Fakultas Agama Islam (FAI) UMJ menyelenggarakan yudisium di Aula FAI lantai 4 pada Rabu (24/11/2021) kemarin. Kali ini FAI UMJ meluluskan sebanyak 172 mahasiswa yang terdiri dari 157 sarjana, 13 magister dan 3 program doktor.
Hilaly Basya, Ph.D., Ketua Panitia Yudisium, memberi pesan bahwa kelulusan ini merupakan tahapan dalam memperkuat inteligensia di Indonesia. Menurutnya, intelegensia bukan semata-mata kecerdasan tapi sikap dan nilai-nilai yang mencerahkan masyarakat. Hal tersebut amat penting, katanya lagi, mengingat untuk mencapai kelulusan bukan proses yang mudah. Perlu waktu, berpikir, dan sebagainya. “Kelulusan ini adalah capaian yang perlu pengorbanan dan dukungan keluarga,” pungkasnya.
Hal tersebut diamini oleh Dekan FAI UMJ Dr. Sopa, baginya kelulusan itu mestilah melalui perjuangan dan pengorbanan yang tidak sedikit; materiil maupun nonmateriil. Ia mengingatkan bahwa dengan selesainya studi tidak berarti selesai belajar. “Jadilah orang yang bermanfaat. Jangan menjadi beban,” pesannya kepada calon wisudawan. Ia juga berharap agar para lulusan untuk kembali ke masyarakat dengan menjadi problem solver bukan trouble maker. “Saya titip jaga nama baik almamater, jangan melakukan hal-hal yang mencederai almamater,” pesannya lagi.
Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, pada kesempatan yang sama, juga menyampaikan beberapa pesan kepada peserta yudisium. “Saya harap bagi sarjana selesai wisuda langsung studi lanjut,” demikian pesan pertamanya. Selain itu, katanya, meski sudah lulus para wisudawan diharapkan untuk tetap menjalin komunikasi dengan kampus. “Jangan putus silaturahim,” tegasnya. Sebab, katanya, tidak ada bekas dosen atau guru, kita bisa seperti ini karena jasa guru dan dosen.
Selain itu, rektor juga menggarisbawahi agar para alumni FAI turut membantu dakwah Islam, terutama dengan semangat Muhammadiyah yang tatapannya ke depan. “Muhammadiyah itu dekat dengan siapa pun, karena beragama secara tengahan (wasatiyyah),” jelasnya. (KSU UMJ)