Indonesia adalah negara ketiga penghasil beras terbesar di dunia. Melansir mediaindonesia.com, Indonesia tercatat memproduksi 54,65 juta ton padi pada tahun 2020. Dedak padi yang dihasilkan dari produksi tersebut mencapai 3,83 juta ton. Sebagian besar masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Limbah dedak padi yang sering dianggap sampah pertanian ini memiliki potensi besar untuk industri perawatan tubuh. Pemanfaatannya dalam produk body dan hair care tidak hanya dapat mengurangi limbah, tetapi juga menyediakan alternatif bahan alami nabati yang efektif berkat kandungan nutrisinya yang bermanfaat bagi kulit dan rambut.
Mengapa dedak padi menjadi alternatif bahan alami nabati yang ramah lingkungan untuk produk perawatan tubuh? Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ir. Ratri Ariatmi Nugrahani, M.T. akan membagikan informasi mengenai hal tersebut.
Kandungan Dedak Padi (rice bran)
Dedak padi (rice bran) adalah hasil samping dari penggilingan padi yang kaya akan kandungan minyak. Kandunganya termasuk asam lemak jenuh dan tidak jenuh, serta senyawa γ-oryzanol. Senyawa ini merupakan salah satu senyawa bioaktif yang terdiri dari trans ferulic acid ester dan phytosterol.
Ferulic acid adalah antioksidan asam fenolik dengan efektivitas sebagai antioksidan. γ-Oryzanol yang terkandung dalam minyak dedak padi (rice bran oil) memiliki efektivitas sebagai antioksidan, dapat bermanfaat dalam krim perawatan tubuh.
Selain itu, dedak padi juga mengandung berbagai senyawa penting lainnya seperti minyak, lecitin, antosianin, flavonoid, fenol, serta nutrisi seperti protein, karbohidrat, serat, abu, dan lipid. Kandungan tersebut menjadikan dedak padi berpotensi untuk berbagai keperluan, baik pangan maupun non-pangan, seperti dalam pembuatan kosmetik, coating, biskuit, kemasan, dan lainnya.
Krim yang mengandung antioksidan dari dedak padi dapat memberikan perlindungan dari pengaruh negatif sinar matahari, polusi, dan suhu ekstrem. Ratri mengungkapkan minyak dedak padi mengandung campuran asam ferulat dan fitosterol lain. Zat ini dapat menyerap radiasi ultraviolet, sehingga dapat berfungsi sebagai tabir surya.
“Kandungan lain seperti γ-oryzanol juga memiliki sifat antioksidan dapat membantu melindungi kulit dari penuaan dini,” ujar Ratri.
Ekstrak minyak dedak padi tidak hanya bermanfaat secara fungsional, tetapi juga dapat meningkatkan nilai ekonomi dari limbah pertanian ini. Selain itu, kandungan asam linoleat dan γ-oryzanol di dalam dedak padi, mampu menginduksi pembentukan folikel, meningkatkan pertumbuhan rambut, sehingga dapat bermanfaat pada produk perawatan rambut rontok.
Menurut Ratri, Pemanfaat dedak padi merupakan suatu bentuk support terhadap program SDG’s (Sustainable Development Goals) khususnya pada SDG 12 – Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), yaitu pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Dengan tujuan untuk menekankan pentingnya efisiensi sumber daya, pengelolaan limbah yang tepat, dan pengembangan produk yang ramah lingkungan.
Penulis: Ariesta Dwi Utami
Editor: Dinar Meidiana