
KKN Internasional di Kamboja adalah salah satu pengalaman paling berharga selama masa studi. Saya Endang Darmawan Pendawa Agung, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (Prodi PAI FAI UMJ), sangat beruntung bisa menjadi salah satu dari sedikitnya mahasiswa KKN di luar Indonesia.
Saat pertama kali mendengar bahwa saya lolos untuk mengikuti KKN di luar negeri, perasaan campur aduk antara antusiasme dan kekhawatiran melingkupi hati.
Namun setelah menghabiskan beberapa bulan di negeri Angkor ini, saya rasa pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan, tapi juga membentuk karakter dan memperluas wawasan tentang kehidupan budaya di negara lain.
Di Kamboja, saya tidak sendiri melainkan bersama teman-teman mahasiswa lainnya dari berbagai perguruan tinggi yaitu UMJ, UMC, UMSU, UHAMKA, UIN IB.
Adaptasi dengan Budaya Baru
Saat tiba di Phnom Penh, ibu kota Kamboja, kami rombongan UMJ disambut dengan kehangatan yang tak terduga. Meskipun bahasa menjadi kendala utama awalnya, keramahan penduduk setempat membantu kami merasa nyaman dan cepat beradaptasi.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya dan kebiasaan sehari-hari. Misalnya, cara berinteraksi dan menyapa orang, serta jalur kendaraan yang berbeda.
Di Indonesia lajur kendaraan mendahului dari lajur kanan, sedangkan di Kamboja, lajur mendahului ialah lajur kiri hehehe, hal ini yang berbeda dengan kebiasaan yang biasa kami alami di Indonesia.
Satu hal lain juga yang kerap membuat kami tertawa. Kami sering menemukan kendaraan yang bernama tuk-tuk, yaitu sejenis kendaraan yang ditarik dengan motor dilengkapi gerobak dan bisa menampung penumpang sekitar 5-7 orang.
Tak hanya itu, cuaca panas dan lembap Kamboja juga menjadi tantangan tersendiri. Setiap hari, kami harus berjalan kaki untuk membeli jajanan atau makanan dari tempat tinggal tepatnya di madrasah An-Nikmah Al-Islamiyah Institute menuju pasar di bawah terik matahari.
Meski melelahkan, perjalanan ini memberikan kami kesempatan untuk lebih mengenal lingkungan sekitar dan bertemu dengan penduduk setempat yang ramah. Ternyata masyarakat Kamboja hampir sama dengan Indonesia, ketika bertemu selalu tegur sapa dengan senyuman.
Membangun dari Nol dengan Kebersamaan
Di Kamboja, kami ditempatkan di sebuah desa yang terletak dekat dari pusat kota yaitu Desa Sangkat Chrang Chamres, Kecamatan Khan Russey Keo, Kota Phnom Penh. Tugas utama kami adalah membantu mengembangkan program pendidikan remaja di madrasah An-Nikmah Al-Islamiyah Institute.
Tantangan terbesar adalah keterbatasan sarana dan prasarana. Banyak bangunan sekolah yang belum memadai, dan fasilitas pendukung seperti proyektor sangat minim. Namun, justru dari keterbatasan ini muncul kekuatan dan kreativitas kami.
Kami bekerja sama dengan pihak sekolah untuk membersihkan dan merapikan area sekolah dan lingkungan sekitar masyarakat menggunakan alat yang kami beli dengan iuran/kolektif. Setiap hari, kami mengajar anak-anak setempat dengan materi yang kami susun sendiri, berusaha untuk memberikan pendidikan yang bermanfaat dan menarik.
Saya mengajar mata pelajaran kepondokan seperti tajwid, nahu (nahwu), dan saraf (shorof). Dalam hal ini saya mendapatkan banyak pelajaran berharga, salah satunya mendapat ide cara mengajar dengan keterbatasan sumber daya dan teknologi. Dari kegiatan ini saya memahami, pendidikan bukan hanya soal fasilitas, tetapi tentang niat tulus dan metode yang tepat.
Kebersamaan dan Solidaritas
Selama menjalani program KKN, ikatan antara sesama mahasiswa peserta KKN lintas kampus ini semakin kuat. Walaupun di tengah perjalanan ada salah satu kampus yang kurang setuju dengan program kerja kolaborasi mahasiswa seluruh Indonesia. Namun, beruntung pada akhirnya kami bisa menjalankan semua program bersama dan saling membantu.
Kebersamaan ini menciptakan solidaritas yang begitu kental, membuat kami merasa seperti keluarga. Selain itu, kami juga mendapat banyak pengalaman menarik di luar kegiatan KKN. Mengunjungi Tuoel Sleng Genocide Museum, Sungai Mekong, Royal Palace, dan masih banyak widya wisata yang kami kunjungi. Kesempatan ini adalah salah satu momen yang tak akan terlupakan. Keindahan dan kemegahan negeri Angkor membuat kami semakin mengagumi kekayaan budaya Kamboja.
Pelajaran Berharga dari Kamboja
Tentu saja, tidak semua berjalan mulus selama KKN. Ada saat-saat kami merasa lelah, rindu rumah, dan menghadapi berbagai kesulitan. Namun, semua itu terasa ringan karena kami menjalani semuanya bersama-sama.
Terimakasih sahabat seperjuangan dari Cirebon, Ucup, Dudung, Farhan, Uswah, dan Salma yang menemani walaupun dengan pertemuan yang begitu singkat. Semoga kelak kita kembali ke sana dengan jalan kesuksesan masing-masing.
Pengalaman tinggal di Kamboja mengajarkan kami untuk lebih menghargai apa yang kami miliki dan untuk selalu bersyukur. Pengalaman ini juga membuka mata saya akan pentingnya perani generasi muda dalam membawa perubahan positif, baik di negara sendiri maupun di negara lain.
Setiap senyum remaja Kamboja yang kami ajar, dan apresiasi dari penduduk setempat, memberikan motivasi besar bagi saya untuk terus berkontribusi di bidang pendidikan.
Kenangan yang Tak Terlupakan
KKN Internasional di Kamboja adalah pengalaman yang akan selalu saya kenang. Setiap momen, baik senang maupun susah, telah menjadi bagian penting dari perjalanan hidup saya. Dari pengalaman ini, saya belajar banyak hal, terutama tentang makna kebersamaan, kepedulian, dan pentingnya pendidikan.
Saat ini, meskipun KKN telah usai, kenangan tentang Kamboja akan selalu hidup dalam ingatan saya. Saya berharap suatu hari bisa kembali ke sana, melihat anak-anak yang pernah saya ajar tumbuh dan berkembang. Selain itu, melihat dampak positif dari yang telah kami lakukan bersama Madrasah An-Nikmah Al-Islamiyah Institute.
Semoga tulisan ini dapat memberikan inspirasi dan gambaran tentang pengalaman KKN Internasional di Phnom Penh Kamboja.
Editor: Dinar Meidiana

Endang Darmawan Pendawa Agung
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI UMJ
Peserta KKN Internasional di Kamboja
Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.