Latihan Jadi Diplomat di IMUN
Iqbal Nur Arifin saat mengikuti IMUN secara daring, 31 Agustus 2024. (Foto: Dok. Pribadi).

Menjadi diplomat merupakan cita-cita dan impian banyak orang terutama pelajar. Di kalangan pelajar dan mahasiswa Hubungan Internasional, pasti sudah tidak asing dengan Model United Nations (MUN).

MUN adalah simulasi konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Maka dari itu, peserta MUN umumnya mahasiswa Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional karena sangat relevan dengan prospek kariernya.

Akan tetapi bukan berarti yang boleh ikut MUN hanya mahasiswa Prodi HI, melainkan semua mahasiswa dari program studi manapun boleh ikut. Bahkan siswa SMA dapat mengikuti simulasi konferensi ini. Contohnya saya, Iqbal Nur Arifin yang saat ini berstatus mahasiswa baru di Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ).

Serunya Delegasi Amerika Serikat

Pada 31 Agustus 2024, saat baru terdaftar sebagai mahasiswa, saya dapat kesempatan berpartisipasi di International Model United Nations. Saat itu, saya terpilih menjadi delegasi USA (United States of America) atau Amerika Serikat pada komite WHO (World Health Organization).

Saat itu, konferensi membahas topik ”Mental Health Action Plan: Promoting Care and Treatment”. Saya sebagai delegasi Amerika Serikat turut berkontribusi pada negara lain dan menunjukkan bahwa USA juga turut prihatin terhadap masalah kesehatan mental seseorang.

Peserta dari berbagai negara saat mengikuti rangkaian IMUN, 31 Agustus 2024. (Foto: Dok. Pribadi).

Saya bersama delegasi negara lainnya berusaha membuat solusi berupa kebijakan yang dapat dilakukan secara umum di setiap negara. Pada saat konferensi Model United Nations, karena kebijakan yang kita buat tidak selalu mendapat persetujuan dari delegasi negara lain.

Pada dasarnya setiap negara memiliki ide kebijakan masing-masing, jika ide mereka selaras dengan kebijakan ide negara lain maka akan terjadi kerja sama dari kedua negara tersebut, bahkan kerja sama itu bisa melibatkan 10 negara atau lebih.

Kerja sama itu tidak akan terjadi apabila tidak ada keselarasan ide dan kebijakan. Kemudian, para delegasi akan mencari negara-negara dengan ide dan kebijakan yang sejalan. Hal ini yang mengakibatkan terjadi nya pembentukan blok.

Bagian paling penting bagi seorang delegasi saat mengambil kebijakan adalah cermat dan bijak dalam mengambil langkah. Sebaiknya tidak asal menjalin kerja sama dengan negara lain tanpa mengetahui latar belakang negaranya dengan negara yang diwakili.

Walaupun konferensi ini bersifat simulasi, tetapi tetap ada aturan tertentu dari pihak penyelenggara konferensi. Salah satunya merepresentasikan negara yang diwakili sesuai dengan pandangan dan kepentingan negara itu.

Misalnya pada sebuah simulasi konferensi bertema “Menjaga Hubungan Antar Negara: Upaya Kebijakan Pencegahan Dari Perang Antar Negara” dengan UNGA (United Nation General Assembly), China dan Taiwan mustahil berada dalam satu blok.

Peperangan adalah fakta masa lalu yang menghantui kedua negara. Tak lupa baru-baru ini, tepatnya 24 Mei 2024, China melakukan latihan militer besar-besaran di sekitar Taiwan yang mensimulasikan serangan skala penuh di pulau itu beberapa hari setelah pelantikan presiden baru Taiwan, William Lai.

Pada posisi itu Ketua Dewan Sidang beserta Wakil Ketua Dewan Sidang akan merasa ragu dan menganggap delegasi kedua negara melakukan kemunafikan atas pengambilan langkah kebijakan karena tidak sesuai atas representasi dari negara kalian.

Jadi, saya menyarankan untuk teman-teman yang nanti mengikuti MUN, pelajarilah latar belakang negara-negara dan topik konferensi. Hal ini akan membuat kamu dapat berpikir secara bijak dalam menentukan langkah untuk mendapatkan dukungan penuh dari beberapa negara. Selain itu agar mendapat persetujuan para dewan sidang konferensi.

Terpilih Jadi Campus Ambassador

Pada IMUN ini, saya juga bersyukur karena terpilih menjadi Campus Ambassador. Secara umum Campus Ambassador di IMUN bertugas mempromosikan konferensi kepada para Campus Ambassador maupun calon peserta.

Campus Ambassador juga harus selalu membawa nama baik IMUN kepada siapa pun. Mereka wajib membantu orang yang tertarik dan ingin mengetahui IMUN lebih dalam. Kalau ada di antara mahasiswa UMJ yang tertarik ikut IMUN, saya dengan senang hati membuka dialog dan diskusi.

Saya juga sangat bersyukur karena dapat mengikuti dan memahami simulasi konferensi ini yang saya impikan sejak lama. Saya ibaratkan konferensi ini sebagai tempat belajar berdiplomasi, bernegosiasi, dan mendalami ilmu politik internasional selain di dalam ruang kelas.. Itung-itung latihan jadi diplomat.

Saya juga belajar meningkatkan komunikasi dengan Bahasa Inggris dengan orang luar negeri. Kegiatan ini jadi tempat yang tepat untuk mengasah keterampilan itu. Selain itu saya dapat teman baru dari berbagai negara.

Semoga awal 2025 nanti saya bisa ikut konferensi Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) secara luring di Kuala Lumpur, Malaysia.

Saya harap cerita ini menginspirasi banyak orang, terutama mahasiswa UMJ untuk bisa berpartisipasi dalam Model United Nations dengan skala internasional. Salam delegasi!

Editor: Dinar Meidiana

Iqbal Nur Arifin

Iqbal Nur Arifin

Mahasiswa Prodi Ilmu Politik FISIP UMJ
Diplomat di International Model United Nations

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.