Ahad (21/11/2021) – Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar acara Gala Premiere Film Dokumenter bertajuk “Sang Surya di Negeri Para Nabi” yang dilakukan via daring. Film dokumenter ini diproduksi oleh Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ . Film Dokumenter dengan judul Sang Surya di Negeri Para Nabi ini menyajikan dokumentasi kiprah PCIM Mesir sebagai katalisator berdirinya PCIM di berbagai negara di dunia dan amal usaha yang telah sukses dibangun PCIM di Mesir. Gelaran acara tersebut merupakan bagian dari tasayakuran Milad Muhammadiyah ke-109 dan Milad PCIM Mesir yang ke-19.
Selain dihadiri oleh pimpinan UMJ serta warga Muhammadiyah dari berbagai daerah juga dihadiri oleh 27 PCIM dari berbagai negara.
PCIM Mesir lahir pasca Mu’tamar tahun 2000 di Jakarta. Saat itu, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menghendaki internasionalisasi Muhammadiyah. Harapannya, Muhammadiyah dapat berperan dan memberi manfaat bagi masyarakat global. Sedangkan PCIM Mesir, diharapkan dapat mengenalkan Muhammadiyah pada lembaga-lembaga di Mesir. Terutama Al-Azhar karena sama-sama memiliki persinggungan dalam bidang pendidikan.
Hal itu sebagaimana dinyatakan Fahmiddin, Ketua Umum PCIM Mesir. Ia berharap milad kali ini membawa spirit menebar nilai utama Muhammadiyah, menyapa dunia.
Rektor UMJ Ma’mun Murod berharap kerjasama antara UMJ dan PCIM Mesir dapat terus berlangsung. Setelah UMJ turut serta dalam pembuatan film dokumenter “Sang Surya di Negeri Para Nabi,” rektor berharap agar PCIM Mesir dapat mewujudkan iktikad UMJ untuk menerbitkan buku-buku bahasa Arab yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia; atau sebaliknya.
Kerjasama lain yang mungkin dapat dilakukan antara UMJ dan PCIM Mesir, lanjut rektor, seperti joint research, penerjemahan, penerbitan atau lainnya harus terlaksana. “Saya berharap bukan kerjasama yang pertama sekaligus terakhir,” tegas rektor.
Kerjasama PCIM Mesir dengan lembaga Muhammadiyah lainnya sangat penting. Sebab, menurut Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Ahmad Najib Burhani, peran PCIM Mesir sangat penting dalam meneguhkan Muhammadiyah dalam bingkai kosmopolitanisme. Yakni Islam berkemajuan yang berkontribusi dalam peradaban dunia. Memperkenalkan Islam Indonesia pada masyarakat dunia. “Alumni PCIM Mesir bagian daripada ortodoksi, otoritas, serta kredibiltas Islam itu sendiri,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Najib Burhani, keberadaan PCIM Mesir memiliki double fungsi yaitu memahami masyarakat Islam timur tengah sekaligus memperkenalkan budaya, wajah, masyarakat Islam Indonesia kepada masyarakat timur tengah.
Adapun film dokumenter ini, lanjutnya, adalah bagian daripada pengayaan Muhammadiyah. Dalam tubuh Muhammadiyah terdapat keberagaman; ada MuNu (Muhammadiyah-NU), Munas (Muhammadiyah Nasionalis), Marmud (Marhaenis Muhammadiyah), Musa (Muhammadiyah- Salafi) namun Muhammadiyah berfungsi sebagai tempat kumpul bersama. Keberagaman itu, menurutnya, merupakan variasi yang membentuk Muhammadiyah. “Muhammadiyah itu organisasi yang terbuka dalam berbagai wacana pemikiran dan pemahaman,” katanya. Ia berharap bahwa film ini akan menjadi benih-benih baik yang menular ke tempat-tempat lain. (KSU UMJ)