Zakat dan Wakaf Perlu Inovasi Generasi Milenial

Oleh :
umjadmin

Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Zakat Wakaf menggelar Forum Konsolidasi Nasional Mahasiswa Zakat dan Wakaf (FORNAS MAZAWA) Ke-1 2021 yang dilakukan secara hybrid di Aula FKK UMJ pada Jumat (19/11/2021) lalu. Mengangkat tema “Manifestasi Mahasiswa yang Unggul dan kreatif dalam meningkatkan Literasi Zakat dan Wakaf”, acara ini dihadiri oleh Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Rizaludin Kurniawan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang hadir secara virtual, Wakil Walikota Jakarta Selatan Isnawa Adji dan Wakil Menteri Agama Republik Indonesia Drs. H. Zainut Tauhid Sa’adi, M.Si.

Dalam sambutannya, Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod, M.Si menjelaskan bahwa Forum Konsolidasi Nasional ini adalah awal yang baik bagi mahasiswa untuk menjadi seorang aktivis yang peduli pada pengelolaan zakat dan wakaf di Indonesia, karena sejatinya negara ini harus dipimpin oleh mahasiswa aktivis bukan mahasiswa yang hanya mendapatkan gelar secara instan.

Menurut Zainut Tauhid, forum semacam ini amat penting guna mendekatkan dunia akademik dengan realitas di lapangan, terutama menyangkut pemberdayaan zakat dan wakaf. UMJ sebagai perguruan tinggi perintis yang membuka program studi zakat dan wakaf perlu melakukan evaluasi dan konsolidasi, sejauh mana kontribusi program studi dan lulusannya terhadap perkembangan zakat dan wakaf di negara kita.   

“saya ingin menggarisbawahi bahwa kita perlu menjaring ide-ide segar dan progresif dari generasi milenial dalam menguatkan literasi zakat dan wakaf,” lanjutnya. Apalagi, katanya, zakat dan wakaf punya peran penting dalam menanggulangi kemiskinan dan mengatasi persoalan sosial kemanusiaan yang dihadapi bangsa.

Ia menegaskan pentingnya peran para milennial yang kaya dengan ide-ide segar dan inovasi yang sangat diperlukan untuk pengembangan manajemen zakat dan wakaf serta perlu dikolaborasikan dengan pengalaman para senior. Penguatan literasi zakat dan wakaf adalah langkah awal untuk mendekatkan isu zakat dan wakaf sebagai pranata keislaman di kalangan generasi milenial.

“Kita harus lebih bisa meyakinkan bahwa zakat dan wakaf memiliki masa depan yang cerah dan membutuhkan sentuhan inovatif generasi milenial,” pungkasnya. (KSU UMJ)