Meskipun tengah hamil 6 bulan, Ika Yulianingsih, M.Pd. tak menyurutkan niat dan semangatnya untuk ikut dalam ajang bergengsi, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumut pada cabang olahraga woodball.
Dosen Program Studi Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (Prodi POR FIP UMJ) ini mengaku, tidak ingin melewatkannya sebab woodball adalah cabor baru pada PON kali ini.
Pada sesi latihan persiapan menghadapi PON di Lapangan Woodball Pamulang, Rabu (04/09/2024), Ika tampak bersemangat bahkan tidak terlihat seperti orang yang sedang mengandung.
Ia terlihat menikmati latihan bersama atlet lainnya dari Pamulang Woodball Club. Resep rahasianya menurut Ika berasal dari alam pikiran yang diatur agar selalu positif.
“Ini experience pertama buat saya karena waktu hamil pertama, saya harus bed rest. Mungkin karena waktu itu ada rasa takut. Maka dari itu sekarang atur mindset jadi positif. Jangan sampai lemah karena pikiran negatif. Saya selalu berdoa dapat kekuatan dan janin saya juga sehat. Pokoknya saya munculkan pikiran positif dan berusaha komunikasi dengan janin selama latihan,” kata Ika.
Pikiran positif itu juga didorong oleh dukungan suami dan orang tuanya. Ika bercerita, awalnya suami dan orang tua merasa khawatir dengan kondisinya yang sedang hamil. Namun ia memperlihatkan tekad dan niatnya dengan memberikan penjelasan yang logis bersamaan dengan kedisiplinan menjaga kesehatan kandungan yang baik.
Akhirnya Ika yang tengah mengandung anak kedua itu, mendapat izin bahkan dukungan penuh dari keluarganya. Ika merasa, dukungan itu juga datang karena suaminya (yang juga berkecimpung di cabor woodball) sangat memahami keinginan dan tekad kuat yang ada dalam dirinya.
Tak tanggung-tanggung, PON pertama ini Ika menargetkan membawa emas untuk Kontingen Banten. Ika bertanding pada dua nomor yaitu double stroke competition dan team fairway competition.
“Saya memang sudah berniat dari sebelum hamil karena PON itu multi event nasional pertama kali bagi saya. Walaupun saya main di level internasional, tapi rasanya bergengsi main di PON karena bertemu atlet dari berbagai daerah di Indonesia,” ungkap Ika yang pernah meraih Rangking II Dunia Putri pada Internasional Tour Woodball ini.
Tidak hanya keluarga, kampus UMJ tempat Ika mengabdi dan mengajar juga memberikan dukungan sangat penuh. Ika mengatakan, mulai dari Ketua Prodi POR hingga Rektor sangat memberikan dukungan.
Rektor UMJ Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si., melepaskan Ika dan altet lainnya secara simbolis bertepatan pada Hari Bermuhammadiyah IX di Masjid At-Taqwa, akhir Agustus lalu.
Selain mengantongi dukungan, Ika juga merasa perlu mengantongi bekal makanan selama latihan. Latihan selama hamil menjadi tantangan tersendiri baginya karena harus menjaga kebugaran tubuh.
Ia kerap membawa makanan di saku celana seperti buah pisang atau camilan lainnya, sebab hamil membuatnya harus lebih intens makan agar si jabang bayi bisa ikut latihan dengan nyaman.
“Tantangannya di situ. Di pertandingan kali ini, saya harus berpikir double karena saya punya bayi di dalam diri saya. Jadi saya cover itu dengan cara memenuhi asupan. Setiap kali main, saya harus ada asupan, minum juga saya usahakan. Setiap main bawa botol besar jadi tetap terhidrasi. Itu untuk menjaga kondisi badan,” kata Ika.
Kehamilan kali ini adalah pengalaman menarik karena menjadi tantangan bagi Ika menghadapi pertandingan. Untungnya Ika sudah latihan fisik dan basic sebelum dan selama masa awal kehamilan.
“Saya latih basic dari usia kehamilan awal supaya tetap terjaga. Itulah sebenarnya yang utama adalah pikiran. Saya merasa bermain atau latihan ini sepeti biasanya, seperti orang yang tidak hamil,” kata Ika.
Saat usia kehamilan baru menginjak 1 bulan, Ika bersama atlet lainnya dari Banten dan Pamulang Woodball Club mengikuti Hongkong International Woodball Championship 2024. Pada kejuaraan itu, Ika berhasil meraih perak. Kehamilan bukan halangan. Bagi Ika, woodball nomor satu. Sedangkan yang lain, entar dulu.
“Woodball itu memang yang benar-benar yang saya cintai. Kuliah dengan woodball, saya pilih woodball. Nomor satu woodball, kuliah nomor dua. Sama dengan hari ini, walaupun saya mengajar, tapi woodball nomor satu buat saya,” kata Ika sambil tertawa.
Kecintaanya terhadap olahraga asal Taiwan ini, berawal dari dosennya semasa kuliah S1 di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES), Pak Kriswantoro.
“Ika, ayo dolanan woodball,” begitu kira-kira kata Pak Kriswantoro, tahun 2007 di lapangan kampus UNNES siang hari. Ajakan Pak Kriswantoro menarik perhatian Ika yang memiliki basic atletik. Setiap hari, Ika berlatih dengan modal gate, malet, dan bola pinjaman yang masing-masing berjumlah satu.
“Kalau jam kosong kuliah, atau setiap pagi jam setengah 6 sebelum kuliah saya harus di lapangan. Saya lakukan itu sendiri. Sering saya sendirian, nancepin gate dan bawa bola. Karena dapat pinjaman satu bola dan satu malet, ya sudah saya pakai itu. Saya bolak-balik ambil bola, kadang saya juga rekam buat evaluasi gerakan,” tutur Ika.
Tahun 2008 Ika debut dalam kejuaraan tingkat internasional Asean Beach Game di Bali. Sejak itu, Ika mengaku ketagihan dan keterusan bermain woodball sampai dapat banyak prestasi. Ika, Pak Kriswantoro, dan teman-temannya di Pascasarjana UNNES menorehkan banyak prestasi.
Beberapa kejuaraan itu di antaranya, The 6th World Cup Woodball Championship” di Sanya China pada 2014, Asian Beach Games (ABG) 2016 di Da Nang, Vietnam, dan masih banyak lagi.
“Akhirnya keterusan, kayak ketagihan. Ada rasa penasaran, kenapa kadang main bagus, kadang juga tidak. Menurut saya, di woodball ini sesuai dengan suasana hati kita, jadi harus menstabilkan emosi. Di woodball saya belajar tentang kehidupan,” kata Ika.
Selama bermain woodball, Ika merasa sedang belajar tentang kehidupan. Bermain woodball mengajarkan Ika mengontrol diri dan kesabaran. Apalagi lapangan woodball yang mirip dengan lapangan golf, terhampar menampilkan pemandangan alam semesta.
“Itulah nikmatnya, belajar tentang kehidupan, suasananya saat bermain bisa bikin tenang,” tutup Ika.
Editor: Dian Fauzalia