Mahasiswa UMJ saat memperkenalkan budaya Indonesia dalam kegiatan 2025 NEFU New Year Gala for Chinese and International Students di Aula Sains NEFU, Kamis (19/12/2024). (Foto: Dok. NEFU)

Melangkah ke negeri orang bukan sekadar tentang berpindah tempat, tetapi juga tentang memasuki dunia yang penuh dengan perspektif dan budaya baru.

Tahun 2024 menjadi titik penting dalam perjalanan hidup saya. Saya, Fadhly Ramadhan, mendapat kesempatan emas untuk mengikuti program International Credit Transfer (ICT) 2024 di Northeast Forestry University, Harbin, Tiongkok. Pengalaman ini lebih dari sekadar menuntut ilmu—kesempatan untuk memahami cara hidup yang berbeda, menyelami budaya yang kaya, dan menemukan titik-titik persamaan di antara perbedaan.

Semua ini tidak akan terwujud tanpa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), tempat saya menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Pendidikan. UMJ telah membuka jalan bagi saya untuk mengeksplorasi dunia lebih luas, melampaui batas-batas yang selama ini hanya ada dalam angan demi memulai perjalanan dan pulang membawa pengalaman berharga yang tidak hanya akan memperkaya diri saya, tetapi juga bisa saya bagikan kepada orang-orang di sekitar saya.

Perjalanan ini di mulai dari 29 Agustus 2024, berangkat dengan penuh rasa bangga bersama empat teman UMJ saya lainnya: Nazelina Keissa dari Program Studi Kesejahteraan Sosial, Nadya Asri Ananda dari Prodi Manajemen, Nahya Astriana dari Prodi Ekonomi Islam, Fithria Sari Andalas dari Prodi Administrasi Publik.

International Cooperation Meeting Universitas Muhammadiyah Jakarta & Northeast Forestry University, Jum’at (30/08/2024), (Foto: Dok. Pribadi)

Perkenalan Budaya

Mahasiswa UMJ saat memperkenalkan budaya Indonesia dalam kegiatan 2025 NEFU New Year Gala for Chinese and International Students di Aula Sains NEFU, Kamis (19/12/2024). (Foto: Dok. NEFU)

Salah satu pengalaman paling berkesan selama saya menjalani program pertukaran di Harbin adalah kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia di panggung internasional. Pada 2025 NEFU New Year Gala for Chinese and International Students, yang digelar di Aula Sains Northeast Forestry University (NEFU) pada Kamis (19/12/2024), saya dan mahasiswa Indonesia lainnya membawakan Tari Sajojo, tarian khas Papua yang penuh semangat dan keceriaan. 

Saat musik mulai dimainkan dan langkah kaki kami bergerak mengikuti irama, suasana aula berubah menjadi meriah. Penonton dari berbagai negara bertepuk tangan mengikuti ritme, bahkan beberapa di antara mereka ikut menari di tempat. Momen itu menjadi pengingat bagi saya bahwa budaya memiliki cara unik untuk menyatukan perbedaan. 

Di Harbin, International Cultural Festival sudah terbentuk menjadi budaya rutin yang selalu diselenggarakan oleh hampir setiap universitas yang ada di Harbin, di waktu & tema yang berbeda-beda, namun sama meriahnya.

Selain diselenggarakan di NEFU, saya dan rekan-rekan dari Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) region Harbin juga aktif tampil dalam berbagai festival budaya di universitas lain di Harbin. Setiap pertunjukan menjadi ajang bagi kami untuk tidak hanya menampilkan keindahan budaya Indonesia, tetapi juga berbagi cerita tentang makna di balik setiap gerakan dan sejarah tarian tersebut. 

Salah satu hal yang paling mengejutkan sekaligus membanggakan adalah antusiasme mahasiswa internasional terhadap budaya Indonesia. Banyak dari mereka yang ingin belajar tarian tradisional dan bertanya tentang asal-usulnya. Beberapa bahkan mengajak kami untuk berkolaborasi dalam acara kebudayaan lainnya. 

Melalui pengalaman ini, saya semakin menyadari bahwa budaya bukan hanya tentang warisan yang kita bawa, tetapi juga tentang bagaimana kita membagikannya kepada dunia. Di setiap gerakan tari, di setiap interaksi dengan mahasiswa dari berbagai negara, saya belajar bahwa keberagaman adalah kekuatan yang bisa menyatukan, menghubungkan, dan memperkaya cara pandang kita terhadap dunia.

Cerita Kehidupan di Harbin

Hidup di negeri orang berarti belajar hal-hal baru setiap hari. Mulai dari suasana kota, sistem perkuliahan, hingga kebiasaan sehari-hari masyarakatnya—semuanya memberi saya pengalaman yang begitu berharga. Harbin, kota tempat saya tinggal selama program pertukaran ini, memiliki pesonanya sendiri. Udara dingin yang menusuk di musim dingin, lanskap kota yang dipenuhi bangunan berarsitektur Eropa dan Tiongkok, serta kehidupan mahasiswa yang dinamis membuat saya merasa seperti sedang menjelajahi dunia yang benar-benar berbeda dari rumah. 

Momen kebersamaan dengan International Student, pada International Culture Party, Harbin University of Science and Technology, Minggu (10/11/2024), (Foto: Dok. Pribadi)

Di NEFU, saya bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai negara. Tidak hanya mahasiswa lokal Tiongkok, tetapi juga mahasiswa internasional dari Russia, Morocco, Yaman, bahkan Liberia. Interaksi dengan mereka membuka wawasan saya tentang bagaimana keberagaman bukanlah penghalang, tetapi jembatan untuk saling memahami. Saya belajar bagaimana budaya mereka bekerja, bagaimana cara mereka berpikir, dan bagaimana kami memiliki banyak kesamaan meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. 

Dalam keseharian, ada banyak kebiasaan baru yang awalnya terasa asing, tetapi lama-kelamaan menjadi bagian dari hidup saya di sini. Mulai dari menyesuaikan diri dengan makanan lokal yang kaya akan bumbu khas Tiongkok, menggunakan aplikasi digital untuk hampir semua transaksi, hingga memahami etika sosial dalam berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Saya juga mencoba berbagai makanan tradisional seperti jiaozi (pangsit), hot pot khas Sichuan, hingga tanghulu (manisan buah berlapis gula) yang ternyata memiliki rasa unik dan khas. 

Selain perkuliahan, saya juga mengikuti berbagai kegiatan kampus yang mempertemukan saya dengan lebih banyak orang. NEFU sering mengadakan festival budaya, seminar internasional, hingga kegiatan outdoor seperti hiking dan ice skating, yang menjadi kesempatan saya untuk lebih mengenal lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, saya juga aktif dalam komunitas mahasiswa Indonesia di Harbin melalui Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok (PPIT) region Harbin. Kami sering berkumpul, berbagi pengalaman, bahkan mengadakan acara kecil untuk memperkenalkan budaya Indonesia di kalangan mahasiswa internasional. 

Melalui pengalaman ini, saya menyadari bahwa pertukaran pelajar bukan hanya tentang belajar di universitas asing, tetapi juga tentang bagaimana kita membuka diri terhadap dunia yang lebih luas. Setiap pertemuan, setiap percakapan, dan setiap pengalaman baru menjadi bagian dari proses pembelajaran yang tidak akan saya dapatkan di dalam kelas. Ini adalah perjalanan yang mengajarkan saya tentang adaptasi, keberanian, dan pentingnya menghargai perbedaan.

Editor : Sofia Hasna

Fadhly Ramadhan fip umj

Fadhly Ramadhan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Pendidikan UMJ
Peserta program International Credit Transfer (ICT) 2024 di Northeast Forestry University, Harbin, Tiongkok

Kamu mahasiswa aktif UMJ? Punya pengalaman yang menarik untuk dibagikan? Silakan tulis pengalamanmu dalam 700-1400 kata, lalu kirim ke email ksu@umj.ac.id. Tulisan yang terpilih akan dimuat di Kolom Mahasiswa website www.umj.ac.id.