Ekonomi tumbuh, tetapi ekologi tetap terjaga, dan distribusi kesejahteraan bisa hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Tentu, hal tersebut merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia di tengah-tengah ketimpangan dan ketidakpastian ekonomi saat ini. Pun demikian juga dengan kerusakan ekologi demi mengejar pertumbuhan ekonomi. Padahal, pertumbuhan ekonomi hanya berpihak pada segelintir masyarakat, yang kemudian diakui sebagai pertumbuhan ekonomi secara agregat sebagai lambang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kita berharap pemerintah tidak terlalu mengejar angka pertumbuhan ekonomi yang fantastis. Akan tetapi, hal yang harus dikejar ialah bagaimana ekonomi bisa terdistribusi di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga ekonomi akan merata di seluruh wilayah Indonesia. Pertumbuhan yang diikuti adanya pemerataan ekonomi, tentu itulah yang memang kita harapkan. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi akan linier dengan hadirnya kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Pertumbuhan dan Pemerataan
Produk Domistik Bruto (PDB) merupakan indikator paling penting dari pengukuran pertumbuhan ekonomi. Dimana PDB ialah sebuah penilaian terkait nilai total barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu periode. Biasanya, PDB ini akan menjadi penilaian baik dan buruknya kualitas ekonomi suatu negara. Selain itu, melalui PDB pula, investor mau datang untuk berinvestasi di dalam negeri.
Walaupun demikian, ada indikator lainnya yang mengikuti penilaian terkait pertumbuhan ekonomi. Misalnya, investasi di dalam negeri, konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor sebagai bentuk cerminan neraca perdagangan, tenaga kerja, inflasi, suku bunga, dan teknologi di dalam negeri. Selain itu juga hal yang tak kalah pentingnya ialah kondisi politik di dalam negeri.
Beberapa indikator tersebut, saling memberikan pengaruh dalam rangka menumbuhkan ekonomi Indonesia. Bila diperhatikan dari beberapa indikator, bahwa hampir seluruhnya masih terpusat di Ibu Kota Pemerintah dan kota-kota penyanggah lainnya. Sehingga akan terasa sulit untuk melakukan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Maka yang terjadi ialah ekonomi hanya akan terpusat di kota, sementara desa dan daerah terpencil akan tertinggal jauh.
Lantas, bagaimana agar ada pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia? Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah mulai fokus terhadap pemerataan pendidikan. Pemerataan pendidikan akan menjadi salah satu pemicu lahirnya pusat-pusat ekonomi di desa dan daerah tertinggal. Sehingga melalui pendidikan, sumber daya manusia akan dapat berfikir kritis dalam rangka menghasilkan banyak temuan inovasi untuk menggenjot ekonomi. Pada ahirnya, akan ada pemerataan ekonomi secara perlahan-lahan di seluruh Indonesia.
Pemerataan Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu pendorong penting dalam rangka mempengaruhi beberapa unsur pendorong pertumbuhan ekonomi. Misalnya, pengelolaan investasi dalam negeri harus melibatkan masyarakat berpendidikan, pola konsumsi rumah tangga yang berkualitas harus melibatkan masyarakat berpendidikan, pengelolaan pengeluaran pemerintah harus melibatkan masyarakat berpendidikan, penyediaan tenaga kerja berkualitas harus melibatkan masyarakat berpendidikan, dan lain sebagainya. Intinya, segala dimensi yang mendorong pertumbuhan ekonomi harus ada pelibatan pendidikan di dalamnya.
Dengan demikian, keberadaan pendidikan menjadi sangat penting dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Tanpa adanya pemerataan pendidikan, rasa-rasanya bila ekonomi bertumbuh, pertumbuhannya hanya akan terjadi pada segelintir masyarakat pemilik faktor-faktor produksi. Sementara rakyat jelata, akan tetap hidup berkekurangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Lantas, upaya apa yang harus dilakukan untuk melakukan pemerataan pendidikan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia? Salah satu cara yang dapat dilakukan kolaborasi antara pemerintah dengan ormas yang memiliki konsentrasi di bidang pendidikan. Sebut saja, misalnya Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Dua Ormas Islam ini memiliki konsentrasi pengembangan sumber daya manusia melalui penyelenggaraan pendidikan.
Muhammadiyah, misalnya memiliki konsentrasi pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Bahkan, untuk Muhammadiyah sendiri memiliki pendidikan pra sekolah seperti ABA (Aisyiyah Bustanul Athfal) serta Pondok Pesantren. Seluruh lembaga Pendidikan, ada yang dikelola di tingkat Ranting Muhammadiyah dan ada pula di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Pun demikian juga dengan Nahdlatul Ulama, lembaga pendidikan yang dimiliki mulai dari pendidikan dasar dan menengah hingga perguruan tinggi. Bahkan, tak kalah penting Nahdlatul Ulama memiliki lembaga pendidikan berbentk pesantren yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Lembaga tersebut dikelola dalam rangka memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat umum.
Dalam rangka melakukan pemerataan Pendidikan, pemerintah bisa berkolaborasi dengan Ormas Islam tersebut. Bentuk kolaborasinya, bisa memberikan pendanaan dalam rangka penguatan sistem di lembaga pendidikan tersebut. Atau, bisa juga dalam bentuk pemberian biaya kepada masyarakat dalam bentuk beasiswa untuk bisa mengenyam pendidikan di Muhammadiyah atau Nahdlatul Ulama. Cara seperti itu, cukup simpel dan tak merepotkan pemerintah.
Pertumbuhan Ekonomi dan Ekologi
Saat ini, bagaimana caranya para pelaku ekonomi mulai berfikir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan tidak mengorbankan ekologi. Dengan kata lain, untuk apa ekonomi bertumbuh tetapi ekologi porak-poranda akibat tangan-tangan tak bertanggung jawab. Padahal kelestarian ekologi ini bukan hanya untuk kita saat ini. Akan tetapi, untuk kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. Sehingga mereka juga bisa menikmati keindahan alam Indonesia dengan nyaman.
Dengan demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka mengintegrasikan pemahaman ekologi kepada pelaku ekonomi dan bisnis di Indonesia, serta masyarakat pada umumnya. Sehingga pertumbuhan ekonomi tetap dapat menjaga keasrian ekologi di Indonesia. Pada akhirnya, kita bisa mewariskan anugrah alam raya Indonesia untuk anak cucu kita mendatang.
Pertama, perbanyak riset yang mengintegrasikan terhadap kelangsungan ekologi. Riset, baik yang dilakukan oleh perguruan tinggi, lembaga riset di perusahaan, lembaga riset miliki pemerintah, dan lain sebagainya, harus mulai mengintegrasikan dengan ekologi. Hal tersebut sebagai upaya agar temuan riset linier dengan kelangsungan ekologi. Dengan kata lain, riset yang muaranya ialah pertumbuhan ekonomi, harus bersamaan dengan upaya menjaga keasrian lingungan hidup.
Kedua, pemberian batasan porsi pembiayaan dari lembaga keuangan bagi industri batu-bara, tambang, dan sejenisnya. Pemerintah melalui BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) harus mulai melakukan pengetatan terhadap kredit atau pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan pada perusahaan batu-bara, tambang, dan sejenisnya. Hal tersebut menjadi sangat penting, agar dengan adanya batasan porsi pemberian pembiayaan, setidaknya akan menahan laju produksi perusahaan tersebut.
Ketiga, literasi ekologi untuk masyarakat umum. Literasi terkait kelangsungan ekologi ini harus mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Bahkan, bukan hanya diperkenalkan, akan tetapi harus mulai diintegrasikan dengan beberapa unsur ataupun bidang dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pemahaman ekologi harus mulai diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dan perguruan tinggi, mulai diperkenalkan di pengajian dan majelis taklim, mulai diperkenalkan di lingkungan kerja, dan bahkan diperkenalkan untuk masyarakat umum.
Ketiga hal tersebut, setidaknya akan menjadi salah satu cara awal untuk mendorong pertumbuhan dengan tetap memperhatikan ekologi. Sehingga ekonomi bertumbuh akan tetapi ekologi tetap terjada. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi akan menghasilkan pemerataan dan distribusi ekonomi pada seluruh masyarakat Indonesia.