Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIP UMJ) menggelar kuliah umum membahas kejahatan siber yang mengusung tema Cyber Threat Intelligence di Aula FIP UMJ, Jumat (17/5/2024).
Baca juga : HIMAPOR FIP UMJ Gelar Seminar IPTEK Olahraga
Kuliah umum ini menghadirkan tiga pakar dari Universitas Utara Malaysia (UUM) yaitu Director of Institute for Advanced and Smart Digital Opportunities (IASDO) School of Computing College of Arts and Science Assoc. Prof. Ts. Dr. Mohamad Fadli Zokipli, Director IASDO Dr. Hapini Awang., dan Deputy IASDO Gs. Dr. Nur Suhaili Mansor.
Dekan FIP UMJ Prof. Dr. Iswan, M.Si., menyambut baik kegiatan tersebut dan memperkenalkan FIP UMJ. Iswan berharap kuliah umum dapat bermanfaat dan memberikan pencerahan keilmuan di kalangan mahasiswa ataupun dosen UMJ yang berpartisipasi.
Assoc. Prof. Ts. Dr. Mohamad Fadli Zokipli mengungkapkan bahwa perkembangan teknologi di kawasan Asia Tenggara sangat pesat. Kecepatan ini memunculkan bentuk ancaman baru yaitu cyber crime. Ia menjelaskan peningkatan ini seiring terjadi perubahan kebiasaan baru pada pandemi Covid-19 banyak berinteraksi menggunakan internet.
Berdasarkan data dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA) menunjukkan bahwa 92% orang terdampak cyberattack dan 87% lainnya terkena resiko keamanan data. Namun, hanya 51% orang yang peduli pada persoalan ini.
“Sebagai pengguna internet kita harus memahami apa yang perlu dilakukan untuk menghindari serangan kejahatan siber,” ungkap Fadli.
Fadli yang memiliki fokus kajian Cyber Intelligence menyoroti masih banyak perilaku masyarakat yang dengan mudah membagikan informasi data pribadi. Keadaan itu terjadi akibat tidak memiliki pemahaman tentang kejahatan siber.
“Kita dengan mudah bisa mengetahui hal itu, ketika mengakses nama kita kemudian muncul data pribadi. Secara sederhana itu sudah beresiko,” tutur Fadli.
Cyber security yang menjadi upaya untuk menghindari kejahatan siber tidak semuanya mengatasi masalah. Hal itu perlu dilakukan dengan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap risiko kejahatan siber.
Sementara itu, Dr. Hapini Awang, menegaskan upaya tersebut bisa dilakukan melalui bidang pendidikan. Menurutnya, pemahaman mengenai kejahatan siber itu bisa dilakukan sedini mungkin. “Semua orang sudah menggunakan internet. Sebagai lulusan yang akan berorientasi pada bidang pendidikan, tentu kita bisa ikut terlibat dalam peningkatan kapasitas itu,” kata Hapini.
Terakhir, Gs. Dr. Nur Suhaili Mansor yang memiliki fokus kajian geospasial memberikan informasi berkaitan dengan lokasi di permukaan bumi. Ia memberikan gambaran real time penyerangan kejahatan siber yang terjadi diberbagai belahan dunia.
Kuliah umum ini digelar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan dosen dalam menghadapi tantangan dari perkembangan teknologi yang pesat salah satunya yaitu cybercrime. Turut hadir pula Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dosen dan mahasiswa di lingkungan FIP UMJ.
Editor : Dinar MEidiana