Rohimi Zam Zam: Aisyiyah Harus Jadi Kekuatan Perekat Sosial

Oleh :
Dian Fauzalia
rohimi zam zam

Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta merupakan tema peringatan Milad Aisyiyah tahun ini. Sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah yang telah berdiri selama 107 tahun, hadir di tengah situasi budaya yang membatasi peran-peran perempuan hanya pada ranah domestik.

Baca juga : PP Aisyiyah Gelar Diklat Paralegal Bersama BPHN RI dan FH UMJ

K.H Ahmad Dahlan bersama para sahabatnya serta istrinya Nyai Siti Walidah, kemudian memberikan kesempatan pendidikan serta akses bagi para perempuan Kauman, Yogyakarta untuk berkiprah di publik.

Dalam memperingati milad Aisyiyah ke 107 tahun tersebut, Ketua Aisyiyah sekaligus dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP UMJ) Dr. Rohimi Zam Zam, S.Psi, S.H., M.Pd, secara khusus membahas konsisten misi dakwah di tengah tantangan perubahan zaman dan kiprah Aisyiyah masa mendatang.

Rohimi mengatakan perkembangan zaman yang harus dilewati sebagai sebuah proses menapakkan langkah nyata dalam pemajuan. Pemberdayaan dan penguatan potensi kaum perempuan tidak terlepas dari peran Aisyiyah yang kini berusia 107 tahun.

Sebagai organisasi dakwah, Aisyiyah dituntut untuk memperluas komunitas terutama tingkat jamaah. Hal itu karena masyarakat Indonesia beragam agama, suku bangsa, golongan atau kelompok, kedaerahan, dan latar belakang sosial-budaya.

Oleh karenanya diperlukan ta’awun atau kebersamaan untuk saling membantu, saling menolong, saling mengingatkan, dan kerja sama dalam perbedaan untuk meraih kemajuan hidup bersama. “Melalui dakwah, Aisyiyah harus menjadi kekuatan perekat sosial yang membawa misi Islam rahmatan lil’alamin,” tegas Rohimi.

Kehadiran Aisyiyah membawa dakwah yang melintas-batas. Maksud Rohimi, penyebarluasan dakwah Aisyiyah untuk membangun peradaban di tengan keragaman sosial masyarakat. Dakwah itu kemudian dapat membawa masyarakat menuju kehidupan lebih baik, kedamaian, kebaikan, toleransi, kebersamaan, keunggulan, dan nilai-nilai luhur kehidupan.

Lebih lanjut, Rohimi yakin sebagai organisasi perempuan terbesar di dunia, Aisyiyah memiliki kemampuan adaptasi sehingga dapat berperan dalam mengiri semua ruang dengan kontribusi nyata dan konsisten bagi perempuan dan anak.

Menurutnya, kiprah Aisyiyah masa mendatang memerlukan penguatan dan pengembangan dalam menciptakan Amal Usaha Aisyiyah (AUA). Kemandirian Aisyiyah dalam aspek pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan sosial terlihat semakin jelas.

Hal ini menjadi proses untuk terus bergerak secara dinamis mencapai tujuan Aisyiyah dan Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki pandangan maju. Aisyiyah terus melangkah karena evaluasi yang sudah dilakukan pada Muktamar tentu memberikan arah untuk pelaksanaan program kerja masa mendatang.

Sebagaimana yang diharapkan oleh Ketua Umum Aisyiyah 2010-2022 Dra. Hj. Siti Noordjannah Djohantini, M.M., M.Si., agar Aisyiyah semakin maju memimpin pergerakan perempuan muslim terbesar dan berpengaruh baik nasional maupun internasional. Aisyiyah juga diharapkan dapat berkontribusi yang besar dan nyata bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan yang universal.

Editor : Dinar Meidiana