BEM FIK UMJ Adakan Seminar Kesehatan Ajak Masyarakat Cegah Stunting

Oleh :
Fazri Maulana
Ketua Harian (YAICI) Arif Hidayat, S.E., M.M, (tengah) Dosen spesiais anak FIK UMJ Dr. Nyimas Heny Purwaty, M.Kep., Ns., Sp. Kep.an (tengah kiri) bersama para peserta usai Seminar kesehatan pencegahan stuntingBEM FIK UMJ diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Rufaidah FIK UMJ, Jumat (12/7/2024). (Foto: Dok.Pribadi)
Ketua Harian (YAICI) Arif Hidayat, S.E., M.M, (tengah) Dosen spesiais anak FIK UMJ Dr. Nyimas Heny Purwaty, M.Kep., Ns., Sp. Kep.an (tengah kiri) bersama para peserta usai Seminar kesehatan pencegahan stunting BEM FIK UMJ diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Rufaidah FIK UMJ, Jumat (12/7/2024). (Foto: Dok.Pribadi)

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (BEM FIK UMJ) mengadakan seminar kesehatan membahas pencegahan stunting untuk mewujudkan Indonesia sehat dan berdaya saing. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid di Auditorium Rufaidah FIK UMJ, Jumat (12/7/2024).

Baca juga : Webinar Internasional FIK UMJ Bahas Perawatan Paliatif Bagi Pasien Kanker

Wakil Ketua BEM FIK UMJ Galih Danang Kusumo menyampaikan, seminar ini bertujuan mengajak masyarakat dari beragam profesi berkontribusi secara nyata untuk melakukan pencegahan dan mengurangi permasalahan stunting di Indonesia. Menurutnya, stunting bukan sekedar permasalahan persoalan kesehatan biasa, namun juga dapat berpengaruh terhadap berkurangnya kompetensi daya saing anak Indonesia.

“Kita semua harus berperan aktif saling dan saling berkolaborasi dari lintas sektor karena stunting dapat mempengaruhi kualitas masa depan anak muda Indonesia. Tentu ini sebagai upaya agar cita-cita kita bisa terwujud dan dapat bersaing di kancah Internasional,” ungkap Galih.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Dekan I FIK UMJ Dr. Yani Sofiani, M. Kep., Sp. KMB., mengatakan bahwa perawat memerlukan banyak kompetensi, salah satunya dalam pencegahan stunting. Pencegahan stunting memerlukan kontribusi dari semua pihak, untuk itu perawat harus memiliki kompetensi tersebut.

“Seminar ini akan menambah pengalaman dan pengetahuan kalian dalam menemukan strategi pencegahan tidak hanya dimulai dari remaja, namun sedari kecil,” ungkap Yani saat membuka kegiatan seminar ini.

Seminar kesehatan ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendikia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat, S.E., M.M, Dosen spesiais anak FIK UMJ Dr. Nyimas Heny Purwaty, M.Kep., Ns., Sp. Kep.an dan Ketua Departemen Pelayanan Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Dr. Sigit Mulyono, S.KP., M.N.

Arif Hidayat Ketua YAICI sebuah lembaga yang aktif melakukan edukasi pencegahan stunting dan gizi buruk. Ia mengatakan dari hasil penelitian ditemukan bahwa masih banyaknya orang tua belum mengerti gizi yang baik untuk keluarga dan anaknya.

Arif mencontohkan masyarakat lebih memilih produk susu ketimbang memberikan ASI. Masih banyak masyarakat beranggapan SKM memiliki gizi baik dan layak dikonsumsi setiap hari. Ia menegaskan bahwa 50% kandungannya merupakan gula, jika dikonsumsi berlebihan oleh anak akan menyebabkan masalah gizi yang berakibat menimbulkan stunting.  

Arif mengatakan dengan mencegah stunting, anak anak dapat mencapai perkembangan fisik, kognitif, dan sosial yang optimal sehingga berdampak pada peningkatan kualitas hidupnya di masa depan. Oleh karena itu, memastikan kebutuhan gizi yang baik bagi anak penting dilakukan.

“Maka dari itu kita dapat berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya literasi gizi untuk pencegahan stunting,” pungkasnya.

Dosen FIK UMJ Nyimas menegaskan bahwa stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, oleh karenanya penanganannya perlu dilakukan oleh multisektor. Peran perawat salah satunya berkaitan dengan edukasi mengenai tumbuh kembang anak.

Anak perlu dibekali zat gizi yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Anak yang terpenuhi nutrisinya akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas, maka dari itu asupan nutrisi harus diperhatikan sejak di dalam kandungan.

“Ini yang harus diperhatikan kita semua, stunting itu permasalahan jangka panjang agar tidak ada lagi anak-anak yang dilahirkan mengalami stunting,” ucapnya.

Sementara itu, DPP PPNI Sigit Mulyono mengatakan cakupan program penanganan pencegahan stunting belum menjangkau masyarakat sampai ke pelosok. Oleh karena itu, perlu peran perawat sebagai community ners dengan penerapan konsep perawat Comunnity Health Nursing (CHN) berbasis pada keluarga di wilayah baik tingkat desa atau kelurahan.

Sigit menjelaskan upaya tersebut telah dimasukan ke dalam rencana strategi Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Upaya itu dengan melibatkan puskesmas sebagai bagian dalam pencegahan dan edukasi untuk mengatasi permasalahan stunting.

“Upaya promotif dan preventif perlu kita lakukan dalam pencegahan stunting di masyarakat,” tutup Sigit.

Editor : Dinar Meidiana