Konflik Iran-Israel Guncang Ekonomi Global dan Indonesia

Konflik antara Iran-Israel yang terus memanas tidak hanya menimbulkan kekhawatiran geopolitik. Konflik ini membawa dampak signifikan terhadap ekonomi global dan Indonesia. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (FEB UMJ), Sampor Ali, S.E., S.Hum., M.M. menyampaikan bahwa konflik ini memengaruhi sentimen pasar dan keputusan investasi global.

“Harga komoditas terutama minyak dan gas akan terganggu pasokannya dari Timur Tengah. Kenaikan harga gas dan minyak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan memicu arus keluar modal (capital outflow) dari negara-negara berkembang,” jelasnya, Kamis (26/06/2025).

Sampor menegaskan bahwa sektor energi sepeti minyak dan gas menjadi sektor ekonomi paling terdampak akibat konflik Iran-Israel. Menurutnya, hal ini terjadi karena terganggunya rantai pasok melalui Terusan Suez dan Selat Hormuz yang mengakibatkan melambatnya pasokan dan meningkatnya biaya pengiriman.

Ia juga menambahkan sektor manufaktur global menghadapi tekanan dari naiknya biaya bahan baku dan gangguan pasokan. “Sektor keuangan juga akan merasakan dampak dari konflik ini melalui volatilitas pasar saham dan obligasi, serta potensi kenaikan Non-Performing Loan (NPL) jika pertumbuhan ekonomi melambat secara signifikan,” tambahnya.

Di sisi pasar keuangan Internasional, investor cenderung melakukan flight to quality, yaitu memindahkan dananya ke aset yang lebih aman seperti membeli emas yang dapat memicu gejolak di pasar saham, obligasi, dan komoditas. Risiko kredit pun meningkat, terutama bagi entitas yang terpapar langsung atau tidak langsung pada wilayah konflik.

Selain berdampak terhadap beberapa sektor diatas, Sampor mengatakan dampak ekonomi terbesar akibat perang ini adalah inflasi global yang tinggi dan berkelanjutan akibat dari lonjakan harga energi dan gangguan pasokan. Jika konflik berlangsung lama, hal tersebut dapat memicu Stagflasi yaitu inflasi tinggi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi rendah.

“Ketidakpastian dalam investasi dan penurunan kepercayaan konsumen juga menjadi dampak besar lainnya yang menghambat ekspansi ekonomi,” ujarnya.

Jika konflik meluas, dampaknya terhadap perekonomian global akan sangat serius dan jangka panjang. Potensi gangguan pasokan energi dapat menyebabkan krisis energi, inflasi tinggi, dan resesi global. Selain itu, risiko krisis keuangan sistemik juga meningkat, terutama bagi negara-negara dengan fundamental ekonomi yang lemah.

Dampaknya Terhadap Ekonomi Indonesia

Konflik yang terus berkelanjutan, memberikan dampak kepada negara lain, salah satunya Indonesia. Konflik ini mempengaruhi perekenomian Indonesia, menurut Sampor dampak utamanya melalui jalur inflasi impor, terutama dari kenaikan harga minyak global.

“Sebagai negara importir bersih minyak, Indonesia akan merasakan kenaikan biaya energi secara langsung,” tutur Sampor.

Selain itu, ketidakpastian global dapat mengganggu aliran modal asing ke Indonesia dan berpotensi menekan nilai tukar Rupiah melalui capital outflow.

Sampor menambahkan ketegangan geopolitik ini berpotensi menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Kenaikan harga minyak, meningkatnya ketidakpastian global, dan kemungkinan kebijakan suku bunga tinggi dari Federal Reserve (AS) membuat aset berbasis USD lebih menarik dan mendorong arus keluar modal dari pasar Indonesia.

Langkah Strategis Pemerintah

Sampor mengingatkan pemerintah Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategi. Salah satunya kebijakan moneter yang pruden, dalam hal ini Bank Indonesia perlu menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah melalui intervensi yang terukur dan kebijakan suku bunga yang responsif.

“Kedua, manajemen fiskal yang hati-hati seperti menjaga disiplin anggaran, mempertimbangkan subsidi enegri yang tepat sasaran, dan memprioritaskan belanja yang produktif,” tambahnya.

Sampor juga mengatakan pentingnya melakukan diversifikasi sumber energi dan rantai pasok serta melakukan penguatan cadangan devisa.

Ia berharap semua pihak dapat menahan diri dan mencari solusi damai secepat mungkin. Dari sudut pandang ekonomi, konflik Iran-Israel adalah distrupsi besar yang merugikan kemakmuran global dan kesejahteraan masyarakat.

“Indonesia harus memprioritaskan stabilitas dan keamanan regional, melakukan penguatan kapasitas produksi domestik serta melakukan manajemen risiko yang cermat,” ungkapnya.

Sampor berpesan kepada generasi muda untuk memahami dinamika ekonomi global dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

“FEB UMJ akan terus berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara ekonomi tetapi juga memiliki kepekaan terhadap isu-isu global dan kemampuan untuk berkontribusi pada solusi,” tutupnya.

Penulis: Alwi Rahman Kusnandar

 

 

 

 

 

Kata Pakar Lainnya