Universitas Muhammadiyah Jakarta menyelenggarakan pembekalan persiapan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Akreditasi Program Studi (APS). Pembekalan ini merupakan salah satu bentuk komitmen dalam upaya meraih akreditasi UMJ yang unggul. Kegiatan pembekalan dilaksanakan di Aula Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ pada Senin (4/7/22).
Rangkaian pembekalan ini dibagi menjadi 2 (dua) sesi. Sesi pertama, yakni materi Persiapan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) dan Akreditasi Program Studi (APS) yang disampaikan oleh anggota Dewan Eksekutif BAN-PT, Prof. Ir. Agus Setyo Muntohar, ST, M.Eng.Sc, Ph.D. Kemudian, sesi kedua yakni materi penataan PDDikti UMJ disampaikan oleh Wakil Rektor I, Dr. Muhammad Hadi, SKM., M.Kep., dan Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Taufiqurrochman, M.Kom.
Peserta dalam pembekalan yakni pimpinan dan sivitas akademika di lingkungan UMJ. Dalam sambutannya, Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si menyampaikan bahwa upaya meraih akreditasi adalah ikhtiar bersama. “Ini merupakan ikhtiar kita dari awal, kita datangkan pakar, InsyaAllah dengan SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada dan lain sebagainya. Kita ikhtiari secara serius bahwa akreditasi mendatang tahun 2024, UMJ menuju unggul,” ungkap Ma’mun.
Tidak hanya itu, ia menambahkan bahwa UMJ tidak perlu malu untuk meminta bantuan. Narasumber yang didatangkan masih merupakan bagian integral dari tubuh UMJ. “Itu saudara kita sendiri, bagian dari kita, dan darah daging kita. Monggo, apa yang disampaikan kita harus terima apa adanya,” tambah Ma’mun.
Sedangkan Muhammad Hadi, Warek I UMJ menegaskan bahwa UMJ harus melakukan perubahan salah satunya mendapatkan akreditasi yang unggul. “Kami ingin segera ada perubahan di UMJ untuk akreditasi yang unggul. Saya mulai dari prodi yang berakreditasi unggul,” tegas Hadi
Materi pertama disampaikan oleh Dewan Eksekutif BAN-PT, Agus Setyo Muntohor yang juga merupakan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ia menyampaikan materi APT dan APS terkait sistem penjamin mutu internal dan pengalaman UMY meraih akreditasi unggul dengan memiliki rekognisi internasional. Hal itu, dikarenakan pengalamannya pernah menjadi Ketua Prodi Teknik Sipil.
Pada kesempatan yang sama, ia menuturkan bahwa PTMA wajib memiliki akreditasi yang unggul. Hal itu dikarenakan calon mahasiswa baru melanjutkan jenjang pendidikannya memilih perguruan tinggi berdasarkan mutunya.
“Bukan PTN yang memiliki peluang besar untuk berkualitas internasional, karena PTN sangat terbatas dalam pengelolaan dana, beda dengan PTM yang sangat fleksibel dalam pengelolaan dana. Tinggal bagaimana kolaborasi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa sehingga terciptanya generasi unggul dan berkualitas,” ucap Agus.
Agus juga menyampaikan, paradigma berfikir orang tua dan mahasiswa sudah sangat berubah, tidak lagi menitikberatkan kepada fasilitas, tetapi penjaminan mutu kualitas pendidikan sebagai penunjang. UMJ harus memperhatikan budaya mutu untuk meraih akreditasi yang unggul. Budaya mutu tersebut termasuk meningkatkan mindset dan perilaku unggul. “Akreditasi adalah satu-satunya alat ukur yang dapat membuat Perguruan Tinggi dan mahasiswa memiliki kebanggaan,” ungkap Agus. (FZ/KSU)