Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir UMJ Gelar Seminar Literasi Ekonomi Syariah Masyarakat Pesisir Perbatasan

Oleh :
Nadiva Rahma
Ketua PSPP UMJ, Dr. Endang Rudiatin, M.Si (tengah), Dekan FISIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. Semiarto Aji., M.Si (kedua dari kiri), Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Dr. Doddy Irawan, S.T.,M.Eng., (kedua dari kanan), Dr. M. Nurul Yamin, Drs., M.Si (kanan) dan Dr. Muhamad Sofian Hadi, S.S, M.Pd., seusai kegiatan diseminasi hasil riset pesisir perbatasan dan launching konsorium studi perbatasan dan kelautan di Auditorium FIP UMJ, Rabu (27/09/2023).
Ketua PSPP UMJ, Dr. Endang Rudiatin, M.Si (tengah), Dekan FISIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. Semiarto Aji., M.Si (kedua dari kiri), Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Dr. Doddy Irawan, S.T.,M.Eng., (kedua dari kanan), Dr. M. Nurul Yamin, Drs., M.Si (kanan) dan Dr. Muhamad Sofian Hadi, S.S, M.Pd., (kiri) seusai kegiatan diseminasi hasil riset pesisir perbatasan dan launching konsorium studi perbatasan dan kelautan di Auditorium FIP UMJ, Rabu (27/09/2023). (Foto : KSU/Alvin Lazuardy)

Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir Universitas Muhammadiyah Jakarta (PSPP UMJ) menggelar seminar literasi ekonomi syariah dan kebijakan pemberdayaan masyarakat desa di kawasan perbatasan. Seminar ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka diseminasi hasil riset pesisir perbatasan dan launching konsorium studi perbatasan dan kelautan yang digelar secara hybrid pada  Rabu, (27/09/2023) di Auditorium FIP UMJ.

Baca juga : PSPP UMJ dan DEKS BI Lakukan Survei di Pesisir Kalimantan Barat

Mengangkat tema Memotret Ekonomi Syariah dari Pesisir Perbatasan, seminar ini bertujuan untuk mempertemukan para insani akademisi, praktisi, dan pengamat yang memiliki konsen dengan masalah-masalah masyarakat perbatasan dan pesisir yang hampir sekitar diatas 50% masih kurang tingkat kesejahteraannya, untuk berdiskusi mengenai studi kebijakan dari multidisipliner dalam perspektif sosial budaya masyarakat setempat.

Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Prof. Dr. Ma’mun Murod, M.Si., menyambut baik terselenggaranya seminar ini. Ma’mun juga mengatakan ini merupakan langkah maju, terlebih yang menjadi fokus dari potret ini adalah daerah pesisir dan perbatasan.

“Perkembangan metode penelitian sosial budaya saat ini sudah sangat pesat didukung oleh teknologi informasi yang sekarang sudah mampu untuk memotret kehidupan ekonomi sampai di daerah pelosok sekalipun. Diskusi ini mencoba membahas bagaimana ekonomi syariah mampu berinteraksi dengan ekonomi masyarakat setempat. Saya berharap diskusi ini menjadi diskusi metodologi dalam melihat realitas di lapangan dan menambah khasanah keilmuan dan informasi,” ungkap Ma’mun.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyatakan bahwa program penelitian ini menjadi sangat penting dan strategis. “Tidak hanya dalam konteks bagaimana UMJ memiliki peranan dalam pengembangan penelitian dan kajian ilmiah bagi masyarakat pesisir dan kelautan, tetapi juga bagaimana program peneliti dapat menjadi masukan, bahkan menjadi bagian model pemberdayaan masyarakat khususnya di perbatasan dan kelautan,” tutur Mu’ti.

Lebih lanjut Mu’ti mengatakan agar pembahasan ekonomi syariah tidak dimaknai sebagai islamisasi, tetapi bagaimana menjadi bagian upaya bersama yang melibatkan kesejhateraan masyarakat.

Dilanjutkan oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia yang diwakili oleh Mischa Nugraha Ramadhan, selaku narasumber pertama memaparkan tentang literasi ekonomi syariah pada masyarakat perbatasan dan pesisir. Bank Indonesia bekerja sama dengan PSPP UMJ memiliki program pemberdayaan masyarakat melalui Desa Berdikari menerapkan model-model pemberdayaan berbasis potensi desa.

Model pemberdayaan masyarakat di desa-desa pesisir perbatasan yang direkomendasikan PSPP beririsan dengan kebijakan pemerintah tentang brand ekonomi syariah, di mana masyarakat pesisir di desa Kalimantan Barat dan Kalimantan Utara penduduknya dominan muslim dan telah mulai memiliki kesadaran untuk melaksanakan Zakat dari hasil usahanya sebagai petani maupun nelayan.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FISIP Universitas Indonesia, Prof. Dr. Semiarto Aji sebagai narasumber kedua, membahas tentang kebijakan dalam perspektif antropologi dan riset etnografi yang dilakukan di perbatasan dan pesisir, kebudayaan, dan komunitas pesisir. “Komunitas masyarakat akan semakin kuat jika struktur sosialnya kuat. Jadi, yang kita intervensi pertama bukan mata pencaharian atau ekonominya, melainkan struktur sosialnya,” ujar Semiarto.

“Kami berharap ini akan menjadi diskusi yang berkelanjutan, karena untuk melihat atau memotret kehidupan masyarakat di perbatasan dan pesisir membutuhkan satu konsep yang multidisiplinnya untuk melakukan pemberdayaan,” imbuh Ketua PSPP UMJ, Dr. Endang Rudiatin, M.Si, menyampaikan harapannya.

Seminar diakhiri dengan Launching Konsorsium Studi Perbatasan dan Kelautan secara resmi yang diwakili oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Dr. Doddy Irawan, S.T.,M.Eng, dan dilanjutkan dengan diseminasi hasil riset pesisir perbatasan yang telah dilakukan oleh Peneliti PSPP UMJ, Gema Fitriyanto ST.,MT., Anne Mumtaza Putri, S.PI., dan Dr. M. Nurul Yamin, Drs., M.Si. Seminar turut dihadiri oleh para peneliti, pengamat, praktisi serta mahasiswa di lingkungan UMJ. (NV/MT)

Editor : Dian Fauzalia