Septa Candra: Muhammadiyah Gerakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Oleh :
Kholifatul Husna
Septa dalam tausiyahnya menyampaikan Amar Ma'ruf
Warek IV Dr. Septa Candra, SH., MH. saat menyampaikan tausiyah Kajian Ramadhan bertempat di Gedung Auditorium FIP UMJ (10/04/2023)

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dengan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, hal tersebut disampaikan Wakil Rektor IV Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Dr. Septa Candra, SH., MH. Pada Kajian Ramadan Sivitas Akademika Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) bertempat di Gedung Auditorium FIP UMJ, Senin (10/04/23).

Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah (MKCH) merupakan rumusan ideologi yang menggambarkan tentang hakikat Muhammadiyah, faham agama dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. MKCH diputuskan sebagai ijtihad di bidang ideologi yang kemudian disahkan pada Muktamar ke 28 tahun 1969 di Ponorogo.

Baca juga : PP Muhammadiyah Gelar Pengkajian Ramadan 1444 H

Septa dalam tausiyahnya menyampaikan MKCH mengandung beberapa pokok persoalan yang bersifat ideologis, yaitu Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, berakidah Islam, bersumber Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat adil makmur dan diridhai Allah SWT.

“Persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara, yaitu Muhammadiyah mengajak seluruh masyarakat untuk berusaha bersama-sama untuk menjadikan suatu negara yang adil, makmur, dan di ridhai oleh Allah SWT,” ungkap Septa.

Pada kesempatannya, Septa mengupas terkait Muhammadiyah dalam bekerja untuk terlaksananya ajaran Islam yang meliputi beberapa bidang seperti Aqidah, Akhlaq, Ibadah, dan Muamalat Duniawiyah.

Penjelasan terkait Aqidah, Akhlaq, Ibadah, dan Muamalat Duniawiyah disampaikan Septa. Pertama, aqidah merupakan suatu istilah untuk menyatakan “kepercayaan” atau keimanan yang teguh serta kekuatan iman yang harus dimiliki oleh umat muslim dan bersih dari kemusyrikan, bid’ah dan khurafat tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

“Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih, dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam,” jelas Septa.

Kemudian yang kedua, akhlak dalam hal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia karena merupakan sebuah sistem yang mengatur tindakan dan pola sikap dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan sebagai sumber ijtihad yang menghubungkan antara Allah SWT, manusia dan alam semesta.

Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT dengan menjalani segala perintah-NYA, larangan-NYA, dan mengamalkan segala hal atas izin Allah SWT. Baik dalam bentuk dan sifatnya, menjaga ucapan, perbuatan, serta menahan diri merupakan bagian dari ibadah. Sementara dalam hukum pelaksanaannya terdapat dua jenis ibadah, yakni ibadah muamalah dan ibadah mahdhah.

Ideologi MKCH terakhir yakni, Muamalah Duniawiyah adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup antar sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan yang termasuk kedalam kegiatan muamalah diantaranya jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.

Seperti dalam Hadist yang diriwayatkan Ibnu Umar radiallahu ‘anhu berbunyi sebagai berikut: 

اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا

Artinya: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok pagi.

Sebagian orang memahaminya sebagai perintah supaya dalam bekerja untuk mencari dunia kita hendaknya melakukannya sebaik dan sekeras mungkin supaya mendapatkan hasil sebanyak-banyaknya sehingga mencukupi seluruh kebutuhan karena akan hidup selamanya. 

Wakil Dekan III FIP UMJ Azmi Al Bahij, M.Si. menyampaikan diselenggarakannya Kajian Ramadan ini bertujuan untuk memperkuat profesionalisme sivitas akademika FIP UMJ menuju unggul dalam mengimplementasikan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

“Tujuannya jelas ya sesuai dengan tema yang kami angkat untuk meningkatkan profesionalisme sivitas akademika FIP UMJ baik tendik, dosen, hingga guru labschool. Sesuai dengan Catur Dharma PTMA dimana point utamanya adalah Al Islam Kemuhammadiyahan yang harus terus di internalisasikan kembali dalam kalangan sivitas akademika FIP UMJ khususnya,” tutup Azmi.

Kajian Ramadan yang dilaksanakan selama dua hari Senin-Selasa, 10-11 April 2023 ini mengusung tema Profesionalisme Sivitas Akademika menuju FIP UMJ Berkeunggulan dengan menghadirkan beberapa narasumber seperti sekretaris BPH UMJ Prof. Agus Suradika, Direktur SPs UMJ, Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, M.Ag., Koordinator PPG Prof. Dr. Herwina Bahar, M.A. Kaprodi MPI UMJ, Dr. Saiful Bahri, L.C., M.A. dan dosen FIP UMJ Dr. Farihen, M.Ag. (KH/KSU)

Editor : Budiman