Sepak bola menjadi salah satu olahraga yang paling diminati masyarakat di Indonesia bahkan dunia. Banyak orang menjadikan sepak bola sebagai prospek karier di masa mendatang. Kendati demikian, ada sejumlah pemain yang tidak mengabaikan dari segi pendidikan, misalnya Muhammad Salman Alfarid, eks punggawa Timnas U-19.
Pesepak bola yang sejak remaja bolak-balik mengenakan seragam Tim Garuda itu, terus menuntut ilmu dari pendidikan dasar hingga ke jenjang perguruan tinggi walaupun hari-harinya sibuk berlatih dan bertanding. Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Program Studi Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (POR FIP UMJ).
Berawal dari melihat kakaknya yang bermain bola dan masuk sekolah sepak bola (SSB) saat masih kecil, Salman mengaku tertarik dan termotivasi untuk bermain sepak bola dengan bergabung di SSB Matador. Kemudian ia melanjutkan perjalanan sepak bolanya dengan serius di Sekolah Khusus Olahragawan (SKO) Ragunan dan mengawali posisi di bek kanan.
Atas konsistensinya di lapangan hijau, Salman mengikuti dua seleksi yang digelar untuk bergabung menjadi punggawa muda Timnas Indonesia.
“Prosesnya dari turnamen festival kategori usia dan pada saat itu seleksinya pas lulus SMP. Jadi yang pertama, mengikuti seleksi regional Timnas yaitu regional Jakarta, hasilnya belum bisa lolos. Lalu yang kedua, mengikuti seleksi Gothia Cup di Liga Kompas U-14, alhamdulillah berhasil lolos,” ujar Salman saat diwawancarai di Lantai 1 Gedung Rektorat UMJ, Senin (13/05/2024).
Gothia Cup atau yang dikenal dengan nama The World Youth Cup merupakan turnamen sepak bola untuk anak-anak usia muda. Turnamen ini dapat diikuti oleh tim-tim usia muda yang berada di negara naungan FIFA. Di Indonesia, ajang seleksi pemain untuk tampil di Gothia Cup dilakukan saat penyelenggaraan turnamen salah satunya yang diikuti Salman pada saat itu adalah Liga Sepak Bola Kompas Garuda U-14.
Dari turnamen tersebut Salman terpilih menjadi pasukan Timnas U-16 untuk pagelaran Piala Asia U-16 pada 2018. Kemudian menjadi punggawa Timnas U-19 di Piala AFF 2018 dan Kualifikasi Piala Asia U-19, serta tergabung dalam Garuda Select pada 2019.
Dengan Curriculum Vitae yang mentereng di level Timnas Muda, Salman mulai melanjutkan karier sepak bolanya di klub profesional Liga Indonesia seperti Persija, Persebaya, dan Gresik United. Kendati kerap merumput dan bertanding di klub tersebut, ia membeberkan bahwa semenjak lulus SMA langsung berniat untuk kuliah dan akhirnya berlabuh di POR FIP UMJ.
“Awalnya memang setelah lulus SMA sudah mau berkuliah di perguruan tinggi swasta ataupun negeri. Nah, saya mengambil kuliah di UMJ karena ada dua sahabat kecil saya yang berkuliah di sini. Mereka seangkatan sama saya, namanya Dena dan Zaki,” ungkapnya.
Menurut Salman, POR FIP UMJ sudah sangat membantu ia untuk mengemban pendidikan tinggi dengan baik. Pasalnya, para dosen memberi dukungan penuh terhadap kariernya sebagai pesepak bola profesional. Berkat dukungan itu, ia mampu membagi waktu untuk kuliah dan bermain sepak bola.
“Sebelumnya saya sudah berkoordinasi dengan pihak POR FIP UMJ (Ketua Program Studi dan dosen) perihal tanda tangan kontrak saya dengan klub profesional. Lalu, terkait jam kuliah online dan offline bisa disesuaikan. Kemudian mengenai absen, tugas, dan ujian juga dapat saya jalankan dengan baik,” ucap Salman.
Ia memandang bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting untuk kariernya di masa depan sehingga hal ini harus diseimbangkan dengan karier sepak bola. Dengan berkuliah di UMJ dan mendapat dukungan penuh dari Kaprodi dan para dosen, ia berharap dapat meraih gelar sarjana tepat waktu.
“Untuk jenjang karier yang lebih baik di masa mendatang, setelah lulus kuliah insyaallah ada hal yang dapat dijalankan di luar lingkup sepak bola. Sebagai pesepak bola pasti ada masa pensiunnya, cepat atau lambat,” tuturnya.
Sejauh ini tentu peran keluarga di kehidupan Salman sangat berpengaruh. Ia mengutarakan bahwa keluarganya sangat mendukung kuliah dan karier sepak bolanya, terutama dari sosok Ayah Salman yang merupakan seorang pelatih SSB berlisensi.
“Dari keluarga tidak ada masalah dan saling support. Misalnya menjadi pemain inti atau pemain cadangan. Mau bermain atau tidak. Apalagi jika merantau seperti di Surabaya dan Gresik, mereka tetap mendukung,” kata Salman seraya tersenyum.
Ia berharap karier sepak bola ke depannya yaitu dapat kembali memperkuat Timnas Indonesia. Terakhir kali Salman mengikuti Pemusatan Latihan Timnas adalah untuk persiapan SEA Games 2021 yang berlangsung sampai 28 Februari 2021 di Jakarta. Saat itu Timnas sudah dilatih oleh Shin Tae-yong.
Salman juga memberikan sedikit tips untuk menjaga kesehatan tubuh dan kiat-kiat menjadi pemain sepak bola profesional.
“Mengenai asupan makanan dan minuman untuk tubuh agar tetap sehat, jika di level klub harus lebih mengontrol diri sendiri. Di level Timnas sudah disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Nah, kalau cara-cara untuk menjadi atlet profesional, dapat dimulai dengan menjaga pola makan, misalnya asupan protein, menjaga kesehatan tubuh, dan latihan yang konsisten. Latihan ini juga disesuaikan jam latihannya, begitu juga dengan jam istirahat,” pungkasnya.
Penulis : Qithfirul Fahmi
Editor: Dinar Meidiana