Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menerima mahasiswa yang berlatar belakang atlet berprestasi. Saat ini atlet sepak bola nasional yang menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Olahraga (POR) UMJ adalah Salman Al-Farid (Persebaya), Sutan Zico (Persik Kediri), dan Rendy Juliansyah (Persik Kediri).
UMJ sangat mendukung atlet-atlet yang berprestasi, tidak hanya dukungan pada karir profesional tetapi juga dalam lingkup akademik. Dukungan tersebut diwujudkan melalui pembinaan mahasiswa dalam pencapaian prestasi akademik selama mahasiswa berkarir sebagai atlet profesional.
Ketua Program Studi Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ, Dr. Doby Putro Parlindungan, M.Pd., AIFO., menuturkan bahwa Prodi POR pada umumnya mengacu kepada pendidikan yang mengarahkan mahasiswa untuk menjadi pendidik. Namun saat ini telah terjadi banyak perkembangan, seiring dengan banyaknya atlet yang peduli dan memperhatikan prestasi akademik.
“Seharusnya kita ini hanya mengacu kepada pendidikan dan melahirkan calon guru olahraga. Namun, seiring berjalannya waktu banyak para atlet yang ingin memiliki akademis yang baik, salah satunya yang menjadi sorotan kita adalah atlet sepak bola dan futsal. Kemudian, ada beberapa atlet yang belum terekspos,” ujar Doby ditemui di ruangan Kaprodi pada Rabu, (22/06/22).
Ia juga mengatakan bahwa POR UMJ memiliki kualitas untuk menunjang para atlet yang ingin berprestasi di bidang non akademik sekaligus dapat menyelesaikan pendidikan akademik dengan baik. Di lingkungan PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah), kualitas POR UMJ tidak kalah dari POR PTMA lainnya yang usianya jauh lebih tua. “Herannya (dalam pertemuan Asosiasi Program Studi Olahraga PTMA) kita yang umurnya belum ada empat tahun saja, menurut mereka itu sudah luar biasa dengan fasilitas yang kita miliki,” tambah Dody
Di samping itu, mahasiswa lulusan POR diproyeksikan tidak hanya terbatas untuk calon guru olahraga ataupun penunjang akademis atlet saja. Mata kuliah pilihan seperti Pendidikan Olahraga Adaptif, Permainan kecil, Sport Massage, Tenis Meja, Tenis Lapangan, Futsal, Sepak Takraw, dan Bola Tangan. Prodi POR FIP UMJ berkomitmen untuk melahirkan lulusan yang memiliki kemampuan mumpuni, sehingga dapat memilih berbagai alternatif profesi, yakni personal trainer, kepelatihan, ataupun penyelenggara olahraga (perangkat pertandingan).
“Karena lulusan dari POR UMJ itu bisa menjadi personal trainer, pelatih untuk berbagai macam bidang olahraga, karena diajarkan materi kepelatihan. Bahkan seharusnya yang menjadi komentator olahraga itu dari POR, tidak sembarangan. Jadi sangat luas sekali mahasiswa POR dapat menjamah itu,” pungkas Doby.
Doby mengatakan bahwa mahasiswa POR UMJ memiliki banyak prestasi, tidak terbatas hanya kepada cabang olahraga tertentu, diantaranya rugby, kriket, e-sport, tapak suci, futsal, dan voli. Kendati demikian, prestasi itu harus ditunjang dengan gelar akademik yang baik.
Tidak hanya itu, mahasiswa POR UMJ juga ditekankan tidak hanya memiliki kecerdasan kognitif dan psikomotorik yang baik. Namun, harus memiliki kecerdasan spritual yang baik. “Lebih baik lagi, karena psikomotoriknya bagus, prakteknya bagus, kemudian di kelas akademiknya, secara teoritik bagus. Ditambah dengan AIK, insyallah kita mendapatkan lulusan guru ataupun output-nya pelatih dan atlet menjadi luar biasa,” tegas Dody.
Pada saat yang sama, ia menyampaikan bahwa olahraga memiliki program jangka pendek, menengah, dan panjang. Perlu dukungan dari berbagai pihak di Universitas. Terlebih lagi, olahraga berkembang sangat pesat dan melibatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Namun, mahasiswa POR UMJ sudah ditunjang dan dipersiapkan dengan mata kuliah yang berkaitan dengan itu.
“UMJ sangat hebat, di dalamnya terdapat orang-orang hebat. Perlu sinergitas antara pimpinan, dosen, dan karyawan untuk bisa mengembangan karir dengan fasilitas yang ada di kita, semua itu tidak bisa instan. Namun, bukan hanya olahraga yang itu-itu saja, semua harus general,” ucap Dody
Terakhir, Doby menyampaikan harapannya, bahwa POR UMJ bisa menjadi media dakwah untuk persyarikatan. Tidak hanya itu, UMJ harus bersinergi dengan pihak pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah dalammenunjang sarana dan prasarana yang jauh lebih baik lagi untuk mahasiswa. (FZ)