Dosen FISIP UMJ Bahas Pentingnya Kolaborasi PR dan Influencer di Pertemuan Internasional

Oleh :
Sofia Hasna
Dosen FISIP UMJ Bahas Pentingnya Kolaborasi PR dan Influencer di Pertemuan Internasional (2)
Dosen Prodi Ilkom FISIP UMJ Sofia Hasna,S.I.Kom.,M.A.(kanan) saat menyampaikan materi via daring, Kamis (09/01/25) (Foto: Dok.Pribadi)

Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Sofia Hasna,S.I.Kom.,M.A membahas pentingnya kolaborasi Public Relations (PR) dengan influencer sebagai kepanjangan tangan untuk mempromosikan komunikasi brand. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring pada Kamis (09/01/25).

Baca juga : UMJ dan INHA University Korea Selatan Gelar Global Leaders Program 2025

Pada kesempatan ini Sofia menyampaikan tentang mendefinisikan kembali konsep public relations dan peran influencer dalam menyampaikan brand di era digital.

“Sebelum membahas peran influencer, Public Relations memiliki peran dalam mengkomunikasikan brand melalui strategi komunikasi pemasaran yang terintegrasi. Beberapa hal peran yang dapat dilakukan oleh PR adalah media relations, mengkreasikan konten dan memperkuat pesan melalui storytelling,” jelas Sofia.

Public Relations juga memiliki peran dalam strategi memperkuat pesan untuk membuat percakapan dengan target market. “Penting membuat kedekatan dengan target market melalui narasi pesan yang disampaikan, sisi lain brand harus memberikan bentuk pengalaman, emosi dan cerita yang melekat bagi target market yang dituju melalui aktivitas PR Campaign,” tambahnya.

Sofia juga menjelaskan bahwa saat ini terdapat tren aktivitas Public Relations di tahun 2025, diantaranya seperti perlu membangun konten yang interaktif untuk membangun cerita yang sesuai dengan apa yang dialami oleh target market, perlu melakukan social listening untuk menentukan strategi dan evaluasi berdasarkan persepsi publik di media digital, dan terakhir perlu membangun keterikatan dan kolaborasi dengan influencer agar dapat membangun pengalaman dan kepercayaan brand pada publik.

Public Relations harus berkolaborasi dengan influencer, karena saat ini 80% pengguna media sosial yang mengikuti influencer, memutuskan untuk membeli suatu produk dari brand tertentu berdasarkan rekomendasi dari influencer. Oleh karena itu, aktivitas public relations harus sejalan dan berkolaborasi secara optimal dengan influencer agar dapat meyakinkan target market,” tambah Kabag Humas KSU UMJ ini.

Sebagai penutup, dosen konsentrasi Public Relations ini menekankan penentuan dalam memilih influencer harus berdasarkan nilai-nilai brand dan juga sesuai dengan konsep ethos, pathos dan logos. “Menentukan Influencer harus sesuai dengan nilai-nilai brand dan organisasi serta kita lihat berdasarkan kredibilitasnya,” tutupnya.

Acara Internasional Virtual Short Course ini diadakan oleh Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Acara ini berkolaborasi dengan berbagai negara seperti India, Philiphina, Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Editor : Dian Fauzalia