Banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda saat ini untuk menggali potensi dan kemampuan yang dimiliki. Tentunya sebagai pemuda kita harus bermanfaat bagi semua orang dalam berbagai kondisi dan situasi. Untuk meraih itu semua, saya mengikuti Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP) yang merupakan program Kementerian Pemuda dan Olahraga yang diselenggarakan selama satu bulan sejak 4 Juli sampai 7 Agustus 2024 di Bengkulu dan Kalimantan Utara.
Program yang dimulai sejak 1998 ini bertujuan melatih jiwa kepemimpinan pemuda. Saya adalah satu dari sekian banyak pemuda yang sangat tertarik dan berminat mengikuti PPAP. Pemuda yang mendaftar sangat beragam, tidak hanya mahasiswa tapi ada juga pelajar SMA bahkan yang telah lulus kuliah jenjang S1.
Pada program ini, setiap provinsi mengirimkan dua orang perwakilan yaitu satu pemuda dan satu pemudi terbaik untuk mengikuti rangkaian PPAP tingkat nasional. Saya mendapat kesempatan emas menjadi perwakilan dari Provinsi DKI Jakarta untuk PPAP 2024.
Sampai pada titik ini bukan hal mudah. Saya mewakili Provinsi DKI Jakarta melewati rangkaian seleksi sebanyak empat tahap yang berlangsung selama dua bulan.
Dari 160 pendaftar, saya berhasil terpilih untuk melaju ke PPAP 2024 tingkat nasional bersama satu pemudi yaitu Widyawati Fernanda mahasiswa dari universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
PPAP 2024 berlokasi di dua zona yaitu zona barat di Provinsi Bengkulu dan zona tengah di Provinsi Kalimantan Utara. Kami disiapkan untuk berdedikasi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di desa penempatan masing masing.
Sebagai perwakilan dari provinsi DKI Jakarta, kami mengusung program yang sama yaitu, pengembangan kepemudaan desa. Namun, program itu kami sesuaikan dengan lokasi masing-masing.
Saya sangat senang ditempatkan di desa Bajak Satu, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu bersama 8 orang perwakilan dari berbagai pulau di Indonesia. Program yang kami lakukan di desa Bajak satu tentu menyesuaikan permasalahan dan kebutuhan yang ada disana.
Setelah melakukan riset selama 4 hari, kami fokus ke beberapa hal yaitu pendidikan, olahraga dan kepemimpinan. Dari riset itu, kami mengambil kesimpulan bahwa pemuda setempat memerlukan program yang dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi.
Maka dari itu, dalam bidang pendidikan, kami mengusung program pelatihan bahasa asing (Bahasa Inggris), penyuluhan tentang lapangan pekerjaan dan generasi berencana. Respons para pemuda di sana sangat baik karena ternyata banyak di antara mereka yang ingin jadi tentara atau polisi.
Program-program itu jadi pendorong semangat para pemuda sebagai persiapan mengikuti seleksi TNI dan POLRI. Mereka juga diberikan penyuluhan Generasi Berencana agar tidak hanya memahami tentang pencegahan pernikahan dini atau masalah hamil di luar nikah, tapi juga dapat menyusun perencanaan kehidupan sebagai pemuda.
Sementara pada bidang olahraga, para pemuda dilibatkan dalam turnamen olahraga. Beberapa cabang olahraga yang dipertandingkan yaitu bola voli dan tenis meja. Mereka sangat antusias sehingga memenuhi lokasi turnamen yaitu di sekitar Kantor Balai Desa Bajak Satu.
Sedangkan dalam hal kepemimpinan pemuda, kami mengaktifkan Kembali forum kepemudaan. Melalui forum itu, semangat dan minat pemuda untuk berorganisasi dapat terdorong dan berkembang. Antusiasme semakin terlihat ketika para pemuda diajak untuk mengikuti kegiatan Youth Leadership Camp. Kegiatan tersebut berupa camping di alam namun dikemas untuk melatih jiwa kepemimpinan.
Selama satu bulan, saya merasakan pengalaman yang luar biasa dengan agenda yang cukup produktif. Kami juga kerap diajak diskusi bersama PJ Bupati Bengkulu Tengah Dr. Heriyandi Roni, M.Si. dan Gubernur Provinsi Bengkulu Prof. Dr. drh. H. Rohidin Mersyah, MMA. melalui forum diskusi khusus maupun gala dinner.
Sepanjang melaksanakan program, tantangan tidak absen. Saya dan semua perwakilan pemuda dari berbagai provinsi se-Indonesia harus menjaga kekompakan agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan berdampak.
Di tengah tantangan yang mengharuskan kami menyatukan banyak kepala menjadi satu misi, kami tetap berupaya menjaga kekompakan. Itu dikarenakan peran kami dituntut untuk mengembangkan kepemudaan.
Dukungan Dispora Provinsi, Dispora Kabupaten, dan aparat desa sangat luar biasa sehingga program kami berjalan dengan baik dan maksimal. Paling utama, pemuda setempat yang memiliki antusias tinggi untuk terlibat dalam setiap program.
Saya sangat bersyukur karena menjadi bagian yang dapat berkontribusi dan berinovasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini memberikan saya pengetahuan dan ilmu tentang persahabatan, kekeluargaan, manajemen, mengerti cara mengendalikan ego pribadi, dan tentunya pengalaman luar biasa.
Saya tidak akan melupakan pengalaman berharga ini. Melalui program ini, saya bisa lebih semangat dalam membantu menaikan Indeks Pembangunan Pemuda di kota dan provinsi kelahiran saya untuk mencapai Generasi Emas 2045.
Salam Pemuda!
Pemuda Bisa!
Editor : Dinar Meidiana
Dzaky Furqon Kurnia
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi FISIP UMJ
Finalis PPAP Kemenpora 2024
Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.