Indonesia adalah bangsa besar dengan luasan daratan geografis yang terbentang, terpecah dengan lima pulau utama dan berdasarkan buku Statistik Indonesia tahun 2024 memiliki 17.001 pulau kecil (Badan Pusat Statistik, 2024). Hal ini menunjukkan adanya nilai kekuatan tersendiri yang dimiliki secara natural oleh bangsa Indonesia. Salah satu nilai kekuatan yang lahir secara alami ialah keberagaman kehidupan yang berdampingan dari perbedaan budaya, suku bangsa, ras, bahasa, dan agama, mampu di satukan dengan perwujudan dari sila ke-3 semboyan negara Indonesia, yaitu persatuan dan kesatuan. Perayaan kemerdekaan Indonesia ke-80 menjadi momen refleksi dan pembuktian bahwa semangat persatuan tersebut tetap relevan dan vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Di tengah meriahnya perayaan kemerdekaan ke-80, perbedaan generasi memberikan bentuk perbedaan kontribusi juga, umumnya generasi tua mengedepankan pendekatan yang lebih tradisional dan nilai-nilai yang berakar dalam pengalaman masa lalu sehingga terlihat kurang adaptif dengan teknologi, sementara generasi muda cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan memiliki perspektif yang lebih inklusif dan kontekstual sehingga dinilai tidak memiliki sikap loyalitas dan kurang menghargai nilai-nilai tradisional. Padahal saat keduanya mampu bersatu dan mengisi satu sama lain secara maksimal akan mampu melahirkan sinergi baru untuk mencapai kemajuan pada era digital ini.
Prinsip gotong royong yang menjadi pundi masyarakat kebanyakan sederhananya merupakan kombinasi antara karakter saling menolong dan bekerja sama, prinsip tersebut sudah menjadi bagian daripada budaya masyarakat Indonesia yang populer dan terus dijaga. Kerja sama dari perbedaan generasi sangat penting untuk membangun dan memajukan negara dengan memadukan keunggulan yang dimiliki oleh setiap generasi. Generasi tua umumnya dianggap memiliki pengalaman, kearifan, serta pengetahuan sejarah peristiwa di masa lampau sementara generasi muda membawa semangat baru, kreativitas, serta pengenalan dan penguasaan teknologi. Ketika kedua kekuatan mampu di kolaborasi dengan baik maka akan menciptakan perpaduan yang solid untuk menghadapi tantangan membangun negara. Charlie H. Cooley menyatakan bahwa kerja sama terjadi ketika individu menyadari bahwa mereka memiliki tujuan yang sama pada saat yang bersamaan, memiliki pengetahuan yang cukup, dan memiliki kesadaran diri yang memadai untuk memenuhi tujuan tersebut (Huriani, Eni Zulaiha, Rika Dilawati, 2022).
Momen 17 Agustus menjadi ajang pembuktian momen persatuan ragam generasi untuk sama-sama merayakan kemerdekaan ke- 80 tahun. Generasi tua memiliki kebiasaan yang menekankan kebersamaan dan saling mengenal antar warga untuk terjalinnya hubungan personal dan kepercayaan antar tetangga, hal ini dapat dilihat dalam kegiatan gotong royong seperti kerja bakti, memasang umbul-umbul atau bendera di sudut jalan raya dan lain sebagainya. Sementara generasi muda mengenal inovasi yang berkelanjutan dan berdampak luas dengan mengandalkan promosi digital dan kampanye publik sehingga segala kegiatan mengandalkan basis platform digital seperti publikasi dokumentasi sepanjang acara, mengelola perlombaan dengan ide kreatif, mengadakan pertunjukan kolaborasi seni & budaya dengan lagu-lagu perjuangan yang diaransemen ulang.
Meskipun demikian tidak dipungkiri adanya kesenjangan dari perbedaan generasi, sebagaimana definisi generation gap yang dinyatakan oleh Mendez yakni “a difference in values and attitudes between one generation and another, especially between young people and their parents. These differences stem from older and younger people not understanding each other because of their differences in experiences, opinions, habits, and behavior” (Delipiter Lase, Dorkas Orienti Daeli, 2020). Perbedaan bentuk komunikasi yang sering terjadi secara tidak langsung menjadi sumber kesalahpahaman dalam suatu tim, atau komunitas. Sebuah studi LinkedIn juga menyatakan bahwa hanya 20% dari karyawan generasi muda yang pernah berbincang dengan rekan yang berusia 50 tahun keatas dalam setahun terakhir, dan sebanyak 44% karyawan generasi tua berusia diatas 55 tahun mengaku menghindari perbincangan dengan generasi muda (David Bowes, 2025). Apabila kasus ini ditarik kepada lingkup yang lebih sederhana yaitu masyarakat, sederhananya diperlukan teknik mediasi komunikasi yang terbuka, saling menghargai, dan kesediaan untuk mendengar satu sama lain. Perlu disadari bahwa rutin mengadakan kegiatan sosial seperti bermusyawarah desa, kerja bakti mampu menjadi sarana mempererat hubungan komunikasi dari berbagai perbedaan generasi.
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan generasi terdahulu, sehingga dengan keberlanjutan bangsa ini dan masa depan juga memerlukan kerja sama yang sama eratnya pada di masa lampau tersebut. Di momen 17 Agustus untuk yang ke-80, kita kembali diingatkan dengan momen utama negara Indonesia yaitu persatuan bangsa. Sehingga tantangan kolaborasi lintas generasi tidak semestinya menjadi ajang kemunduran, dengan menggabungkan kekuatan yang dimiliki setiap generasi secara maksimal akan menjadi batu loncatan baru untuk membangun Indonesia yang lebih maju, membuka peluang dan kesempatan masa depan yang berdaulat, adil, dan makmur. Bersatu bukan semata-mata untuk memastikan Indonesia tetap ada melainkan negeri ini terus maju, kuat dan menjadi kebanggaan di mata dunia.