Anemia adalah salah satu masalah kesehatan yang acap kali dialami oleh anak-anak usia sekolah, terutama di negara-negara berkembang. Kondisi ini dikenali dengan penurunan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah, sehingga kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh menjadi terganggu (WHO, 2015). Anemia pada anak-anak sekolah dapat memberikan dampak yang signifikan, baik secara fisik, mental, maupun akademik.
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi anemia pada anak usia sekolah di Indonesia mencapai 28,1% (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Angka ini cukup tinggi dan menjadi perhatian penting bagi berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, sekolah, dan orang tua.
Anak-anak usia sekolah, terutama pada jenjang pendidikan dasar, merupakan kelompok yang rentan terhadap anemia. Beberapa faktor penyebab antara lain adalah asupan zat besi yang tidak memadai, infeksi parasit, dan status sosial ekonomi yang rendah (Luo et al., 2019). Selain itu, pola makan yang tidak seimbang, serta kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan juga dapat berkontribusi terhadap tingginya prevalensi anemia di kalangan anak usia sekolah.
Anemia pada anak-anak sekolah dapat berdampak serius, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Secara fisik, anemia dapat menyebabkan kelelahan, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan pertumbuhan. Secara mental, anemia dapat menghambat perkembangan kognitif, menurunkan konsentrasi, dan berdampak pada prestasi akademik (Balarajan et al., 2011). Dalam jangka panjang, anemia yang tidak tertangani dengan baik dapat meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari.
Memerangi anemia pada anak-anak usia sekolah membutuhkan upaya yang komprehensif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, dan orang tua. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:
Peningkatan Asupan Nutrisi
Salah satu kunci utama dalam mengatasi anemia adalah memastikan anak-anak memiliki asupan nutrisi yang cukup, terutama zat besi, folat, dan vitamin B12. Sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua untuk menyediakan makanan sehat dan bernutrisi di kantin sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga dapat meningkatkan kesadaran siswa dan warga sekolah lainnya mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat
Suplementasi Zat Besi
Dalam beberapa kasus, pemberian suplementasi zat besi dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi anemia pada anak-anak usia sekolah. Tenaga kesehatan dapat berkolaborasi dengan pihak sekolah untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan memberikan suplementasi zat besi secara rutin kepada siswa. Kerjasama ini bertujuan untuk memantau dan memastikan status kesehatan dan nutrisi siswa, khususnya terkait dengan kecukupan asupan zat besi.
Pendidikan Kesehatan dan Sanitasi
Meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang gizi, kesehatan, dan kebersihan diri juga merupakan langkah penting dalam memerangi anemia. Pihak sekolah dapat mengintegrasikan materi ini ke dalam kurikulum pembelajaran, serta menyediakan fasilitas sanitasi yang memadai di lingkungan sekolah.
Deteksi Dini dan Penanganan
Pemantauan status gizi dan kadar hemoglobin anak-anak usia sekolah perlu dilakukan secara rutin untuk mendeteksi anemia sedini mungkin. Apabila ditemukan kasus anemia, tenaga kesehatan dapat segera memberikan penanganan yang tepat, baik melalui pemberian suplemen, edukasi, maupun rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
Kolaborasi Lintas Sektor
Upaya memerangi anemia pada anak-anak usia sekolah membutuhkan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, dan orang tua. Masing-masing pihak dapat berperan sesuai dengan kapasitas dan tanggung jawabnya, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Dengan menerapkan langkah-langkah strategis tersebut, diharapkan angka prevalensi anemia pada anak-anak usia sekolah di Indonesia dapat ditekan secara signifikan. Anak-anak yang terbebas dari anemia akan memiliki kesehatan yang optimal, sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal, baik secara fisik, mental, maupun akademik. Upaya ini penting dilakukan untuk mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan.