Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), menggelar Webinar Nasional dan Konferensi secara daring, Selasa (09/07/2024). Agenda ini menghadirkan Praktisi Pekerja Sosial Dr. M. Ifan, S.Sos., M.Sos. dan Dosen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UMJ Dr. Taufiqurokhman, A.Ks., S.Sos., M.Si.
Baca juga : Dosen FISIP UMJ Sosialisasi Konsep Reparasi Bagi Korban Terorisme
Dalam paparannya, Ifan menjelaskan materi berjudul “Strategi Pekerja Sosial: Mendorong dan Mengupayakan Kesehatan Mental pada Karakteristik Gen Z”. Ia memulai dengan landasan hukum kesehatan jiwa dalam UU Nomor 18 Tahun 2014 dan dilanjutkan tentang jenis-jenis gangguan mental.
Menurutnya, Gen Z mengalami gangguan mental salah satunya karena pengaruh sosial media, yaitu Instagram. “Pengguna Gen Z dapat disadarkan bahwa menghabiskan banyak waktu di Instagram dapat berdampak negatif secara keseluruhan, baik emosional, mental, dan spiritual,” kata Ifan.
Ifan juga menjabarkan strategi pekerja sosial untuk menanggulangi kesehatan mental, yakni dengan mengutamakan pendidikan dan kesadaran seputar kesehatan mental bagi Gen Z dan pendukungnya, seperti orang tua atau pengasuh yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan nyaman.
Gen Z juga harus memiliki akses terhadap sumber daya dan sistem dukungan yang dapat membantu mengatasi tantangan kesehatan mental dan mencari bantuan profesional bila diperlukan. Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong percakapan terbuka dan mengurangi stigma seputar kesehatan mental.
“Saya harap Muhammadiyah memberikan pelayanan profesional di setiap sekolah atau universitas agar dapat memastikan Gen Z diberdayakan, mendapatkan kesejahteraan dan bantuan yang diperlukan untuk berkembang,” pungkas Ifan.
Pada kesempatan yang sama, Taufiqurokhman membahas “Advokasi Pekerja Sosial: Strategi dalam Meningkatkan Kebijakan Kesehatan Mental pada Gen Z”. Menurutnya, kesehatan mental penting bagi Gen Z karena mereka menghadapi berbagai tekanan dan stres yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Beberapa tantangan yang dihadapi Gen Z yaitu tekanan akademik dan sosial, keterbukaan dan kesadaran, dampak media sosial dan keterlibatannya, serta kesadaran dan dukungan terhadap pengidap gangguan mental.
Taufiq menyampaikan bahwa peran pekerja sosial dalam mendukung kesehatan mental sangat penting dan multifungsi, misalnya meningkatkan kesadaran kesehatan mental, mengidentifikasi, serta mengatasi
masalah.
Selain itu, dapat juga mengembangkan jaringan dukungan, meningkatkan kemandirian, menghubungkan dengan layanan kesehatan, mengembangkan strategi coping mechanism, dan mengintegrasikan pendekatan interaksi.
Lebih lanjut, ia menjabarkan strategi advokasi yang efektif yaitu berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, bijak menggunakan sosial media, dan melakukan kampanye kesadaran publik. Kebijakan kesehatan mental ini dapat diimplementasikan dengan mengembangkan kebijakan proaktif dan melaksanakan program intervensi serta dukungannya.
Terakhir, Taufiq merekomendasikan kebijakan yang baik dilakukan untuk ke depan, yakni adanya pendanaan dan sumber daya yang memadai, hadirnya kebijakan proaktif dan pencegahannya, serta partisipasi dan masukan dari Gen Z.
Webinar ini digelar oleh Mahasiswa mata kuliah Advokasi Pekerjaan Sosial Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial dalam rangka memenuhi nilai ujian akhir semester, Mata Kuliah Advokasi Pekerjaan Sosial.
Editor: Dinar Meidiana