Bincang Bersama Alumni Arsitektur FT UMJ Bahas Sudut Pandang Arsitek

Oleh :
Taslim Septia
Ridwan Khalkhali, ST. memaparkan presentasinya yang dimoderatori oleh Jundi Jundullah Afgani, S.Ars., M.Ars. pada Sabtu, (26/10/2024) (Foto : Dok. Pribadi )
Ridwan Khalkhali, ST. memaparkan presentasinya yang dimoderatori oleh Jundi Jundullah Afgani, S.Ars., M.Ars. pada Sabtu, (26/10/2024) (Foto : Dok. Pribadi )

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT UMJ) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Serial Alumni Bicara#3. Kegiatan ini merupakan inisiasi alumni, dosen, dan mahasiswa Prodi Arsitektur.

Baca Juga : Arsitektur FT UMJ dan UiTM Malaysia Adakan Webinar Sharing Knowledge Profession

Kegiatan Serial Alumni Bicara ini berlangsung secara daring, Sabtu (26/20/2024). Acara ini pertama kali bertepatan dengan peringatan ulang tahun Prodi Arsitektur UMJ ke-45 pada tahun 2023 silam.

Tema pada Alumni Bicara #3 adalah “Arsitektur: Idealis, Kapitalis, Sosial, dan Realistis” yang menghadirkan Ridwan Khalkhali, ST., alumni Arsitektur 1999. Ada pula Jundi Jundullah Afgani, S.Ars., M.Ars., alumni Arsitektur, saat ini aktif sebagai staf Pengajar Prodi Arsitektur FT UMJ memandu diskusi.

Dalam sesi diskusi, Ridwan Khalkhali menceritakan pengalaman selama menjalani praktik. Menurutnya, arsitek memiliki banyak peran. Oleh karenanya arsitek perlu memahami berbagai sudut pandang dari berbagai sisi dan pihak.

“Sudut pandang idealis ada pada saat di bangku kuliah. Masa ini adalah kesempatan mahasiswa untuk mengeksplorasi sebanyak mungkin pengetahuan dan keilmuan dari teori, dosen, diskusi, maupun kegiatan akademik lainnya,” ucap Ridwan.

Selain sudut pandang idealis, menurutnya, arsitek juga akan bertemu dengan sudut pandang kapitalis, sosial, dan akhirnya realistis. Sudut pandang tersebut akan muncul, setelah mahasiswa lulus dari bangku kuliah.

Sudut pandang realistis juga harus ada pada diri arsitek. Karya arsitek bukan karya sepihak saja. Karya realistis umumnya lebih praktis secara intuitif tanpa disadari entah diberi nilai atau tidak pada karya tersebut.

“Kurikulum arsitektur tetap perlu idealis. Di Kampus ada mahasiswa dan mahaguru maka pembelajarannya tetap perlu idealis. Sense of wisdom tetap harus ada di kampus, AI (artificial intelligence) belum sampai kesitu. Mendesain maupun cara berpikir ideal saat di bangku kuliah,” ucap Ridwan.

Editor: Dinar Meidiana