebagi kader persyarikatan,” ucap Ma’mun Murod Al-Barbasy M.Si. (Yoga/KSU UMJ)