
Semua akan datang dan hilang. Begitulah siklus hidup tentang momen dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Semua akan berlalu dan terlupa seiring dengan berjalannya waktu. Namun, semua bisa diabadikan menjadi sebuah kenangan dalam lembaran foto.
Fotografi itulah kegiatan mengabadikan kenangan dalam bentuk visual yang dapat dilihat mata. Seiring berjalannya waktu fotografi tidak hanya menjadi kegiatan pengambilan gambar semata. Namun, terus bermetamorfosis menjadi sebuah seni yang dapat dinikmati.
Sore hari sepulang kuliah, saya Hafizh Ardi Imawan, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ) dan teman-teman suka berkumpul, di depan Gedung FISIP, untuk sekadar ngobrol santai sambil haha-hihi.
Namun, obrolan kali ini, entah mengapa jadi lebih bermakna. Itu karena salah satu teman saya Himas yang merupakan Ketua Umum MPF Analog FISIP UMJ. Dia bilang, fotografi menjadi wadah menuangkan imajinasi.
Bagi orang yang tidak lihai menggambar seperti dirinya, fotografi jadi cara yang tepat untuk menggambar tanpa alat tulis.
“Saya gak bisa menggambar. Makanya saya coba memvisualisasikan imajinasi lewat foto,” kata Himas saat ngobrol hangat di Plaza UMJ.
Himas juga bilang bahwa fotografi itu bagian dari seni karena prosesnya yang penuh kesabaran. Estetika foto yang dihasilkan adalah keindahan sebagai wujud kepuasan diri sendiri.
“Saya rasa foto juga seni. Waktu belajar cara cuci film foto, saya baru tahu prosesnya ternyata sepanjang itu. Setelah selesai dicuci, itu ada kepuasan tersendiri,” ungkap Himas.
Selain kepuasan, Himas juga senang karena fotonya pernah terpilih oleh kurator foto untuk dilombakan.”Seneng banget rasanya foto saya diminta sama kurator buat ikut lomba. Saya bawa tema tentang keluarga waktu itu,” tutur Himas.
Tidak sampai di situ, Himas bilang mau mendalami dunia fotografi dan videografi. Ia ingin jadi videografer dan menghasilkan banyak karya. Sore itu sepulang kuliah di Plaza UMJ, obrolan santai kami anggota MPF Analog menghasilkan banyak perspektif lebih luas tentang fotografi.
Ternyata selembar kertas berisi gambar atau pemandangan, foto di media sosial, atau foto yang ada di grup whatsapp keluarga, mungkin memiliki nilai seni tanpa kita sadari.
Pada akhirnya foto bukan hanya seonggok dokumentasi formalitas yang harus ada, melainkan sebuah mahakarya yang dihasilkan dari dedikasi seorang fotografer dalam mengekspesikan seni dan keindahan.
Editor: Dinar Meidiana

Hafizh Ardi Imawan
Mahasiswa FISIP UMJ
Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.