Berbagai kegiatan yang ada di Mradio UMJ (Foto : Dok.Pribadi)
Berbagai kegiatan yang ada di Mradio UMJ (Foto : Dok.Pribadi)

Radio pernah menjadi media utama dalam untuk menyampaikan informasi, hiburan, dan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Meski kini dunia digital semakin mendominasi, keberadaan radio tidak pernah pudar. Bahkan, di kalangan mahasiswa, radio justru menemukan wajah baru sebagai ruang belajar, mengasah bakat, dan menambah relasi. Hal inilah yang tercermin dari MRadio, komunitas radio kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang dikelola oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Mradio melibatkan mahasiswa dalam berbagai aspek penyiaran, seperti menyusun naskah, menjadi penyiar atau announcer, memproduksi audio, hingga mengelola program. Mradio tidak hanya tentang siaran, melainkan juga tentang kolaborasi, inovasi, dan manajemen organisasi.

Berbagai kegiatan rutin menjadi ciri khas MRadio, mulai dari On Air Location, Radioweek hingga Latihan Dasar Radio (LDR). Lebih dari itu, MRadio telah menjalin kerja sama dengan RCTI+ untuk menghadirkan siaran 24 jam yang membuka peluang mahasiswa merasakan atmosfer bekerja di bidang profesional.

Dari Announcer Hingga Lead Program Off Air

Setiap anggota Mradio memiliki cerita perjalanannya masing-masing, termasuk saya yakni Indira Dwi Kusumawardani. Perjalanan saya di MRadio dimulai dari peran saya sebagai announcer. Saat itu, saya dipercaya mengisi program Say To Morning (single DJ) dan Daily Life Campus bersama teman saya.

Indira Dwi Kusumawardani saat menjadi announcer di Mradio UMJ (Foto : Dok.Pribadi)
Indira Dwi Kusumawardani saat menjadi announcer di Mradio UMJ (Foto : Dok.Pribadi)

Dari balik mikrofon, saya belajar bagaimana menjaga intonasi suara, mengatur tempo bicara, serta membangun suasana yang akrab dengan pendengar Mradio atau yang biasa disebut dengan Mlisteners. Meski sederhana, pengalaman sebagai announcer mengajarkan saya bahwa radio bukan hanya soal berbicara, melainkan juga soal menghadirkan kedekatan dan kehangatan bagi audiens.

Langkah berikutnya membawa saya menjadi produser dalam Podcast Ruang Dialog. Pada posisi ini, saya mulai masuk ke tahap yang lebih kompleks. Saya tidak hanya menyiapkan naskah, tetapi juga menentukan narasumber dan memastikan tema yang diangkat sesuai dengan kebutuhan audiens. Salah satu kebanggaan saya adalah ketika podcast ini berhasil menghadirkan Dosen-dosen Ilmu Komunikasi UMJ yang memiliki pengalaman yang sangat luar biasa dan Founder Komunitas Trash Ranger & CEO Youth Ranger Indonesia serta Inha University Korea Selatan.

Dari announcer lalu menjadi produser, perjalanan saya berlanjut hingga dipercaya sebagai Lead Program Off Air. Posisi ini bukan sekadar jabatan, tetapi tanggung jawab besar untuk memastikan program off air MRadio berjalan sesuai arah dan tujuan.

Program off air sendiri berbeda dengan siaran on air yang hanya didengar lewat gelombang radio atau live streaming. Off air lebih berfokus pada produksi konten yang tayang di luar siaran reguler, seperti podcast dan talkshow yang biasanya dipublikasikan lewat YouTube atau media sosial.

Off air menjadi bukti bahwa MRadio mampu beradaptasi dengan perkembangan media digital tanpa meninggalkan identitasnya sebagai radio kampus. Jika on air adalah napas utama yang menghidupkan siaran, maka off air adalah ruang kreatif yang memperluas jangkauan dan memperkuat kedekatan dengan audiens.

Sebagai Lead Program Off Air, saya bertugas memimpin dan mengarahkan produser, asisten produser, serta talent dalam perencanaan, pembuatan, hingga pelaksanaan program. Saya juga bertugas sebagai director untuk empat program off air, yaitu Podcast Ruang Dialog , KETARA (Keingintahuan Anak Mradio), Let’s Ask, serta Podcast Wanitalks.

Tugas saya tidak berhenti pada aspek teknis. Saya juga mengembangkan konsep kreatif dan format program agar sesuai dengan segmentasi audiens serta tren terkini. Setiap episode yang lahir dari MRadio adalah hasil kolaborasi saya bersama tim agar tetap relevan dan menarik bagi penonton atau Mviewers. Selain itu, saya juga melakukan evaluasi program secara berkala dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas program.

Selama di MRadio, saya tidak hanya berkutat pada divisi program. Saya juga aktif dalam kepanitiaan, seperti Radioweek 2025 sebagai anggota divisi sponsorship, serta menjadi anggota divisi acara pada Latihan Dasar Radio (LDR) 2024 dan Radioweek 2024. Dari kegiatan ini, saya belajar pentingnya kerja sama tim, manajemen acara, hingga membangun komunikasi dengan pihak luar. Semua pengalaman itu memperkaya perjalanan saya, meskipun saya sendiri mengambil konsentrasi Public Relations.

Semangat Hari Radio Nasional

Perjalanan ini menemukan makna lebih dalam setiap kali Indonesia memperingati Hari Radio Nasional pada 11 September. Peringatan ini mengingatkan bahwa radio adalah media yang tidak pernah mati, hanya bertransformasi. Jika dahulu radio hanya terdengar lewat gelombang siaran, kini radio hadir dalam wujud baru yang menyesuaikan dengan era digital.

Bagi saya dan teman-teman di MRadio, Hari Radio Nasional adalah momen refleksi. Bahwa apa yang kami lakukan di lab studio radio kampus adalah bagian dari tradisi panjang radio di Indonesia. Kami menjaga semangatnya dengan cara kami sendiri, yaitu menghibur, mengedukasi, sekaligus menjalin relasi dengan audiens melalui pemanfaatan teknologi yang ada saat ini.

MRadio UMJ membuktikan bahwa radio tetap relevan. Setiap perjalanan anggota di dalamnya adalah bentuk nyata bagaimana radio bisa terus hidup, beradaptasi, dan menjadi ruang belajar yang tidak ternilai bagi mahasiswa. MRadio juga menjadi tempat di mana relasi terjalin, baik dengan sesama mahasiswa lintas angkatan maupun dengan pihak luar yang bekerja sama dalam berbagai kegiatan. Jaringan inilah yang membuat MRadio UMJ bukan hanya tentang siaran tetapi juga tentang membangun jejaring komunikasi yang akan berguna di masa depan.

Kini, MRadio hadir semakin dekat dengan audiens lewat berbagai platform digital. Pendengar bisa menikmati siaran langsung melalui www.mradio.umj.ac.id dan aplikasi RCTI+, hingga menyaksikan beragam program off air melalui YouTube MRadio UMJ dan Komunikasi UMJ. Semua ini adalah bagian dari inovasi yang dilakukan MRadio agar tetap relevan dan mampu menjangkau generasi digital.

Lebih lanjut, saya percaya MRadio akan terus bertransformasi. Generasi baru akan datang dengan ide-ide segar, dan tugas kami adalah memastikan radio terus berjalan. Karena pada akhirnya, MRadio UMJ bukan hanya milik satu orang atau satu periode kepengurusan, melainkan milik seluruh mahasiswa yang ingin belajar, berkarya, dan memberi warna lewat dunia penyiaran.

Indira Dwi Kusumawardani
Mahasiswa Ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta
Lead Program Off Air Mradio UMJ

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id