Program Makan Siang Gratis Harus Memenuhi Standar Gizi Seimbang

Kata pakar Pemerintah Luncurkan Makan Siang Gratis untuk Pelajar, Apakah Sudah Sesuai Standar Gizi?

Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Makan Siang Gratis untuk pelajar di seluruh Indonesia. Dimulai sejak awal tahun 2025, program ini bertujuan mendukung tumbuh kembang anak dan meningkatkan kualitas pendidikan dengan memastikan pemenuhan kebutuhan gizi.

Program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming ini dilaksanakan 78 hari setelah pelantikan Prabowo. Pada tahap awal, program ini menyasar Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di daerah 3T, anak-anak prasejahtera, serta sekolah dengan tingkat absensi tinggi akibat kekurangan gizi.

Apakah program makan siang gratis sudah memenuhi standar gizi yang dibutuhkan? Guru Besar Termuda Universitas Muhammadiyah Jakarta  bidang ilmu gizi dan kesehatan Prof. Dr. Tria Astika EP, SKM., M.KM., menjelaskan saat diwawancarai oleh tim humas pada hari Kamis (30/1) bahwa Program Makan Siang Gratis harus sesuai dengan standar gizi seimbang.

“Makanan bergizi gratis merupakan program untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, asalkan sesuai dengan standar gizi seimbang dan memperhatikan faktor lain yang berhubungan dengan status gizi dan kesehatan anak,” jelas dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan UMJ ini.

Menurut Tria, Nilai gizi disesuaikan dengan usia anak sekolah dasar, baik zat gizi makro maupun mikro yang mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG). Pada penyusunan nilai gizi pada program ini,  Ahli gizi harus memiliki peran dalam merancang menu dan pemenuhan gizi sesuai dengan pedoman Isi Piringku.

“Kualitas bahan makanan memengaruhi pemenuhan gizi yang ideal. Bahan makanan harus bebas dari kontaminasi fisik, kimia, dan mikrobiologi yang dapat menimbulkan keracunan atau dampak negatif lainnya,” ujarnya.

Selain bahan utama, bumbu yang digunakan juga harus aman baik dari sumber maupun jumlahnya. Penggunaan bahan makanan lokal sangat dianjurkan untuk memperkenalkan cita rasa lokal dan mendukung ekosistem produksi serta distribusi pangan lokal.

Tria menegaskan bahwa selain makanan, susu juga diperlukan dalam program ini karena memberikan banyak manfaat kesehatan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. “Paket gizi lengkap dalam susu menawarkan berbagai keuntungan kesehatan, termasuk pertumbuhan dan perkembangan optimal pada anak-anak,” tambahnya.

Tria menjelaskan bahwa susu sangat bermanfaat bagi anak di masa pertumbuhannya. Kandungan kalsium dan fosfor dalam susu penting untuk pembentukan tulang, sementara protein dan asam lemak esensial seperti omega 3, omega 6, dan DHA diperlukan untuk perkembangan otak.

Susu menawarkan manfaat kesehatan yang berbeda dibandingkan pangan nabati seperti daun kelor, serta pangan hewani lainnya yang sulit digantikan dalam pola makan sehat. Selain kaya nutrisi, susu juga merupakan sumber protein yang disukai siswa. Oleh karena itu, Prof. Tria menyebut susu sebagai komponen penting yang mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Penulis : Ariesta Dwi Utami

Editor : Sofia Hasna

Kata Pakar Lainnya

Hepatitis: Jenis, Gejala, dan Penanganannya

511 Penyakit hepatitis masih menjadi ancaman kesehatan global yang kerap luput dari perhatian. Di Indonesia, tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini pun masih tergolong rendah. Banyak yang belum memahami cara

Read More »