Oleh : Rachmat Dika

Peserta PIDNAS yang diselenggarakan PC IMM Kota Banjarbaru
Peserta PIDNAS 2023 yang diselenggarakan IMM Kota Banjarbaru, Rabu (15/2/2023).


Pulau Kalimantan atau pulau dengan sebutan Borneo ini kerap kali terdengar mengesankan. Bagaimana tidak? Sumber daya alam yang dimiliki pulau tersebut sangat melimpah. Masuk sebagai pulau terbesar ketiga di dunia, Kalimantan terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Meskipun begitu, pulau ini dibawah naungan teritori tiga negara diantaranya, Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei Darussalam (1%). Uniknya, Kalimantan dijuluki sebagai “Pulau Seribu Sungai” karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau tersebut dikarenakan tidak adanya gunung api serta rawan gempa. Karena terletak di tengah-tengah Indonesia sehingga layak dijadikan sebagai lokasi ibu kota negara baru.

Pada Rabu, 15 Februari 2023 kemarin saya telah melakukan perjalanan ke Banjarbaru yang terletak di Kalimantan Selatan. Tentu saja perjalanan ini bukan sekadar untuk liburan semata, tetapi perjalanan untuk mencari banyak sekali ilmu pelajaran dan kebermanfaatan. Persiapan keberangkatan dimulai sekitar pukul 10.00 WIB s.d 13.00 WITA dari Bandar Udara Internasinal Soekarno-Hatta menuju Bandar Udara Internasional Syamsudin Noor menggunakan maskapai Lion Air JT-324. Selama 2 jam berada di pesawat, tentu tidak terlepas pemandangan yang sangat indah. Tentu sangat berbeda saat melihat dari atas ketinggian. Terlihat warna hijau yang mendominasi pulau dan sangat menyejukkan mata karena masih banyak sekali hutan dan pepohonan di pulau ini. Inilah salah satu paru-paru dunia yang patut kita lestarikan.

Perbedaan waktu di sini sedikit membuat saya merasa kebingungan atau biasa kita sebut jet-lag. Selama melakukan perjalanan ke Kalimantan tentunya saya ditemani oleh mahasiswa lain yang merupakan peserta dari kegiatan PIDNAS yaitu Defi dan Amel. Kami bertiga mengikuti PIDNAS (Pelatihan Instruktur Dasar Nasional) yang diselenggarakan oleh PC IMM Kota Banjarbaru. Pada hari pertama di Banjarbaru, kesulitan dalam memahami perkataan teman-teman yang berasal dari Kalimantan sering kali saya rasakan. Dikarenakan dialek atau biasa kita sebut logat bahasa daerah mereka yang cenderung berbeda dengan Bahasa Indonesia.

Selama 6 hari, banyak sekali pelajaran yang bisa diambil oleh saya untuk dibagikan kepada teman-teman yang berada di komisariat. Pada hari pertama sampai hari kelima saya mempelajari tentang perkaderan. Banyak sekali materi yang didapat dalam kegiatan PIDNAS. Mulai dari Sistem Perkaderan Rasulullah dan Sistem Perkaderan Muhammadiyah, Sistem Perkaderan Ikatan, Ke-Instrukturan, Psikologi Belajar, Manajemen Pelatihan, Grand Design Perkaderan, Micro Teaching, Screening.

Selain itu, rasa kekeluargaan yang sangat tinggi patut saya apresiasi. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa merasakan keakraban bersama orang yang baru kita jumpai. Kepedulian terhadap sekeliling mereka menjadi nilai sosial yang amat berguna bagi pembelajaran hidup. Tak hanya nilai kepedulian dan kekeluargaan yang tinggi, mayoritas mereka yaitu saling berbagi ilmu dan menjaga toleransi sesama umat manusia.

Banjarbaru dengan Pariwisata dan Kulinernya

Hal yang paling menarik Kota Banjarbaru yaitu kuliner atau makanannya yang cukup unik. Hampir semua masakan di sini terasa manis, bahkan sambalnya pun terasa ada manisnya. Rupanya setelah saya tanyakan kepada teman-teman di sana, ternyata rasa manis ini berasal dari gula aren yang dicampurkan ke dalam masakan tersebut. Lalu, di sini juga terdapat makanan yang cukup menarik. Makanan itu memiliki nama Pentol. Pentol sendiri di pulau Jawa atau khususnya Jakarta bukan makanan yang asing di telinga kami. Kalimantan mempunyai cara tersendiri untuk mendapat jajanan yang satu ini. Cara membelinya pun juga cukup berbeda, yakni kita hanya disediakan sebuah tusukkan, lalu kita sendiri yang menusukkan Pentol dari panci yang sudah dibuka tutupnya, pentol yang sudah ditusuk segera kita makan atau bisa juga kita celupkan terlebih dahulu ke bumbu saus yang sudah disediakan tanpa dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kantung plastik.

Pada hari terakhir di Banjarbaru, kami memutuskan untuk melakukan sebuah perjalanan wisata. Wisata religi menjadi tujuan utama Masjid Bambu Kiram yang terletak di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang tidak pernah sepi pengunjung. Di masjid ini kami melaksanakan salat Ashar secara berjamaah. Kemudian melakukan perjalanan menuju Sungai Aranaway yang terbentang dari hulu di pegunungan Desa Kiram Atas menuju ke hilir ke Desa Kiram. Di Aranaway sangat sangat cocok sekali bermain air, namun karena air sungai di sini berwarna kecoklatan jadi lebih cocok untuk berendam daripada berenang. Sangat menyenangkan bisa menghabiskan waktu bersama teman-teman lintas budaya.

Pelajaran serta pengalaman yang didapat dari perjalanan ini sangat banyak, terutama mempelajari bagaimana caranya untuk menjadi kader muhammadiyah yang baik. Setiap daerah memiliki budayanya sendiri untuk melakukan kegiatan perkaderan, tentu saja setiap budaya yang dipakai di masing-masing daerah tidak boleh terlepas dari tujuan utama perkaderan, yaitu meng-internalisasi ideologi IMM untuk calon kader guna menjadi kader yang militan. Perjalanan ini tentu saja tidak akan bisa terjadi jika bukan karena IMM, terima kasih kepada PK IMM FIP UMJ Cireundeu karena telah memberikan Dika kesempatan untuk mencari pengalaman serta mempelajari banyak hal terkait perkaderan sampai ke pulau Kalimantan. Semoga tulisan ini dapat memotivasi para pembaca agar lebih giat lagi dalam mencari ilmu serta pengalaman, dan semoga ilmu yang didapat oleh penulis selama di Kalimantan dapat bermanfaat bagi teman-teman di komisariat.

<strong>Rachmat Dika</strong>

Rachmat Dika

Mahasiswa Pendidikan Olahraga
Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.